Harga Komoditas Berfluktuasi, Nikel Anjlok 1,8 Persen, Sementara Minyak Mentah Menguat di Atas 1,5 Persen

Senin, 16 Desember 2024 | 10:27:40 WIB
Harga Komoditas Berfluktuasi, Nikel Anjlok 1,8 Persen, Sementara Minyak Mentah Menguat di Atas 1,5 Persen

Pasar komoditas global mengalami fluktuasi harga yang signifikan pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Desember 2024. Meski beberapa komoditas utama seperti nikel dan timah mengalami penurunan harga, minyak mentah justru mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan. Berikut ini adalah rangkuman lengkap dari pergerakan harga komoditas.

Minyak Mentah Menguat Didorong Ekspektasi Ketatnya Pasokan

Harga minyak mentah terus menguat dan mencapai level tertinggi dalam tiga minggu terakhir. Minyak mentah Brent mencatat kenaikan 1,5 persen dan ditutup pada USD 74,49 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,8 persen menjadi USD 71,29 per barel.

Kenaikan harga ini didorong oleh harapan bahwa sanksi tambahan terhadap Rusia dan Iran dapat memperketat pasokan global. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah di Eropa dan Amerika Serikat diharapkan dapat meningkatkan permintaan bahan bakar. "Harga minyak mentah dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan kebijakan moneter yang lebih lunak di negara-negara besar," ujar seorang analis energi.

Penurunan Harga Batu Bara Karena Pasokan Melimpah

Sementara itu, harga batu bara mengalami penurunan. Berdasarkan data dari situs tradingeconomics, harga batu bara turun 1,69 persen dan menetap di USD 130,75 per ton. Pasar batu bara tertekan oleh pasokan yang melimpah dari produsen utama dunia, serta kekhawatiran akan permintaan yang tidak stabil.

Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan telah memangkas impor batu bara termal secara signifikan, sementara produksi dalam negeri di India juga meningkat, mengurangi ketergantungan pada impor. Curah hujan yang lebat di Yunnan, China, memungkinkan wilayah tersebut untuk memanfaatkan energi hidroelektrik, mengurangi permintaan batu bara.

Harga CPO Menurun di Tengah Proyeksi Konsumsi China yang Menurun

Komoditas minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) juga mengalami penurunan harga. Berdasarkan situs tradingeconomics, harga CPO turun 0,33 persen menjadi MYR 4.904 per ton. Penurunan ini terkait dengan perkiraan produksi yang lebih tinggi dan kekhawatiran akan turunnya permintaan dari China, salah satu konsumen utama.

"Diperkirakan konsumsi minyak sawit di China akan turun 30 persen tahun ini akibat harga minyak kedelai yang lebih kompetitif," kata seorang analis industri. Pangsa pasar minyak sawit di China diperkirakan turun menjadi 12,8 persen pada 2024 dibandingkan 17,5 persen pada tahun sebelumnya.

Nikel dan Timah Tertekan oleh Kelebihan Pasokan dan Faktor Ekonomi Global

Komoditas nikel tercatat mengalami penurunan harga sebesar 1,85 persen menjadi USD 15.876 per ton. Kelebihan pasokan yang diperkirakan akan berlanjut tahun depan menjadi faktor utama penurunan ini. Indonesia, sebagai pemasok utama nikel dunia, telah meningkatkan jumlah peleburan hingga 44 unit per September tahun ini, sementara sepuluh tahun lalu hanya ada empat.

“Kelebihan pasokan ini mengkhawatirkan dan bisa membuat kita mempertimbangkan untuk menempatkan kuota produksi pada peleburan,” ujar seorang pejabat Indonesia. Selain itu, produsen baterai China mulai menggunakan teknologi tanpa nikel, sehingga memperlemah permintaan logam ini.

Adapun harga timah turut mengalami penurunan sebesar 1,48 persen menjadi USD 29.097 per ton. Pasar logam dasar ini melemah setelah laporan mengindikasikan bahwa Yuan yang lebih lemah dapat mendorong ekspor China. Prospek produksi timah juga tidak stabil akibat aktivitas tambang yang tidak sesuai harapan di Myanmar.

Secara keseluruhan, pergerakan harga komoditas pada Jumat, 13 Desember 2024, menunjukkan beragam dinamika yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan ekonomi, geopolitik, hingga perubahan iklim yang mempengaruhi pasokan dan permintaan. Ke depannya, pasar diharapkan terus mencermati perkembangan tersebut untuk penyesuaian strategi bisnis dan investasi.

Terkini