JAKARTA - Sebuah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk angkutan batubara kembali menghantam arus jalan di Kabupaten Batanghari. Insiden tersebut terjadi di ruas jalan lintas Bajubang-Tempino, tepatnya di kilometer 46 RT.21, Desa Penerokan, Kecamatan Bajubang. Kondisi jalan yang sempit dan volume kendaraan yang padat kerap menjadi tantangan bagi pengemudi yang melintas di jalur ini.
Truk batubara jenis Canter yang terlibat dalam kecelakaan tersebut tengah melaju tanpa muatan. Namun, kendati tidak membawa beban berat, truk tersebut mengalami kerusakan parah setelah bertabrakan dengan tronton Fuso. Kecelakaan ini tidak hanya menimbulkan kerusakan materi, namun juga hampir merenggut nyawa sang pengemudi.
Sopir Nyaris Terjepit
Sopir truk yang diketahui bernama Sandi Wijaya, berusia 30 tahun, adalah warga Desa Nibung Rawas, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. Dalam rekaman video amatir yang diambil oleh warga, terlihat bahwa Sandi mengalami luka yang cukup parah pada bagian tangan dan kaki sebelah kanannya. Keterlibatan warga sekitar dan beberapa pengemudi yang melintas sangat membantu Sandi untuk turun dari truk Canter yang telah ringsek.
"Ia terlihat sangat kesakitan," ujar seorang saksi mata di lokasi kejadian yang membantu evakuasi. "Kami semua berusaha semaksimal mungkin agar bisa mengeluarkannya dari truk sebelum keadaan makin parah."
Penyebab Kecelakaan
Satuan Lalu Lintas Polres Batanghari segera melakukan penyelidikan setelah kecelakaan terjadi. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Kasat Lantas Batanghari, Iptu Agung Prasetyo, kecelakaan ini akibat sopir truk Canter diduga mengantuk saat mengemudi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan beliau, "Saat di lokasi kejadian, diduga sopir truk Canter mengantuk sehingga menabrak bagian samping depan truk tronton Fuso."
Kejadian serupa memang menjadi momok di jalur transportasi ini. Padatnya arus kendaraan, kurangnya penerangan, serta jalan yang sempit jadi beberapa faktor yang sering memperparah situasi.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kecelakaan ini tidak hanya merugikan secara materiil bagi pihak yang terlibat, tetapi juga memberikan dampak sosial pada masyarakat sekitar. Penduduk Desa Penerokan, yang sebagian besar menggantungkan hidup dari transportasi dan perdagangan kecil, merasa khawatir dengan meningkatnya frekuensi kecelakaan di jalur ini.
Sektor ekonomi juga tak lepas dari imbasnya, terutama dalam distribusi batubara yang merupakan salah satu komoditas utama di wilayah ini. Terganggunya jalur distribusi berdampak pada kelancaran supply chain yang pada akhirnya bisa membawa efek domino hingga ke sektor lain.
Langkah Antisipasi
Merespon peristiwa ini, pihak kepolisian setempat berencana untuk meningkatkan perhatian pada titik-titik rawan kecelakaan. Penambahan rambu-rambu lalu lintas dan peningkatan patroli diharapkan dapat meminimalisir kecelakaan di masa mendatang.
"Ke depan, kami akan menambah rambu peringatan serta penerangan jalan yang lebih memadai di beberapa titik yang rawan," tegas Iptu Agung Prasetyo. "Kami juga mengimbau pengemudi untuk beristirahat bila merasa lelah atau mengantuk saat berkendara."
Reaksi Masyarakat
Masyarakat sekitar memberikan berbagai reaksi terhadap kecelakaan ini. Sebagian besar menyoroti pentingnya kesadaran pengemudi dalam menjaga kondisi fisik dan mental ketika berkendara. "Rasa lelah harusnya tidak dianggap remeh, terlebih bagi mereka yang mengemudi jarak jauh," kata Irwan, seorang warga yang sehari-hari berbincang dengan pengemudi truk.
Kecelakaan ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan kewaspadaan di jalan raya. Semua pihak, dari pengemudi hingga pemerintah setempat, diharapkan dapat bekerja sama untuk mencegah insiden serupa di kemudian hari.
Dengan berbagai tindakan preventif yang mulai direncanakan, diharapkan dapat segera memperbaiki situasi untuk menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman di ruas jalan yang vital ini. Terutama bagi lalu lintas yang membawa komoditas besar seperti batubara, kehati-hatian harus menjadi prioritas utama.