JAKARTA - Kerja sama strategis antara Indonesia dan industri baterai global membuka peluang besar bagi negeri ini untuk mendominasi rantai pasokan global dalam sektor kendaraan listrik. Nikel Indonesia, yang dikenal akan kualitasnya, mulai memainkan peranan penting dalam industri baterai dunia berkat kolaborasi dengan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), pemasok utama baterai untuk perusahaan otomotif terkemuka, termasuk Tesla, Mercedes, dan BMW.
Kemitraan Indonesia dengan CATL: Langkah Besar dalam Industri Global
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengungkapkan bahwa CATL merupakan salah satu pemasok terbesar baterai untuk berbagai merek kendaraan listrik ternama di dunia. Kerja sama ini diharapkan dapat mengunggulkan Indonesia dalam transformasi nikel menjadi produk bernilai lebih tinggi seperti feronikel dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang kemudian diubah menjadi bahan kimia baterai untuk industri kendaraan listrik.
"Alhamdulillah, jajaran sudah berhasil menjalin kerja sama dengan pabrik EV battery terbesar di dunia yang namanya CATL. CATL ini merupakan supplier dari baterainya Tesla, baterainya EV-nya Mercedes dan EV-nya BMW," ujar Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Jakarta, 4 Desember 2024.
Kerja sama ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi Indonesia, tetapi juga menciptakan peluang yang signifikan untuk menempatkan Indonesia sebagai bagian integral dari rantai pasokan global untuk kendaraan listrik. Sektor ini diungkapkan Hendi, bisa menjadi masa depan yang cerah bagi industri produk olahan nikel di Indonesia.
Rencana Strategis Lima Tahun MIND ID dalam Pengembangan Baterai EV
Selama lima tahun ke depan, MIND ID berfokus mengembangkan bahan baku untuk material baterai kendaraan listrik, sejalan dengan meningkatnya peran Indonesia pada industri EV. Ini menegaskan komitmen Indonesia untuk berada di garis depan dalam pengembangan rantai pasokan baterai kendaraan listrik global.
"Ke depan, selama 5 tahun, kita akan mengembangkan bahan baku untuk EV battery material. Artinya kita akan membuat battery chemical dari produk limonit hasil pertambangan nikel," jelas Hendi.
Proyek ambisius ini tak lepas dari pengolahan produk limonit, salah satu hasil pertambangan nikel yang bernilai tinggi, menjadi bahan kimia baterai. Pengolahan ini bertujuan untuk mendukung pembuatan baterai kendaraan listrik.
Dari Limonit hingga Baterai EV: Proses Transformasi Nikel
Rencana untuk mengolah nikel menjadi MHP dimulai dengan pengolahan limonit yang hasil akhirnya adalah precursor, katoda, dan sel baterai yang siap digunakan dalam kendaraan listrik. Hendi menegaskan bahwa proses ini mencakup setiap tahap pembuatan baterai, dari awal hingga menghasilkan baterai siap pakai.
"Kita olah menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan kemudian kita campur dengan bahan lain dan siap nantinya diolah dalam proses berikut menjadi precursor, katoda, baterai sel dan akhirnya menjadi EV battery," papar Hendi.
Indonesia Menuju Posisi Pemain Utama Industri Baterai Global
Melalui inovasi dan kemitraan strategis ini, Indonesia tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam rantai pasokan nikel global, tetapi juga berkontribusi dalam menyuplai bahan baku penting untuk industri kendaraan listrik yang terus tumbuh. Dengan berkiblat pada strategi ini, Indonesia diharapkan dapat mengambil peran lebih besar lagi dalam industri energi terbarukan di masa depan.
Dengan demikian, pemerintah dan pelaku industri dalam negeri didorong untuk terus berinovasi dan memperkuat kolaborasi agar bisa memanfaatkan potensi besar yang ada di sektor baterai kendaraan listrik, sebagai upaya menikmati keuntungan dari transisi ke arah energi ramah lingkungan.