JAKARTA - PT PLN (Persero) mengumumkan rencana transformasi 40 juta tiang listrik menjadi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai langkah akselerasi peningkatan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Inisiatif ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat terhadap fasilitas pengisian daya.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, mengungkapkan pihaknya tengah menyusun strategi untuk mengadaptasi tiang listrik yang ada menjadi SPKLU. "Kami juga membangun SPKLU dan juga bahkan kami membangun SPKLU berbasis pada tiang listrik yang jumlahnya 40 juta itu, untuk memfasilitasi itu," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI.
Tingginya penjualan mobil listrik asal China, dengan harga yang lebih kompetitif, turut mempengaruhi peningkatan transaksi pengisian daya. "Setelah lebaran itu, merek yang lain, itu mobil yang sama. Mobil listrik itu Rp 790 juta. Dengan merek yang baru ini, mobil listrik yang sama, itu harganya hanya Rp 490 juta. Turun berapa juta, sehingga ini penjualannya tinggi sekali," tutur Darmawan.
PLN mencatat lonjakan penggunaan SPKLU hingga lima kali lipat pada masa lebaran lalu. Untuk mengantisipasi kebutuhan serupa di masa mendatang, terutama pada lebaran tahun depan, PLN berencana menambah jumlah SPKLU agar antrean panjang dapat dihindari.
"Meskipun saat ini di rest area stasiun charging kami lebih sepi, tetapi kami tidak mungkin membiarkan nanti pada saat lebaran, mobil mudiknya 5 kali lipat, tahu-tahu ada 100-200 kehabisan listrik di tengah jalan," jelasnya lebih lanjut.
Inisiatif ini menjadi salah satu upaya PLN dalam mendukung peralihan ke energi ramah lingkungan melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional.