Gencarnya perkembangan teknologi membawa dampaknya tersendiri bagi masyarakat, termasuk dalam hal kejahatan siber seperti judi online dan pinjaman online ilegal. Tingginya kasus semacam ini di Indonesia menjadi perhatian serius, terutama bagi kalangan pemuda yang rentan terhadap godaan kemudahan teknologi tersebut. Dalam rangka meningkatkan kesadaran mengenai bahaya ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro (UNDIP) menggelar penyuluhan dengan tajuk "Bahaya Judi Online dan Pinjaman Online" yang menyasar remaja Karang Taruna RW 03, Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Surakarta.
Menghadapi era digital yang terus berkembang, penyuluhan ini berfokus pada komunikasi dua arah, memberikan kesempatan bagi peserta untuk aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman. Kesadaran mengenai bahaya finansial, sosial, dan hukum judi online serta pinjaman online ilegal sengaja dibahas mendalam. "Judi online dapat menimbulkan kecanduan serupa narkoba, merusak kondisi psikologis dan finansial penggunanya. Begitu pula dengan pinjaman online ilegal, yang kerap menjebak masyarakat dengan bunga tinggi dan cara penagihan yang tidak manusiawi," jelas pemateri dari mahasiswa KKN.
Yang menarik, salah seorang remaja peserta penyuluhan menanyakan alasan fokus utama diskusi pada dua topik tersebut. Menanggapi hal ini, mahasiswa KKN menjelaskan, "Kedua fenomena ini semakin marak dan berisiko tinggi. Remaja seringkali menjadi target utama karena kurangnya pemahaman dan kontrol finansial. Ini mengapa kami memprioritaskan untuk mengedukasi mereka," ungkapnya.
Judi online telah menjadi operasi global yang sering dijalankan oleh sindikat internasional. Para pelaku menggunakan teknologi canggih untuk menyamarkan aktivitas ilegal mereka, termasuk mencuci uang dan mendanai kejahatan lainnya. Pinjaman online ilegal pun tak jauh berbeda, memiliki jaringan lintas negara yang mengeksploitasi kelemahan finansial korban mereka. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya membahayakan individu, namun secara lebih luas turut mengancam stabilitas ekonomi dan keamanan negara.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, tetapi juga membina kepedulian antar komunitas. Para remaja Karang Taruna yang hadir turut ambil bagian dalam berbagi pengalaman realita di lapangan. Satu cerita yang kerap mereka temui adalah pola "gali lubang tutup lubang", yakni terperangkap dalam utang yang tiada habisnya karena selalu mencari pinjaman baru demi menutupi pinjaman lama yang sudah jatuh tempo.
Kesadaran atas bahaya nyata dari judi online dan pinjaman online ilegal adalah harapan utama dari program edukasi ini. Mahasiswa UNDIP berharap, setelah mendapatkan ilmu baru, para peserta penyuluhan dapat menyebarkan informasi ini kepada teman sebaya dan keluarga mereka, sebagai upaya pencegahan lebih lanjut di kalangan yang lebih luas.
"Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau penegak hukum, tetapi kita semua, termasuk pemuda, harus turut berperan aktif dalam menanggulangi ancaman ini," pesan penutup dari penyuluhan yang membawa harapan besar ini.
Dengan penyuluhan seperti ini, semakin banyak masyarakat yang dapat membentengi diri dari ancaman kejahatan siber yang terus berevolusi. Kedepannya, kegiatan edukasi serupa diharapkan dapat dilaksanakan lebih luas lagi di berbagai daerah demi membangun ketahanan literasi digital masyarakat.
Untuk informasi lebih luas tentang kegiatan serupa dan tips pengelolaan keuangan yang aman di era digital, ikuti terus platform edukasi komunitas dan beragam acara serunya di @kompasianacom di Instagram dan @kompasiana di TikTok. Selain itu, dapatkan berita dan cerita inspiratif lainnya langsung dari gawai Anda dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana.
Kreator: Osa Alvin Januarsa
Artikel ini sebelumnya diterbitkan di Kompasiana.com dengan judul "Mahasiswa KKN UNDIP Tegaskan Bahaya Judi dan Pinjaman Online Kepada Karang Taruna Kelurahan Tegalharjo".