Lima Kebiasaan Sehari-Hari yang Tak Disadari Picu Diabetes

Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:21:26 WIB
Lima Kebiasaan Sehari-Hari yang Tak Disadari Picu Diabetes

JAKARTA - Di tengah kesibukan dan gaya hidup serba cepat, banyak orang tak menyadari bahwa sejumlah kebiasaan kecil dalam keseharian bisa memicu diabetes.

Penyakit yang sering disebut sebagai “penyakit gula” ini kini semakin banyak menyerang usia muda, bukan hanya karena konsumsi gula berlebih, tetapi akibat pola hidup modern yang tidak seimbang.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Bethsaida Hospital Gading Serpong, Timoteus Richard, menegaskan bahwa faktor utama pemicu diabetes sering kali datang dari aktivitas sederhana yang dilakukan tanpa pikir panjang. “Banyak pasien yang tidak sadar bahwa kebiasaan sederhana seperti sering makan fast food, kurang gerak, hingga tidur larut malam karena gadget bisa memicu terjadinya diabetes,” ujarnya.

Konsumsi Fast Food yang Terlalu Sering

1. Terlalu sering mengonsumsi fast food menjadi salah satu kebiasaan yang paling umum memicu diabetes. Timoteus menjelaskan, makanan cepat saji yang kini mudah ditemukan di mana-mana umumnya tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, tetapi miskin serat serta nutrisi penting.

"Jika dikonsumsi berlebihan, tubuh menyimpan energi berlebih sebagai lemak, terutama di perut, yang memicu resistensi insulin yang merupakan awal mula diabetes tipe 2," kata Timoteus dalam keterangan tertulisnya.

Kandungan karbohidrat olahan pada fast food dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara mendadak. Ketika hal ini terjadi berulang kali, pankreas bekerja ekstra keras untuk memproduksi insulin. Lama kelamaan, pankreas akan kewalahan dan kehilangan kemampuannya dalam menjaga kestabilan kadar gula darah. Inilah pintu awal menuju diabetes tipe 2 yang berbahaya.

Penggunaan Gawai yang Berlebihan

2. Bermain gawai terlalu lama tanpa jeda juga menjadi kebiasaan berisiko tinggi. Banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam menatap layar ponsel, menonton serial, atau berselancar di media sosial dalam posisi duduk. Tanpa disadari, hal ini menurunkan aktivitas fisik harian secara signifikan.

“Hari ini sudah berapa menit atau jam Anda scrolling media sosial atau menonton serial favorit sambil duduk atau tiduran? Awas, jangan terlalu lama,” ujar Timoteus mengingatkan.

Kurangnya gerakan menyebabkan metabolisme melambat dan lemak menumpuk di tubuh, terutama di perut. “Kurangnya aktivitas fisik ini bisa menyebabkan penumpukan lemak tubuh, yang pada akhirnya meningkatkan risiko resistensi insulin, salah satu penyebab diabetes,” jelasnya.

Selain itu, paparan cahaya biru dari layar gadget menjelang tidur juga mengganggu ritme sirkadian tubuh. “Tidur yang kurang memadai dapat meningkatkan hormon stres, yang berdampak pada kestabilan kadar gula darah, memperburuk risiko diabetes,” tambahnya.

Tidur Larut Malam dan Pola Istirahat Buruk

3. Tidur larut malam dan kurang istirahat termasuk kebiasaan lain yang diam-diam meningkatkan risiko diabetes. Kurang tidur menyebabkan tubuh mengalami stres fisiologis yang memicu peningkatan kadar hormon kortisol. Hormon ini membuat kadar gula darah cenderung lebih tinggi dan menghambat kerja insulin.

Kondisi ini sering kali diperburuk dengan konsumsi kafein berlebihan untuk melawan kantuk atau kebiasaan begadang sambil bermain gadget. Padahal, kebiasaan tersebut justru memperburuk ritme metabolisme tubuh.

“Terlalu sedikit waktu tidur dapat berdampak langsung pada kestabilan gula darah dan daya tahan tubuh,” ujar Timoteus.

Menjaga pola tidur yang cukup, yakni 7–8 jam per malam, merupakan langkah sederhana namun penting dalam mencegah gangguan metabolik seperti diabetes.

Abaikan Tanda Awal Diabetes

4. Mengabaikan gejala awal juga menjadi kesalahan umum yang sering dilakukan banyak orang. Menurut Timoteus, gejala diabetes muncul perlahan dan sering kali dianggap sepele. Padahal, mengenali tanda-tanda awal dapat mencegah komplikasi berat di kemudian hari.

Beberapa gejala yang patut diwaspadai antara lain rasa haus berlebihan, sering buang air kecil di malam hari, kelelahan tanpa sebab, perubahan berat badan drastis, penglihatan kabur, dan luka yang sulit sembuh.

“Jika mengalami gejala-gejala di atas segera periksa kadar gula darah. Deteksi dini penting untuk mencegah komplikasi serius seperti kerusakan ginjal atau masalah jantung,” ujar dokter yang juga praktik di Klinik Penyakit Dalam Bethsaida Hospital Gading Serpong itu.

Pemeriksaan rutin kadar gula darah menjadi langkah penting dalam mencegah diabetes semakin berkembang tanpa gejala yang jelas.

Lupa Menjaga Pola Hidup Sehat

5. Tidak menjaga pola hidup sehat menjadi akar dari berbagai penyakit metabolik, termasuk diabetes. Padahal, langkah pencegahannya sebenarnya sederhana. Timoteus menegaskan bahwa mengelola pola hidup sehat merupakan kunci utama untuk menjauhkan diri dari penyakit ini.

Ia menyarankan agar masyarakat mulai melakukan hal-hal berikut:

Membatasi konsumsi makanan cepat saji dan memperbanyak asupan sayur serta buah.

Mengatur screen time dan memberikan waktu bagi tubuh untuk bergerak setiap jam.

Melakukan olahraga ringan, minimal berjalan kaki 30 menit setiap hari.

Tidur cukup setiap malam untuk menjaga keseimbangan hormon.

Rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah, terutama bagi yang memiliki faktor risiko.

“Pemeriksaan rutin sangat penting agar kadar gula darah bisa dipantau sejak dini. Dengan pola hidup sehat dan deteksi dini, risiko komplikasi serius seperti gangguan jantung, ginjal, atau saraf dapat ditekan secara signifikan,” ujar Timoteus menutup penjelasannya.

Di tengah kesibukan dan paparan gaya hidup modern, lima kebiasaan ini tampak sepele namun membawa dampak besar bagi kesehatan. Mengatur pola makan, membatasi penggunaan gawai, menjaga tidur, dan rutin bergerak bukan hanya soal disiplin, melainkan bentuk investasi untuk hidup bebas diabetes di masa depan.

Terkini