INDRAMAYU - Kilang Minyak Balongan, salah satu unit PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat, berencana akan memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dengan standar Euro 5 dalam waktu dekat. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi emisi dan mendukung standar lingkungan yang lebih ketat. General Manager Kilang Balongan, Yulianto Triwibowo, menyampaikan rencana ini dalam sebuah wawancara eksklusif.
Dalam pernyataannya, Yulianto yang biasa dipanggil Yuli, menjelaskan pihak Kilang Balongan sedang mengembangkan unit proses baru yang disebut Gasoline Sulphur Hydro-Treater (GSH). Unit ini bertujuan untuk mengurangi kandungan sulfur dalam produk gasoline.
"Jadi, ke depan kita akan mengembangkan satu unit proses lagi yang namanya GSH, Gasoline Sulphur Hydro-Treater. Nah, produk gasoline dari RCC ini akan masuk ke unit GSH. Tujuan masuknya produk gasoline RCC ke unit GSH adalah agar sulfur yang terkandung di dalam gasoline produk RCC tadi menjadi jauh lebih rendah," jelas Yuli.
Diuraikannya lebih lanjut, produk akhir dari proses tersebut akan memiliki kandungan sulfur maksimum sebesar 10 ppm, sejajar dengan standar Euro 5. Penerapan standar Euro 5 ini merupakan indikator bahwa BBM yang dihasilkan lebih ramah lingkungan. Yuli menegaskan bahwa inovasi ini merupakan kontribusi nyata pihaknya dalam usaha menjaga kelestarian lingkungan.
"Ya, jadi maksimal (kandungan sulfur) 10 ppm, itu sudah standar Euro 5. Ke depan, produk yang kita hasilkan harus ramah terhadap lingkungan," tambahnya.
Kilang Balongan bukanlah pendatang baru dalam standar Euro 5. Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama KPI, sebelumnya telah menuturkan bahwa kilang ini telah mampu menghasilkan produk solar berstandar Euro 5. Sejauh ini, Balongan telah menjadi pelopor di Indonesia dalam memproduksi Diesel Euro 5 dengan kandungan sulfur 10 ppm.
"Kalau diesel, Balongan menjadi pionir di Indonesia dalam memproduksi Diesel Euro 5 dengan kandungan sulfur 10 ppm. Namun, karena kebutuhannya sekarang masih Euro 4, yaitu 50 ppm, sehingga belum diproduksi secara masif. Bertahap akan kita lakukan," ujar Taufik saat ditemui di Kantor RDMP Balikpapan PT KPI, Kalimantan Timur.
Penerapan teknologi GSH di Kilang Balongan bertujuan untuk menjaga daya saing BBM yang diproduksi oleh kilang tersebut di pasar internasional sekaligus mendukung kebijakan pemerintah dalam menekan emisi karbon. Dengan demikian, Pertamina menunjukkan komitmennya dalam berperan aktif dalam menghadapi tantangan lingkungan global.
Menggunakan teknologi canggih seperti GSH menunjukkan betapa seriusnya perusahaan ini dalam mewujudkan operasional yang lebih bersih. Dengan terus berinovasi, diharapkan Pertamina dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi masyarakat luas.
Kilang Balongan diharapkan mampu menjadi model bagi kilang-kilang lain di Indonesia dalam mengadopsi standar produksi yang lebih tinggi. Inisiatif ini sekaligus membuka peluang lebih luas bagi Indonesia untuk bersaing di pasar BBM internasional dan meningkatkan reputasi negara dalam komitmennya terhadap lingkungan hidup.
Dengan demikian, langkah strategis Kilang Balongan ini tidak hanya memperkuat posisi Pertamina dalam industri energi global namun juga menunjukkan tekad perusahaan untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan, sejalan dengan kebutuhan dan tantangan lingkungan saat ini. Inisiatif ini patut menjadi contoh bagi industri lain yang ingin berinovasi dan bertransformasi menuju arah yang lebih hijau.