MANOKWARI - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, warga Kabupaten Teluk Wondama dihadapkan pada tantangan serius dalam mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Minyak Tanah. Situasi ini digambarkan oleh salah satu tokoh muda setempat, Moshedayan Marani, yang menyatakan bahwa mencari BBM subsidi di daerah tersebut bagaikan "mencari emas".
Moshedayan Marani, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Teluk Wondama, mengungkapkan bahwa sejak pertengahan Desember 2024, aktivitas masyarakat di Wasior, ibu kota Kabupaten Teluk Wondama, mengalami keterbatasan. Hal ini disebabkan oleh kesulitan yang berkesinambungan untuk memperoleh BBM subsidi di beberapa penyalur resmi.
"Apakah memang kuotanya (BBM subsidi) ke Wondama dibatasi, atau ada pihak-pihak tertentu yang melakukan penimbunan?" tegas Moshedayan Marani saat diminta keterangan pada Senin, 16 Desember 2024.
Moshedayan juga menambahkan bahwa permasalahan ini bukanlah hal baru di Teluk Wondama. Menurutnya, fenomena kelangkaan BBM subsidi terus berulang, terutama di momen-momen menjelang hari raya. Ia menekankan pentingnya adanya penyelidikan dari pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang mengeksploitasi situasi ini demi keuntungan pribadi.
"Kan aneh, kalau kuota BBM bersubsidi untuk masyarakat habis dalam satu-dua hari," ujarnya penuh tanya. Ia menuntut agar pihak berwajib melakukan investigasi menyeluruh untuk memastikan hak masyarakat atas BBM subsidi tidak disalahgunakan.
Dalam menanggapi permasalahan ini, Kapolres Teluk Wondama, AKBP Hari Sutanto, telah menyatakan kesiapan pihaknya untuk melakukan penelusuran mengenai penyebab kelangkaan tersebut. "Saya cek dulu ya, kelangkaannya karena memang kendala di transportasi kapal angkutan BBM atau bagaimana," singkat AKBP Hari dalam responsnya kepada awak media.
Sementara itu, pihak Pertamina yang mengelola distribusi BBM di Papua Barat melalui Single Buoy Mooring (SBM) Retail belum memberikan tanggapan resmi mengenai kuota BBM subsidi di Teluk Wondama. Kondisi ini menambah ketidakpastian dan kekhawatiran warga menjelang perayaan dua hari besar tersebut.
Masyarakat Teluk Wondama berharap agar ada solusi segera dari pihak terkait untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi. Pasalnya, BBM merupakan kebutuhan vital bagi mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat di daerah ini. Ketidaktersediaan BBM secara berkala dapat menghambat kegiatan ekonomi dan sosial yang berdampak luas pada kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
Moshedayan juga menyoroti bahwa keterlambatan pengiriman BBM sering kali menambah panjang antrean warga di stasiun pengisian, sehingga menyebabkan kerugian waktu dan tenaga bagi masyarakat. Ia berharap pemerintah daerah dan Pertamina dapat segera berkoordinasi untuk memastikan pasokan BBM di Teluk Wondama berjalan lancar tanpa hambatan berarti.
Pemantauan lebih lanjut dari otoritas terkait dan respon cepat dari Pertamina menjadi harapan utama masyarakat untuk mengatasi kelangkaan ini. Langkah awalnya, jelas diperlukan investigasi mendalam terhadap rantai distribusi BBM di Teluk Wondama untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan memastikan keadilan distribusi bagi seluruh masyarakat.
Situasi ini menegaskan pentingnya perencanaan dan pengawasan yang lebih baik dalam distribusi BBM subsidi, terutama di wilayah-wilayah yang letaknya terpencil seperti Teluk Wondama. Harapannya, pada perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini, masyarakat tidak perlu lagi merasa seperti "mencari emas" hanya untuk mendapatkan barang kebutuhan dasar yang seharusnya tersedia bagi semua kalangan.