Pasar Crypto Anjlok, Investor Diminta Waspada dan Cari Peluang

Senin, 20 Oktober 2025 | 15:06:49 WIB
Pasar Crypto Anjlok, Investor Diminta Waspada dan Cari Peluang

JAKARTA - Pasar cryptocurrency kembali diguncang hebat pada akhir pekan. Harga Bitcoin dan mayoritas altcoin anjlok tajam, membuat investor cemas sekaligus bertanya-tanya: apakah ini tanda tren bearish berkepanjangan, atau justru sinyal awal peluang baru?

Data terbaru menunjukkan Bitcoin terkoreksi hingga Rp1,85 miliar per koin dengan market cap sekitar Rp36.691 triliun. Sementara itu, indeks Crypto Fear and Greed turun ke angka 26, memasuki zona “fear”. Meski tampak mengkhawatirkan, sebagian analis justru menilai kondisi ini bisa menjadi momen strategis untuk masuk ke pasar.

Kepanikan Investor Jadi Pemicu Utama

Gelombang kepanikan menjadi salah satu faktor terbesar penyebab jatuhnya pasar. Menurut CoinGlass, total likuidasi mencapai USD19 miliar (sekitar Rp314,5 triliun) dalam sepekan terakhir. Angka ini bahkan dianggap konservatif oleh beberapa analis.

Lebih dari 1,6 juta investor terkena likuidasi, dengan 300 ribu di antaranya kehilangan posisi hanya dalam sehari pada Jumat lalu. Efek domino terjadi: semakin banyak likuidasi, semakin besar kepanikan, dan semakin banyak pula investor yang menjual aset mereka.

Kondisi ini membuat indeks Fear and Greed terjun ke level 26. Secara teknikal, grafik Bitcoin juga memperlihatkan pola double top, yang dikenal sebagai sinyal klasik pembalikan arah ke bawah. “Ketika Bitcoin melemah, hampir seluruh altcoin ikut terseret,” ungkap laporan analisis pasar.

Tekanan Global Memperparah Sentimen

Selain faktor internal, sejumlah tekanan eksternal ikut memperburuk situasi. Dilansir Bankless Time, ETF Bitcoin dan Ethereum mencatat arus keluar (net outflows), menandakan bahwa investor institusional belum agresif menambah kepemilikan crypto.

Ketegangan dagang Amerika Serikat dan China yang kembali meningkat juga menambah kekhawatiran. Investor global menjadi lebih defensif, mengurangi minat pada aset berisiko termasuk crypto.

Tak hanya itu, masalah di sektor perbankan regional AS kembali menghantui. Dua bank besar dilaporkan mengalami kerugian akibat kasus dugaan penipuan kredit. Situasi ini semakin menekan kepercayaan investor, yang berdampak pula pada pasar keuangan digital.

Harapan Baru di Balik Awan Gelap

Meski suasana tampak suram, sebagian analis masih optimistis. Berdasarkan sejarah, koreksi besar dalam pasar crypto sering kali diikuti dengan fase pemulihan kuat, terutama pada kuartal keempat.

Salah satu faktor yang dinantikan adalah persetujuan ETF spot Bitcoin oleh SEC. Jika terealisasi, instrumen ini diyakini akan membuka arus modal baru yang bisa memperkuat pasar setelah ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan AS.

Secara on-chain, indikator MVRV ratio Bitcoin kini berada di bawah 1, menandakan aset ini tergolong undervalued. Dengan harga sekitar USD108.000 atau Rp1,78 miliar per BTC, beberapa analis menyebut kondisi ini sebagai peluang buy the dip bagi investor jangka panjang.

“Dubai adalah pusat keuangan yang ideal untuk investasi lintas negara berbasis blockchain dan sesuai prinsip Syariah," ungkap Ronald Rigen Tambunan, CEO Kristalin Digital Dubai, dalam wawancara terpisah. Pernyataan ini memperkuat pandangan bahwa integrasi teknologi finansial global akan menjadi katalis penting bagi pasar crypto ke depan.

Sejarah Pemulihan Jadi Pelajaran

Crypto bukan pertama kalinya menghadapi krisis. Tahun 2020, pasar sempat anjlok akibat pandemi, namun kemudian mencatat reli besar. Begitu pula setelah kehancuran Terra LUNA pada 2022 dan kolapsnya FTX, yang sempat dianggap titik akhir crypto. Nyatanya, pasar kembali bangkit dengan momentum lebih kuat.

Pola ini memberikan keyakinan bagi sebagian besar analis bahwa crash kali ini juga akan diikuti pemulihan. Sentimen negatif yang dominan justru dianggap sebagai fase capitulation sebelum harga berbalik arah.

Kejatuhan pasar crypto akhir pekan ini adalah hasil kombinasi antara faktor teknikal, likuidasi massal, ketakutan investor, serta tekanan ekonomi global. Namun di balik gejolak, peluang tetap terbuka lebar.

Persetujuan ETF spot Bitcoin, indikator undervaluasi, serta sejarah pemulihan pasar menjadi alasan kuat untuk tetap optimis. Investor yang berani melihat peluang di tengah kepanikan bisa memanfaatkan kondisi ini sebagai pintu masuk strategis.

Sebagaimana siklus yang selalu berulang, crash besar di dunia crypto sering kali menjadi fondasi bagi reli berikutnya. Bagi sebagian investor, saat inilah waktu terbaik untuk menyiapkan strategi dan memanfaatkan momentum.

Terkini