JAKARTA – Pemerintah Indonesia menargetkan penciptaan sekitar 2 juta lapangan kerja baru dalam sektor ekonomi kreatif (ekraf) dalam lima tahun ke depan. Dengan target tambahan ini, total lapangan kerja yang tercipta dari sektor ekraf diperkirakan akan meningkat dari 25 juta menjadi 27 juta.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyampaikan harapan pemerintah mengenai pertumbuhan sektor ekraf yang akan berkontribusi 8,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam lima tahun mendatang. Saat ini, sektor ekraf sudah memberikan kontribusi sekitar 6% terhadap PDB.
“Sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian negara. Kami berharap dengan fokus pada subsektor-sektor prioritas, seperti kuliner, kriya, fashion, musik, dan film, target penciptaan lapangan kerja baru dapat tercapai,” ujar Riefky.
Sektor ekonomi kreatif di Indonesia terdiri dari 17 subsektor yang diatur dalam undang-undang, namun Kementerian Ekonomi Kreatif akan memfokuskan pengembangan pada 7 hingga 10 subsektor terpilih.
Selain itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) telah menetapkan 12 provinsi yang akan menjadi fokus pengembangan sektor ekraf. Riefky menambahkan bahwa kajian lebih mendalam akan dilakukan untuk menentukan daerah-daerah yang berpotensi dalam mengembangkan ekonomi kreatif hingga ke tingkat kecamatan dan desa.
“Pengembangan sektor ekonomi kreatif ini tidak hanya akan difokuskan pada provinsi besar, tetapi juga akan merambah ke kabupaten, kota, bahkan desa-desa. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan pemerataan dan inklusivitas dalam penciptaan lapangan kerja,” tambah Riefky.
Pemerintah berharap sektor ekraf dapat menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menciptakan peluang bagi masyarakat di berbagai daerah untuk berpartisipasi aktif dalam perekonomian kreatif.