Sosialisasi Perundang-Undangan Penanggulangan Bencana di Yogyakarta: BMKG Tekankan Peringatan Dini

Rabu, 12 Februari 2025 | 20:45:23 WIB
Sosialisasi Perundang-Undangan Penanggulangan Bencana di Yogyakarta: BMKG Tekankan Peringatan Dini

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Geofisika Sleman menegaskan kembali komitmennya dalam peringatan dini bencana pada acara sosialisasi Perundang-Undangan Penanggulangan Bencana yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berlangsung di Wisma Sargede, Yogyakarta, acara ini dihadiri oleh anggota Kampung Tanggap Bencana (KTB) dari Kalurahan Pilahan, Kota Gede. Tujuan utama acara ini ialah memperbesar wawasan para peserta mengenai regulasi dan langkah-langkah penanganan bencana yang efektif.

Kepala Stasiun Geofisika Sleman, Ardhianto Septiadhi, mengemukakan pentingnya peran BMKG dalam memberikan informasi serta peringatan dini terkait bencana alam yang mencakup gempa bumi, tsunami, cuaca, dan iklim ekstrem. “Kami di BMKG memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan peringatan dini yang tepat waktu dan akurat kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana. Hal ini sejalan dengan tugas yang diamanatkan dalam UU No. 31 Tahun 2009 untuk memastikan setiap informasi bencana sampai ke tangan yang tepat,” kata Ardhianto dalam segmen penyampaian materi.

Ardhianto menegaskan bahwa kesinergian antara lembaga seperti BMKG, BPBD, dan masyarakat adalah kunci dalam menghadapi bencana. Kemampuan memberikan informasi akurat terkait gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrem akan membantu masyarakat menjadi lebih siap dan waspada. "Dengan adanya peringatan dini, diharapkan masyarakat bisa mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut," tambahnya.

Selain dari BMKG, sosialisasi ini juga menampilkan pandangan dari Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, yang menyatakan dukungan dari pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana sangatlah penting. "Kami berharap kegiatan ini dapat menguatkan koordinasi dan memperluas pengetahuan para anggota KTB di Kalurahan Pilahan, sehingga mereka dapat lebih aktif dalam membantu masyarakat untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana," ujar Eko, memberikan perspektifnya mengenai pentingnya dukungan regulasi dan kelembagaan.

Dalam suasana yang interaktif, para peserta sosialisasi yang merupakan anggota KTB, memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkaya pengetahuan mereka. Melalui diskusi dan simulasi, peserta tidak hanya mendapatkan wawasan mengenai regulasi tetapi juga keterampilan praktik dalam merespons situasi darurat bencana.

Acara ini menandai salah satu langkah penting dalam pendidikan dan kesiapsiagaan bencana di tingkat komunitas. Dengan pengetahuan yang lebih mendalam, para anggota KTB diharapkan dapat berfungsi sebagai agen perubahan di masyarakat. Mereka didorong untuk menyebarkan pengetahuan dan keterampilan yang baru diperoleh kepada penduduk sekitar, guna membangun komunitas yang lebih tangguh dan siap menghadapi potensi bencana.

Gugus Tugas BPBD DIY, bersama dengan BMKG, merancang acara ini agar tidak hanya menjadi forum pengajaran tetapi juga membangun jaringan kolaboratif yang solid. Peningkatan kapasitas komunitas dalam merespons bencana diharapkan dapat menurunkan potensi kerugian dan dampak negatif yang timbul dari bencana.

Anatomi bencana yang kompleks memerlukan pendekatan yang komprehensif dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi mitigasi. BPBD DIY berkomitmen memfasilitasi lebih banyak sosialisasi dan pelatihan kepada komunitas. Hal ini bertujuan untuk menguatkan sistem peringatan dini dan respon cepat yang efisien.

Melalui acara ini, BMKG dan BPBD DIY menggarisbawahi pentingnya kesadaran masyarakat dalam menanggulangi potensi bencana serta pentingnya ketenangan dan organisasi saat bencana tiba. Perpaduan antara sosialisasi regulasi dan pembekalan keterampilan praktis diharapkan menjadikan masyarakat lebih siap dan tegar menghadapi bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Acara sosialisasi yang dilakukan ini tentunya diharapkan akan memperkuat kapasitas lokal dan memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat, terutama yang berada di kawasan rawan bencana. Upaya ini berangkat dari keinginan kuat untuk membangun komunitas yang tidak hanya sadar akan risiko bencana tetapi juga mampu menghadapinya dengan tindakan yang terkoordinasi dan efektif.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB