JAKARTA - Harga emas global di pasar spot dan berjangka memulai perdagangan Senin, 27 Oktober 2025 dengan penurunan tipis, setelah mencatat reli sembilan pekan beruntun pada pekan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot tercatat melemah 0,76% atau 31,12 poin ke level US$4.081,93 per troy ounce, setara Rp2,18 juta per gram pada pukul 06.23 WIB.
Sementara itu, harga emas berjangka Comex AS kontrak Desember 2025 menurun 0,95% atau 39,20 poin menjadi US$4.096,6 per troy ounce.
Meskipun mengalami koreksi, sejumlah analis menilai tekanan teknikal masih terbatas karena logam mulia ini tetap mempertahankan level support krusial di kisaran US$4.000 per troy ounce.
Faktor Fundamental yang Mendorong Emas
Manajer Analisis Pasar FXTM, Lukman Otunuga, menjelaskan bahwa kepercayaan investor emas kembali menguat setelah data inflasi AS lebih rendah dari ekspektasi, memicu spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed pekan depan.
“Indeks harga konsumen inti (core CPI), yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi, naik 0,2% pada September dibanding bulan Agustus. Ini merupakan kenaikan paling lambat dalam tiga bulan terakhir, dipengaruhi oleh peningkatan biaya perumahan yang paling kecil sejak awal 2021,” ujar Otunuga.
Secara teknikal, posisi emas mulai condong ke sisi bearish apabila harga turun di bawah US$4.050, yang dapat membuka jalan menuju level psikologis US$4.000. Kepala Analis Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, menilai bahwa emas memang masih bertahan di area support, tetapi tekanan jual belum sepenuhnya hilang.
“Penurunan tajam kali ini lebih didorong arus jual ketimbang faktor fundamental. CPI yang lebih lemah membuka peluang pemangkasan suku bunga, tapi terlalu dini untuk menyebut US$4.000 sebagai titik terbawah,” jelas Hansen.
Konsolidasi Harga dan Tren Jangka Panjang
Para analis juga melihat bahwa emas sedang memasuki fase konsolidasi mirip periode Mei hingga Agustus 2025, ketika harga stabil setelah menembus US$3.000. Meskipun ada koreksi, faktor fundamental yang mendorong kenaikan emas lebih dari 60% sepanjang tahun ini tetap solid.
PT Pegadaian memproyeksikan harga emas akan bertahan di level tinggi dan bahkan berpotensi terus menanjak pada 2026 dan 2027.
Head of Bullion Business Division Pegadaian, Kadek Eva Saputra, menjelaskan bahwa permintaan emas masih kuat dan menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga.
“Permintaan emas meningkat, tidak hanya dari investor, tetapi juga bank sentral yang ramai-ramai membeli emas. Risiko geopolitik yang tidak pasti juga mendorong harga emas tetap tinggi,” jelas Kadek. Ia menambahkan bahwa terjadi pergeseran alokasi aset, dari semula hanya 5% dialokasikan ke emas, kini bisa meningkat hingga 20%.
Harga Emas Antam Saat Ini
Harga emas Antam hari ini juga menunjukkan penurunan. Berdasarkan laman resmi Logam Mulia, emas Antam ukuran 0,5 gram dibanderol Rp1.213.500, turun Rp11.500 dari harga sebelumnya Rp1.225.000.
Emas Antam 1 gram turun Rp23.000 menjadi Rp2.327.000, sementara 5 gram menjadi Rp11.410.000, turun Rp115.000. Untuk 10 gram, harganya Rp22.765.000, turun Rp230.000. Emas 500 gram dijual Rp1.133.820.000, lebih murah Rp11,5 juta, dan emas 1.000 gram dibanderol Rp2.267.600.000, turun Rp23 juta dari harga sebelumnya.
Harga jual kembali (buyback) emas Antam hari ini juga turun Rp23.000 menjadi Rp2.192.000 per gram. Pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% untuk pemilik NPWP dan 0,9% bagi non-NPWP. Sementara penjualan kembali emas di atas Rp10 juta dikenakan PPh 22 sebesar 1,5% untuk NPWP dan 3% untuk non-NPWP.
Prospek Harga Emas ke Depan
Meski harga emas saat ini mengalami koreksi ringan, analis memperkirakan logam mulia ini memiliki peluang untuk kembali menguat, terutama jika tren permintaan tetap tinggi dan inflasi global lebih terkendali. Faktor permintaan dari investor maupun bank sentral tetap menjadi pendorong utama.
Menurut Kadek, dengan harga emas saat ini US$4.200 per troy ounce, pada 2026-2027 harga emas bisa mencapai US$5.000 per troy ounce. “Faktor fundamental tetap menjadi pendorong utama, selain risiko geopolitik dan alokasi aset strategis yang meningkat,” ujarnya.
Strategi Investor dan Saran
Investor disarankan tetap memperhatikan level support US$4.000 per troy ounce sebagai acuan. Koreksi harga emas saat ini dianggap normal setelah reli panjang sembilan pekan.
Bagi yang ingin membeli emas batangan, memahami aturan PPh 22 dan memilih gramasi sesuai kebutuhan menjadi langkah penting agar investasi optimal.
Selain itu, emas tetap menjadi aset strategis untuk memitigasi risiko inflasi dan ketidakpastian geopolitik. Dalam jangka panjang, logam mulia ini dianggap sebagai instrumen investasi yang stabil dan memiliki potensi pertumbuhan signifikan.
Harga emas global dan domestik mengalami penurunan tipis pada Senin, 27 Oktober 2025 Setelah reli sembilan pekan.
Penurunan ini lebih didorong oleh tekanan jual teknikal, sementara dukungan fundamental dari permintaan tinggi dan spekulasi suku bunga tetap kuat.
Harga emas Antam juga mengalami penyesuaian, namun prospek kenaikan tetap positif, terutama pada 2026-2027.
Dengan mempertimbangkan faktor permintaan, risiko geopolitik, dan alokasi aset strategis, emas tetap menjadi pilihan investasi jangka panjang yang aman dan berpotensi menguntungkan.