Smoot Motor Indonesia Dompleng Kuota Subsidi, Klaim 10 Persen Pangsa Motor Listrik

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:48:13 WIB
Smoot Motor Indonesia Dompleng Kuota Subsidi, Klaim 10 Persen Pangsa Motor Listrik

JAKARTA – Penjualan sepeda motor listrik di Indonesia terus meroket seiring dengan dukungan iklim kebijakan pemerintah melalui subsidi sebesar Rp 7 juta per satu nomor induk kependudukan (NIK) KTP. Satu perusahaan yang memetik manfaat dari kebijakan ini adalah PT Smoot Motor Indonesia. Mereka mengklaim berhasil meraih 10 persen pangsa pasar motor listrik domestik.

CEO PT Smoot Motor Indonesia, Irwan Tjahaja, mengungkapkan bahwa sebagian besar penjualan motor listrik Smoot, sekitar 50 persen, datang dari skema business-to-business (B2B). “Pangsa pasar Smoot sekitar 10 persen, dan penjualan kami itu ada yang B2B, yang tidak ada di Sisapira, ada yang retail,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada 3 Desember 2024.

Seperti yang disebutkan oleh Irwan, penjualan B2B bukan hanya kepada perusahaan logistik seperti Grab dan Gojek, tapi juga kepada perusahaan keamanan dan start-up pengiriman seperti Shopee dan Paxel. "B2B ada yang dengan logistic company, ada Grab, Gojek, sempat kerja sama dengan Shopee, Paxel. Lalu, ada yang security company, tapi mayoritas Ojol,” tambahnya.

Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira) mencatat, subsidi yang disalurkan tahun ini mencapai 63.157 unit. Berdasarkan data yang ada, secara keseluruhan 60.857 unit dari total subsidi ini sudah dimanfaatkan. Berdasarkan perhitungan, Smoot sendiri menyumbangkan sekitar 6.000 unit dari total penjualan tersebut.

Namun, dengan habisnya kuota subsidi sejak September 2024, harga motor listrik Smoot sekarang kembali ke harga normal. Smoot Zuzu yang sebelumnya dijual dengan harga bersubsidi Rp 12,9 juta, kini dibanderol Rp 19,9 juta. Sementara itu, model Smoot Tempur tidak lagi dipasarkan. Smoot justru memperkenalkan model terbaru, yakni Smoot De Sultan, dengan harga Rp 24,9 juta.

Adaptasi pada kondisi pemasaran ini, menurut Irwan, menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. "Kami harus pintar dalam menentukan strategi untuk tetap menarik minat konsumen, meskipun tanpa subsidi," ungkapnya.

Smoot merupakan satu dari sekian banyak produsen yang menikmati efek domino dari kebijakan pemerintah terkait motor listrik yang lebih ramah lingkungan. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan merangsang adopsi teknologi kendaraan listrik di Indonesia.

Namun demikian, hilangnya subsidi memberikan tantangan baru bagi para pelaku industri. Banyak yang mencemaskan bahwa tanpa insentif, konsumen mungkin tidak lagi merasa tertarik dengan harga motor listrik yang relatif lebih tinggi dibandingkan motor konvensional.

Sebagai salah satu strategi untuk tetap mempertahankan penjualan, Smoot terus memperkuat layanan purnajual. Bersama SCT Motor Indonesia, Smoot menghadirkan layanan purnajual yang diklaim memudahkan konsumen dalam merawat kendaraan listrik mereka. Layanan ini mencakup perawatan berkala dan ketersediaan suku cadang yang lebih terjamin.

Lebih lanjut, Irwan menyebut bahwa ke depannya Smoot akan terus berinovasi dalam menyediakan motor listrik yang lebih efisien dan terjangkau. "Kami menyadari betapa pentingnya inovasi di industri ini. Oleh sebab itu, kami berkomitmen untuk terus berinovasi, tidak hanya dari sisi produk, namun juga layanan," tegas Irwan.

Sebagai bagian dari ekosistem industri otomotif nasional, Smoot tetap optimistis meskipun subsidi telah habis. Perusahaan ini berencana untuk memperluas pangsa pasarnya dengan meluncurkan berbagai model baru di masa mendatang. Harapannya, ini akan membuat motor listrik semakin populer di kalangan konsumen Indonesia dan memperkuat posisi Smoot di pasar.

Dengan begitu, PT Smoot Motor Indonesia tetap menyatakan siap menghadapi tantangan yang ada dan berkontribusi pada peningkatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Dukungan dari masyarakat dan pemerintah tentu akan menjadi kunci kesuksesan implementasi kendaraan hijau ini di tanah air.

Terkini