JAKARTA - Menyambut periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) tetap optimal. Dengan persiapan matang, pemerintah menjamin stok BBM aman hingga 21 hari, memastikan mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi tidak terganggu.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengunjungi langsung Refinery Unit (RU) V Balongan di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 15 Desember 2024. Di sana, ia menekankan, "Stok ketersediaan BBM bisa sampai 20 hingga 21 hari." Pengecekan ini merupakan bagian dari upaya memastikan pasokan BBM yang stabil selama periode sibuk Nataru.
BBM tidak hanya disiapkan untuk keperluan pribadi dan transportasi umum, tetapi juga untuk mendukung aktivitas ekonomi di daerah terpencil, seperti nelayan dan petani. Ini menjadi perhatian utama pemerintah untuk memastikan distribusi BBM yang merata.
Menurut data dari PT Pertamina, ketahanan stok BBM nasional per 12 Desember 2024 terinci dalam beberapa jenis: pertalite dengan coverage day 18,47 hari, pertamax 20,58 hari, pertamax turbo 32,60 hari, solar 16,75 hari, pertamina dex 36,93 hari, dan avtur 32,11 hari.
Namun, guna meningkatkan produksi dan memperpanjang coverage day BBM nasional, pemerintah terus mempercepat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) digarap PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB). Proyek strategis nasional ini diharapkan meningkatkan kapasitas produksi dan ketahanan energi Indonesia.
Menteri Bahlil mengungkapkan, meski perkembangan proyek RDMP belum mencapai target, percepatan tetap diupayakan. "Tadi saya lihat tinggal minornya dan progres pekerjaannya sudah mencapai 91 persen," ungkap Bahlil dalam satu kesempatan. Menurutnya, terdapat defisit progres, dan ia pun menegaskan kepada pihak Pertamina untuk mempercepat penyelesaian.
"Saya sudah minta kepada mereka dipercepat. Awalnya bulan September (2025), tapi saya minta dimajukan Juni atau Juli 2025 dengan cara apa pun agar bisa menuju ketahanan energi," tegasnya. Pemerintah berkomitmen mencapai target ini demi mengurangi ketergantungan impor minyak dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Proyek RDMP Balikpapan diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak harian sebesar 100 ribu barel. "Dulu 260 ribu barel per hari, sekarang tinggal nambah 100 ribu barel per hari. Jadi, totalnya 360 ribu barel per hari," jelas Bahlil. Ia menambahkan, jika peningkatan ini dapat diselesaikan dengan cepat, Indonesia bisa lebih mengurangi impor.
Kilang RU V Balongan merupakan salah satu kilang pengolahan minyak terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas 260 kilobarrel per hari (KBPD), atau 25,2 persen dari total kapasitas kilang Pertamina. Dengan luas area mencapai 283,82 hektare dan mempekerjakan 1.771 orang, kilang ini menjadi kunci penting dalam strategi energi nasional.
Selain meningkatkan kapasitas, proyek RDMP juga bertujuan meningkatkan kualitas produk. Dengan perubahan dari Euro II menjadi Euro V dan peningkatan produksi BBM dari 197 KBPD menjadi 339 KBPD, serta produk LPG dari 48 kilotonnes per annum (KTPA) menjadi 384 KTPA, harapannya adalah konsumen mendapatkan produk yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.
Kesiapan stok BBM yang optimal dan percepatan proyek kilang ini menandakan komitmen pemerintah dalam pelayanan energi yang maksimal. Dengan segala tantangan yang ada, pemerintah bersama Pertamina berusaha untuk menjaga keamanan energi dan memastikan semua kebutuhan BBM dapat terpenuhi pada periode Natal dan Tahun Baru kali ini.