JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan informasi terbaru mengenai prakiraan cuaca di Kota Serui untuk hari Senin, 17 Februari 2025. Masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai kondisi cuaca yang mungkin terjadi sepanjang hari. Berikut adalah rincian prakiraan cuaca untuk berbagai waktu di hari tersebut.
Dini Hari (Pukul 00.00 - 03.00 WIT)
Pada dini hari, cuaca di Kota Serui diprediksi akan mengalami hujan ringan hingga cerah berawan. Suhu udara pada rentang waktu ini diperkirakan mencapai 24 derajat Celcius, sementara kelembapan relatif tinggi yaitu berkisar antara 93-92%. Angin akan bergerak dengan kecepatan ringan, sekitar 1-8 km/jam.
Pagi Hari (Pukul 06.00 - 09.00 WIT)
Memasuki pagi hari, langit Kota Serui akan berubah menjadi cerah berawan. Suhu udara diperkirakan meningkat dan berada dalam kisaran 24-27 derajat Celcius. Kelembapan udara akan mengalami penurunan, berkisar antara 92-82%. Kondisi angin tetap tenang dengan kecepatan 3-4 km/jam, seiring dengan bertambah terangnya langit.
Siang Hari (Pukul 12.00 - 15.00 WIT)
Cuaca cerah berawan berlanjut hingga siang hari, dengan suhu udara mencapai puncaknya sekitar 28 derajat Celcius. Kelembapan udara sedikit berkurang namun tetap terasa lembap, berada dalam kisaran 78-76%. Angin akan berhembus dengan kecepatan yang sedikit menurun, yakni 7-5 km/jam.
Sore Hari (Pukul 18.00 - 21.00 WIT)
Pada sore hari, cuaca cerah berawan masih akan mendominasi Kota Serui. Suhu udara diperkirakan akan menurun lagi menjadi sekitar 26 derajat Celcius. Kelembapan udara meningkat kembali, dalam rentang 85-90%, menandakan udara yang lebih lembap. Angin akan bertiup dengan kecepatan sekitar 2-5 km/jam.
Imbauan BMKG Untuk Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG secara khusus memberikan perhatian kepada kondisi cuaca pada dini hari yang berpotensi menimbulkan hujan ringan. Masyarakat diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan dengan risiko lebih tinggi terhadap bencana tersebut.
"Kami menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan memonitor informasi terbaru mengenai perkembangan cuaca. Hujan ringan pada dini hari bisa memburuk sewaktu-waktu, terlebih di daerah dengan topografi yang rawan longsor atau banjir," ungkap seorang narasumber dari BMKG Kepulauan Yapen.
Pentingnya Mengakses Informasi Cuaca Terpercaya
Dalam era informasi yang terus berkembang, memiliki akses terhadap data cuaca yang akurat menjadi vital. BMKG sebagai otoritas terpercaya di Indonesia dalam hal cuaca, iklim, dan geofisika, terus berupaya untuk memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat kepada masyarakat.
Menggunakan berbagai teknologi dan peralatan canggih, BMKG memastikan setiap prakiraan yang dikeluarkan sejalan dengan kondisi atmosfer terkini. Selain itu, masyarakat disarankan untuk memanfaatkan aplikasi cuaca atau media sosial resmi BMKG sebagai sumber informasi terpercaya untuk memperoleh update terkini mengenai kondisi cuaca.
Kesadaran dan Persiapan, Kunci Menghadapi Cuaca Ekstrem
Tidak dapat dipungkiri, perubahan iklim global telah mempengaruhi pola cuaca yang memberikan tantangan tersendiri di berbagai daerah, termasuk di Kota Serui. Masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran akan pentingnya persiapan menghadapi cuaca ekstrem.
Dari kesiapan fasilitas hingga pengetahuan akan jalur evakuasi, kesemuanya memegang peranan penting dalam mitigasi risiko bencana. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi mengenai tindakan preventif perlu terus digalakkan.
Penutup
Kota Serui pada Senin, 17 Februari 2025, diprediksi akan mengalami variasi cuaca yang beragam, mulai dari hujan ringan hingga kondisi cerah berawan. Dalam beberapa waktu ke depan, cuaca diperkirakan cukup menantang dengan adanya ancaman hujan ringan pada dini hari. Oleh karena itu, BMKG menyerukan kepada semua warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan memprioritaskan keselamatan dalam setiap aktivitas. Pastikan selalu mengikuti informasi cuaca terkini dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, guna mengurangi risiko yang mungkin terjadi akibat ketidaksiapan menghadapi perubahan cuaca.