JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, akhirnya buka suara terkait pernyataannya yang sempat menimbulkan perdebatan publik mengenai anjuran kepada pelaku UMKM untuk memproduksi barang tiruan atau KW.
Ia menegaskan, ucapannya itu hanyalah respons spontan saat membahas maraknya barang impor murah yang membanjiri pasar lokal, bukan sebuah kebijakan resmi pemerintah.
“Terkait statement saya itu hanya statement begini loh, seperti sebuah statement spontan pada saat saya merespons bahwa maraknya barang-barang impor masuk ini,” ujar Maman usai menghadiri acara Akad Massal Kredit Usaha Rakyat (KUR) 800 Ribu Debitur Penciptaan Lapangan Kerja dan Peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP) di Surabaya.
Menurutnya, konteks pembicaraan itu muncul dari keprihatinannya terhadap banyaknya produk asing, terutama dari Tiongkok, yang masuk ke Indonesia dan menekan produk lokal. Ia menjelaskan, maksud dari ucapannya adalah agar pemerintah lebih serius melindungi pelaku usaha dalam negeri, bukan mendorong produksi barang tiruan.
Hargai Kritik Publik dan Tegaskan Tidak Akan Ditindaklanjuti
Setelah pernyataannya menjadi sorotan, Maman mengaku telah melakukan evaluasi bersama jajarannya. Ia menegaskan bahwa ide mengenai produksi barang KW tidak akan dilanjutkan dalam bentuk kebijakan apapun.
“Saya berterima kasih kepada publik, karena publik merespons serta memberikan banyak sekali masukan dan saran, dan mayoritas tidak setuju. Jadi saya pikir selama ini kan ujung-ujungnya kepentingannya untuk publik ya. Jadi, saya pikir selama itu memang publik menyarankan untuk tidak ditindaklanjuti, ya kami dari Kementerian UMKM itu saya pikir tidak perlu kita tindaklanjuti,” tegas Maman.
Ia menilai, kritik yang datang dari masyarakat merupakan bagian penting dalam sistem demokrasi yang sehat. Dengan adanya tanggapan publik, pemerintah dapat menyesuaikan langkah dan komunikasi kebijakan agar lebih berhati-hati dan sesuai aspirasi masyarakat. “Karena sebagian besar banyak yang marah juga sama saya. ‘Kok ngusulin kayak begitu gitu loh kan’. Ya, tapi saya pikir ini wajar dan sah-sah saja di iklim demokrasi kita,” katanya.
Fokus Pemerintah Tingkatkan Kualitas Produk UMKM
Lebih jauh, Maman menegaskan bahwa arah kebijakan Kementerian UMKM tetap berfokus pada peningkatan kualitas dan daya saing produk dalam negeri. Ia memastikan pemerintah tidak akan pernah mendorong praktik produksi barang tiruan.
“Sebetulnya kan tujuan kita itu bagaimana bisa meningkatkan kualitas produk dalam negeri kita. Saya mau sampaikan jangan sampai disalahartikan bahwa banyak produk-produk lokal kita yang memang sudah luar biasa bagus. Tas, sepatu, sandal banyak sekali dan itu bahkan sudah kita dorong untuk di nasional, tembus pasar internasional, juga tembus pasar domestik,” jelasnya.
Maman menambahkan, produk lokal kini sudah menunjukkan kualitas tinggi dan mampu bersaing dengan merek luar negeri. Namun, di sisi lain, perlu juga ada variasi produk dengan harga yang lebih terjangkau agar bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. “Ada produk premium, tapi juga harus ada produk dengan harga yang bisa dijangkau masyarakat kelas menengah ke bawah. Intinya tetap produk dalam negeri,” lanjutnya.
Komitmen Cintai Produk Indonesia dan Perkuat UMKM
Sebagai penutup, Maman kembali menegaskan komitmennya untuk terus mendukung keberadaan UMKM dan mengampanyekan kecintaan terhadap produk lokal. Ia menyebut, kesalahpahaman atas ucapannya adalah bagian dari dinamika komunikasi publik yang akan menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah ke depan.
“Cuman mungkin karena dalam penyampaian saya kesannya kayak mendukung produk KW, jadi akhirnya seakan-akan menganggap saya mendukung produk KW, tapi saya, sekali lagi saya katakan enggak ada. Tetap kita pasti harus mencintai produk lokal kita, produk Indonesia, dan sampai hari ini kami Kementerian UMKM masih konsisten berdiri di garis itu,” tegasnya.
Pernyataan Maman sebelumnya menuai sorotan setelah ia menyebut dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, bahwa pelaku UMKM bisa saja meniru praktik China yang mampu memproduksi barang serupa dengan merek ternama.
“Mungkin ya, tapi ini baru ide. Saya pikir daripada kita repot-repot ya, pusing-pusing, kenapa nggak UMKM kita juga produksi saja tas-tas KW juga kayak mereka [China], ini baru ide ya. Maksud saya, kenapa nggak kita coba? Jadi artinya kalau di China saja bisa bikin kayak begitu, kenapa di Indonesia nggak bisa bikin?” ujarnya saat itu.
Namun kini, Menteri Maman menegaskan arah kebijakan Kementerian UMKM jelas: memperkuat daya saing, memperluas pasar, dan meningkatkan kualitas produk nasional agar semakin diminati, baik di dalam negeri maupun mancanegara. “Kami akan terus fokus memperkuat UMKM, mendorong ekspor, dan menciptakan lapangan kerja. Karena di situlah letak kekuatan ekonomi bangsa,” pungkasnya.