Program MBG Tingkatkan Gizi dan Buka Lapangan Kerja Anak Muda

Kamis, 23 Oktober 2025 | 12:27:05 WIB
Program MBG Tingkatkan Gizi dan Buka Lapangan Kerja Anak Muda

JAKARTA - Kualitas sumber daya manusia adalah modal utama kemajuan sebuah bangsa. 

Tanpa fondasi gizi yang baik, harapan masa depan menjadi tidak pasti. Melihat hal ini, pemerintah melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir sebagai solusi strategis untuk memastikan generasi muda Indonesia mendapatkan asupan gizi yang memadai. 

Hingga Oktober 2025, program ini telah berhasil menjangkau hampir 36,7 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Program MBG bukan sekadar menyediakan makanan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang dalam membangun kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas generasi penerus bangsa. 

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa total porsi yang telah dibagikan mencapai 1,4 miliar, angka yang menggambarkan skala besar program ini. Selain manfaat gizi, MBG juga membuka peluang ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja di sektor Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG.

Dampak Positif MBG terhadap Kehadiran dan Aktivitas Sekolah

Salah satu indikator nyata keberhasilan program MBG dapat dilihat dari peningkatan kehadiran siswa di sekolah, terutama di wilayah yang sebelumnya menghadapi tantangan serius dalam hal partisipasi pendidikan. 

Contohnya dapat dilihat di SMP Negeri Serui Laut, Yapen, Papua, di mana tingkat kehadiran siswa sebelum adanya program ini hanya mencapai 70 persen.

Dody Sugiarto, Pelaksana Harian Kepala Sekolah SMP Negeri Serui Laut, menyampaikan, “Program Makan Bergizi Gratis ini benar-benar berdampak positif. Kehadiran siswa yang sebelumnya hanya 70%, kini bisa mencapai 90 sampai 95%. Ini menunjukkan bahwa program tersebut sangat membantu.” 

Peningkatan kehadiran ini tidak hanya angka semata, tetapi turut menciptakan suasana belajar yang lebih aktif dan kondusif.

Kehadiran siswa yang lebih baik juga mendorong proses belajar mengajar yang lebih optimal. Dengan kondisi fisik yang terpenuhi kebutuhan gizinya, anak-anak menjadi lebih fokus dan energik di kelas. 

Sekolah memberikan apresiasi tinggi kepada pemerintah dan semua pihak yang telah menjalankan program ini, dengan harapan manfaatnya bisa dirasakan secara merata di seluruh sekolah yang menjadi penerima MBG.

MBG sebagai Motor Penggerak Ekonomi dan Lapangan Kerja

Tidak hanya berfokus pada aspek sosial dan pendidikan, Program MBG juga memberikan kontribusi besar bagi ekonomi lokal. Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa program ini telah membuka sekitar 1 juta lapangan kerja baru di sektor SPPG atau dapur MBG. 

Saat ini, terdapat 30.000 SPPG yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN), dan masing-masing dapur ini memerlukan minimal 50 pekerja untuk menjalankan operasional sehari-hari.

Dengan skala operasional sebesar ini, MBG telah menjadi mesin penggerak ekonomi yang membantu mengurangi angka pengangguran, sekaligus memberdayakan masyarakat di berbagai daerah. Kegiatan memasak dan distribusi makanan bergizi tersebut juga memicu pertumbuhan usaha mikro dan komunitas lokal.

Peran penting MBG dalam membuka lapangan kerja ini menunjukkan bahwa program gizi tidak bisa dipisahkan dari pengembangan ekonomi dan sosial. Dengan memberdayakan masyarakat lokal sebagai bagian dari rantai layanan, program MBG memperkuat ketahanan sosial sekaligus menumbuhkan kesejahteraan masyarakat.

Gizi sebagai Fondasi Kecerdasan dan Daya Saing Bangsa

Menurut Jani Purwanty, founder Lansia Sejahtera Surabaya dan dosen peneliti FH Unair, gizi adalah fondasi utama kecerdasan, produktivitas, dan daya saing bangsa. Menurutnya, Indonesia saat ini berada di tengah-tengah bonus demografi yang menjadi jendela kesempatan emas untuk kemajuan nasional.

“Jika anak-anak kita hari ini tumbuh dengan gizi buruk, maka pada 2045 mereka akan menjadi generasi rapuh,” jelas Jani. 

Ia menegaskan bahwa kegagalan membangun sumber daya manusia produktif saat ini akan menimbulkan beban ganda di masa depan, yakni kekurangan tenaga kerja tangguh dan tingginya biaya sosial akibat populasi lansia yang meningkat.

Dengan kata lain, kegagalan membangun fondasi SDM yang kuat sekarang akan membuat Indonesia menghadapi tantangan berat di era aging society. Oleh karena itu, Program MBG yang menyediakan gizi seimbang menjadi langkah strategis yang tepat dalam mempersiapkan masa depan bangsa.

Tantangan dan Harapan di Balik Program MBG

Meski telah berhasil menjangkau jutaan anak, Program MBG juga menghadapi berbagai tantangan serius. Salah satu masalah yang sempat mengganggu adalah insiden keracunan massal yang menyebabkan penutupan beberapa dapur MBG.

 Situasi ini mengingatkan pentingnya pengawasan ketat dan peningkatan manajemen dalam pengelolaan program.

Badan Gizi Nasional (BGN) terus melakukan evaluasi dan perbaikan sistem guna memastikan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan kepada anak-anak. Target pemerintah adalah memperluas cakupan program ini hingga 82,9 juta penerima manfaat, meski target ini diperkirakan mundur paling lambat Februari 2026.

Optimisme tetap terjaga karena manfaat positif yang telah dirasakan secara luas. Dengan sinergi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan program ini dapat terus berkembang dan menjangkau seluruh anak yang membutuhkan.

Investasi Jangka Panjang untuk Masa Depan Bangsa

Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya program sosial biasa, melainkan investasi strategis dalam membangun masa depan Indonesia. 

Dengan menyediakan akses gizi yang memadai, meningkatkan kehadiran dan kualitas belajar siswa, serta membuka lapangan kerja baru, MBG memberikan dampak multidimensional yang sangat signifikan.

Program ini menunjukkan bahwa untuk membangun generasi unggul, langkah paling awal harus dimulai dari kebutuhan dasar seperti gizi. Kesehatan dan kecerdasan anak-anak hari ini akan menentukan daya saing bangsa di masa depan, terutama dalam menghadapi bonus demografi dan era globalisasi.

Dengan komitmen yang terus diperkuat dan dukungan seluruh elemen bangsa, Program MBG diharapkan menjadi pondasi kokoh dalam mencetak generasi muda Indonesia yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di kancah dunia.

Terkini