Proyek Kilang Minyak Balikpapan Diproyeksikan Rampung Juni Sampai Juli 2025: Dorong Pengurangan Impor Migas

Senin, 16 Desember 2024 | 10:20:14 WIB
Proyek Kilang Minyak Balikpapan Diproyeksikan Rampung Juni Sampai Juli 2025: Dorong Pengurangan Impor Migas

BALIKPAPAN - Kalimantan Timur, menjadi sorotan nasional dengan proyek peningkatan kapasitas pengolahan kilang minyak melalui Refinary Development Master Plan (RDMP) yang dijadwalkan rampung pada pertengahan 2025. Proyek ambisius ini mencuatkan harapan tinggi untuk meningkatkan kapasitas produksi kilang minyak, yang selanjutnya diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak.

Dalam kunjungannya ke lokasi proyek pada Sabtu, 14 Desember 2024, lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa penyelesaian RDMP Balikpapan ditargetkan selesai pada Juni atau Juli 2025. “Dengan segala cara, selesai Juni atau Juli 2025 lebih baik,” ujar Bahlil dengan optimisme tinggi.

Peningkatan Kapasitas Produksi Kilang

Saat ini, kapasitas pengolahan kilang minyak milik PT Pertamina (Persero) di Balikpapan adalah 260 ribu barel per hari. Namun, dengan selesainya proyek RDMP, kapasitas ini diproyeksikan meningkat signifikan menjadi 360 ribu barel per hari. Ini berarti, ada penambahan kapasitas sebesar 100 ribu barel per hari yang dapat mendukung kebutuhan energi nasional. “Saat selesai, kapasitas pengolahan kilang minyak Pertamina menjadi 360 ribu barel per hari atau bertambah 100 ribu barel per hari dari 260 ribu barel per hari kemampuan sekarang,” ungkap Bahlil.

Komitmen terhadap Lingkungan

Tidak hanya soal meningkatkan kapasitas, RDMP Balikpapan juga membidik peningkatan mutu bahan bakar yang dihasilkan. Proyek ini dirancang untuk menghasilkan bahan bakar dengan standar Euro IV, yang dikenal lebih ramah lingkungan. Penggunaan Euro IV diharapkan dapat mereduksi jejak karbon dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. “Selain bertambahnya kapasitas, mutu bahan bakar minyak yang dihasilkan juga jauh lebih tinggi, setara Euro IV yang lebih ramah lingkungan,” tambah Bahlil.

Strategi Pengurangan Impor

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kebutuhan minyak Indonesia saat ini mencapai 1,6 juta barel per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 525 ribu barel dipenuhi dari produksi dalam negeri, atau yang dikenal sebagai lifting, sementara sisanya, sebesar 1,1 juta barel, diimpor baik dalam bentuk minyak mentah maupun produk jadi. RDMP Balikpapan diharapkan menjadi langkah strategis untuk mengurangi angka impor ini. “Jadi, proyek itu agar dapat segera diselesaikan, agar impor minyak dapat segera ditekan,” tegas Bahlil.

Tantangan dan Kemajuan Proyek

Proyek RDMP Balikpapan telah menghadapi berbagai tantangan sejak dimulai pada Juni 2020. Awalnya ditargetkan selesai pada Desember 2024, proyek ini mengalami kemunduran akibat insiden kebakaran di unit crude distillation unit (CDU) IV pada Mei 2024. Meski demikian, perkembangan positif telah dicapai dengan selesainya perbaikan total unit CDU IV, yang kini telah diuji coba. Hingga September 2024, RDMP Balikpapan telah menyelesaikan 91 persen dari keseluruhan proyek. “Meski ada tantangan, seluruh bagian penting dan utama dari proyek tersebut sudah selesai, Unit CDU IV yang terbakar bahkan sudah diujicobakan setelah menjalani perbaikan total,” jelas Bahlil.

Manajemen PT Pertamina (Persero) optimis menyelesaikan proyek pada September 2025 untuk mendukung upaya pencegahan impor berlebih dan peningkatan lifting minyak Indonesia.

Dengan target rampung pada pertengahan tahun 2025, proyek RDMP Balikpapan diharapkan menjadi katalis penting dalam upaya Indonesia meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan pada impor migas. Dorongan signifikan dalam kapasitas produksi dan komitmen terhadap standar lingkungan tinggi bisa menjadi langkah penting yang membawa Indonesia lebih dekat menuju kemandirian energi. Upaya pemerintah dan PT Pertamina dalam menyelesaikan proyek ini tepat waktu sangat dinantikan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Terkini