JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berisiko terkoreksi lebih jauh dalam perdagangan hari ini. Pada penutupan perdagangan kemarin,IHSG mencatat penurunan signifikan sebesar 2,12% atau 148,69 poin dan mencapai level 6.875,54. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berfluktuasi dengan menyentuh level terendahnya di 6.830,11 dan tertinggi di 7.033,62. Kinerja ini menandakan kekhawatiran yang berlanjut di pasar saham domestik.
Perkembangan IHSG dan Sentimen Pasar
IHSG tercatat melemah dengan 444 saham mengalami penurunan, sementara hanya 188 saham yang mencatat peningkatan dan 323 saham stagnan. Kapitalisasi pasar (market cap) tercatat mencapai Rp12.052 triliun. Saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalami koreksi masing-masing 7,69% dan 6,09%. Koreksi juga dialami oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) sebesar 4,67%, serta PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) masing-masing sebesar 4,35% dan 4,11%.
Prediksi dan Rekomendasi dari Analis
Tim Analis MNC Sekuritas memperingatkan bahwa dengan tertembusnya area support di 6.931, IHSG masih rentan untuk melanjutkan koreksi lebih dalam ke area 6.742-6.835. "Namun demikian, terdapat peluang penguatan dalam jangka pendek untuk menguji 6.883-6.896," tulis laporan riset MNC Sekuritas, Jumat (7/2/2025). MNC Sekuritas juga memperkirakan IHSG bergerak di rentang support 6.843, 6.791, dan resistance di 7.029, 7.121. Analis menyarankan investor untuk mempertimbangkan strategi buy on weakness pada saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), speculative buy untuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), dan sell on strength untuk PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN).
Valdy Kurniawan, Analis dari Phintraco Sekuritas, berkomentar bahwa "IHSG justru melemah signifikan ketika sentimen perang dagang cenderung membaik." Penembusan critical level support di 6.950 mengindikasikan potensi bearish continuation yang diperkuat secara teknikal. Sementara itu, sentimen global turut mewarnai situasi ini. Kebijakan terbaru Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan Menteri Keuangan AS Scott Bessent untuk menurunkan 10-Year Bond Yield tanpa memangkas suku bunga acuan The Fed, menciptakan kekhawatiran pengetatan likuiditas di AS.
Dampak Global dan Potensi Pergerakan IHSG
Kebijakan tersebut mempengaruhi potensi rotasi investasi ke obligasi jangka panjang, seperti obligasi Pemerintah Indonesia yang dapat menawarkan return lebih menarik dibandingkan US Treasury Bonds, yang turut berdampak negatif pada pasar saham Indonesia. Penutupan di bawah level psikologis 7.000 pada akhir pekan ini menambah kekhawatiran investor. Namun demikian, pelemahan IHSG mungkin akan mulai terbatas menyusul terbentuknya long lower-shadow dan indikasi oversold pada Stochastic RSI. Untuk hari ini, IHSG diproyeksikan menguji resistance pada level 7.000, pivot 6.900, dengan support di level 6.800.
Saham-Saham Rekomendasi untuk Diwaspadai
Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang patut diawasi dalam perdagangan hari ini. Beberapa di antaranya termasuk PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA). Sebagai catatan, meskipun rekomendasi ini dapat dijadikan acuan, keputusan investasi tetap sepenuhnya berada di tangan investor. Bisnis.com menegaskan bahwa berita ini tidak bertujuan untuk mengajak membeli atau menjual saham serta tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian yang timbul dari keputusan investasi para pembaca.
Dengan pergerakan pasar yang terus dipengaruhi oleh sentimen global dan kebijakan ekonomi makro, para pelaku pasar diharapkan lebih berhati-hati dan tetap memperhatikan perkembangan terkini. Fleksibilitas dan kecermatan dalam menyikapi fluktuasi pasar akan membantu investor mengelola portofolio investasi dengan lebih efektif.