Industri Otomotif Terguncang: CEO Ford Anggap Tarif Trump Ancam Perekonomian

Rabu, 12 Februari 2025 | 21:10:13 WIB
Industri Otomotif Terguncang: CEO Ford Anggap Tarif Trump Ancam Perekonomian

JAKARTA - Dalam perkembangan yang memicu kekhawatiran di industri otomotif, CEO Ford, Jim Farley, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan tarif perdagangan yang diajukan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. Dia menyatakan bahwa tarif perdagangan tersebut dapat menjadi pukulan berat bagi industri otomotif Amerika, khususnya dalam hubungan dagang dengan Meksiko dan Kanada. Pernyataan ini disampaikan pada konferensi yang diselenggarakan oleh Wolfe Research di New York di hadapan para pemimpin industri dan analis keuangan.

Dampak Tarif Terhadap Ford dan Industri Otomotif

Pada 1 Februari, Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif sebesar 25% terhadap produk impor dari Meksiko dan Kanada. Meskipun penerapan tersebut ditunda selama sebulan untuk negosiasi kontrol perbatasan yang lebih ketat antara ketiga negara, kekhawatiran terhadap dampaknya tetap membayangi. Farley menyatakan, "Sejauh ini, yang kami lihat adalah banyak biaya dan banyak kekacauan," menyoroti efek negatif langsung dari kebijakan tersebut.

Dalam pandangan Farley, penerapan tarif sebesar 25% di perbatasan Meksiko dan Kanada dapat menyebabkan "lubang besar di industri AS yang belum pernah kita lihat sebelumnya." Potensi ini mengancam stabilitas ekonomi dan kestabilan operasional perusahaan-perusahaan otomotif yang bergantung pada rantai pasok lintas batas. Farley menambahkan, "Dan terus terang memberikan kebebasan bagi perusahaan Korea Selatan dan Jepang dan Eropa yang membawa 1,5 juta hingga 2 juta kendaraan ke AS yang tidak akan tunduk pada tarif Meksiko dan Kanada."

Reaksi dari Industri Otomotif Lainnya

Tidak hanya Ford yang menyuarakan kekhawatiran, tetapi juga pemain utama lainnya di industri otomotif seperti General Motors dan Toyota. Ford bersama pembuat mobil ini sebelumnya telah menyumbangkan dana masing-masing sebesar $1 juta untuk dana perdana Trump, dengan harapan bahwa dukungan politik dapat membawa keuntungan bagi industri. Namun, langkah kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang masa depan perdagangan internasional dan implikasinya bagi rantai pasokan global.

Implikasi Bagi Konsumen dan Pasar

Satu hal yang tak dapat disangkal adalah bahwa kebijakan tarif ini berpotensi menaikkan harga kendaraan bagi konsumen di Amerika Serikat. Selama panggilan pendapatan pada 5 Februari, Farley menegaskan bahwa ada "dampak besar" yang akan memukul industri otomotif, terutama pada harga jual kendaraan. "Yang tidak masuk akal bagi saya adalah mengapa kita melakukan percakapan ini sementara Hyundai Kia mengimpor 600.000 unit ke AS tanpa tarif tambahan, dan mengapa Toyota dapat mengimpor 0,5 juta kendaraan di AS tanpa tarif tambahan," ucap Farley dengan tegas.

Kritikan ini menyoroti ketidakadilan yang dirasakan oleh perusahaan Amerika, yang harus bersaing dengan merek global yang tidak terpengaruh tarif tersebut. Menurut Farley, kebijakan perdagangan yang efektif harus lebih komprehensif dan mempertimbangkan seluruh aspek industri untuk mencegah keuntungan sepihak bagi pesaing impor. "Kita tidak bisa hanya memilih ceri satu tempat atau yang lain karena ini adalah bonanza untuk pesaing impor kita," tambah Farley.

Tarif Baja dan Aluminium: Beban Tambahan

Selain tarif pada kendaraan, Trump juga mengumumkan tarif 25% untuk semua impor baja dan aluminium. AS, yang merupakan importir baja terbesar dunia, mendapatkan sebagian besar pasokannya dari Kanada, Meksiko, dan Brasil. Kebijakan ini semakin menambah beban biaya bagi industri otomotif yang sudah harus berhadapan dengan ketidakpastian tarif antar negara.

Bagi Ford, yang sudah memastikan bahwa kendaraannya dan komponen kendaraan mematuhi Perjanjian AS-Meksiko-Kanada, tarif semacam ini dapat menjadi "sangat menghancurkan," terang Farley. Dampaknya bukan hanya dirasakan oleh perusahaan, tetapi juga oleh ribuan pekerja yang terkait dengan industri ini.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB