APPI Berharap Tambahan Likuiditas dari BI ke Perbankan Bisa Atasi Masalah Pendanaan dan Keuangan Kontan

Rabu, 05 Februari 2025 | 21:04:03 WIB
APPI Berharap Tambahan Likuiditas dari BI ke Perbankan Bisa Atasi Masalah Pendanaan dan Keuangan Kontan

JAKARTA - PT Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyatakan harapannya terhadap kebijakan Bank Indonesia (BI) yang memberikan tambahan likuiditas kepada sektor perbankan. Langkah ini diantisipasi dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah pendanaan yang tengah dihadapi oleh industri pembiayaan di Indonesia. Presiden Direktur APPI, Suwandi Wiratno, menekankan pentingnya langkah ini sebagai upaya untuk mendukung stabilitas keuangan nasional di tengah tantangan ekonomi global saat ini.

“Kita melihat bahwa penambahan likuiditas ini sangat penting untuk menjaga kestabilan industri pembiayaan. Dengan tambahan likuiditas dari BI, diharapkan perbankan dapat lebih leluasa memberikan dukungan pendanaan kepada sektor pembiayaan yang saat ini membutuhkan dukungan lebih untuk tetap bertahan dan berkembang,” ujar Suwandi Wiratno.

Menurut Suwandi, sektor pembiayaan merupakan salah satu sektor vital yang memiliki peran penting dalam mendorong perekonomian nasional. Industri ini tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi tetapi juga memberikan akses pembiayaan bagi masyarakat luas dan usaha kecil menengah (UKM). Namun, tantangan ekonomi yang dihadapi belakangan ini telah menimbulkan tekanan pada sektor pembiayaan, terutama terkait dengan pendanaan.

“Kami berharap dengan adanya kebijakan dari BI ini, perbankan dapat lebih fleksibel dalam mengelola dana mereka sehingga transfer likuiditas ke sektor pembiayaan juga dapat berjalan lebih efektif. Dengan demikian, kita bisa bersama-sama bangkit dan menghadapi tantangan ekonomi ini dengan lebih baik,” tambah Suwandi.

Sebuah laporan dari APPI juga menunjukkan bahwa peningkatan likuiditas perbankan akan memberikan efek domino positif terhadap stabilitas industri pembiayaan. Saat likuiditas bertambah, perbankan dapat menurunkan suku bunga pinjaman, yang pada gilirannya akan meringankan beban pembiayaan bagi konsumen akhir. Ini menjadi penting terutama dalam situasi ekonomi yang tidak pasti seperti saat ini, di mana daya beli masyarakat sedang tertekan akibat inflasi dan faktor eksternal lainnya.

Dalam konteks makroekonomi, BI juga memainkan peran kunci melalui kebijakan moneter. Pemberian tambahan likuiditas adalah satu dari serangkaian instrumen yang telah disiapkan BI untuk memastikan sistem keuangan tetap stabil. Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah Indonesia untuk memperkuat sektor keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Keputusan BI ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan bagi pelaku industri pembiayaan. Dengan dukungan penuh dari sektor perbankan, tentunya kita dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Suwandi menanggapi kebijakan terbaru dari BI ini.

Di sisi lain, pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Dr. Eko Pratomo, mengapresiasi langkah BI dalam menambah likuiditas perbankan. Menurutnya, langkah ini merupakan langkah strategis yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi.

“Dalam kondisi global yang serba tidak menentu, peningkatan likuiditas perbankan dapat berfungsi sebagai bantalan yang menjaga sektor keuangan dari guncangan yang lebih parah. Ini adalah langkah proaktif yang tepat dilakukan oleh BI,” kata Dr. Eko.

Lebih lanjut, Dr. Eko menambahkan bahwa sektor jasa pembiayaan memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem perekonomian nasional. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga kesehatan sektor ini harus menjadi prioritas.

Namun, tantangan ke depan tetap ada. Perbankan dan lembaga pembiayaan harus dapat memanfaatkan tambahan likuiditas ini dengan efektif, tidak hanya untuk sekadar bertahan tetapi juga untuk menstimulasi pertumbuhan di sektor mereka masing-masing. Peningkatan efisiensi operasional dan inovasi produk pembiayaan diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam merespons situasi krisis saat ini.

Pada akhirnya, koordinasi yang solid antara pemerintah, Bank Indonesia, perbankan, dan industri pembiayaan menjadi kunci keberhasilan kebijakan ini. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama secara sinergis untuk memastikan bahwa tambahan likuiditas dapat disalurkan secara optimal, sehingga dapat memberikan dampak positif nyata bagi perekonomian nasional.

“Sinergi semua pihak sangat dibutuhkan, agar langkah-langkah ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi stabilitas serta pertumbuhan ekonomi bangsa,” tutup Suwandi Wiratno dalam pernyataannya.

Dengan adanya kebijakan ini, harapannya adalah semua sektor ekonomi dapat bertahan dan bangkit lebih kuat dari sebelumnya, menyongsong masa depan yang lebih cerah.

Terkini