Pendiri Huobi dan Investor Asia Bangun Treasury Ethereum

Senin, 20 Oktober 2025 | 15:06:47 WIB
Pendiri Huobi dan Investor Asia Bangun Treasury Ethereum

JAKARTA - Langkah besar kembali diambil oleh tokoh-tokoh terkemuka di industri kripto Asia. Pendiri Huobi, Li Lin, berkolaborasi dengan beberapa pendukung awal Ethereum (ETH) untuk membentuk sebuah perusahaan treasury aset digital bernilai USD 1 miliar atau sekitar Rp16,57 triliun. Proyek ambisius ini bertujuan mengakumulasi ether (ETH) sekaligus memberikan jalur teregulasi bagi partisipasi investor institusional.

Menurut laporan Bloomberg yang dikutip dari Yahoo Finance, Li Lin yang kini juga memimpin Avenir Capital, menggandeng sejumlah nama besar: Shen Bo, salah satu pendiri Fenbushi Capital; Xiao Feng, Chairman sekaligus CEO HashKey Group; Cai Wensheng, pendiri aplikasi foto Meitu Inc; serta beberapa investor kripto berpengaruh di Tiongkok.

Strategi Pembentukan Dana Perwalian Ethereum

Kelompok investor ini berencana mengelola dana melalui perusahaan cangkang yang terdaftar di Nasdaq. Model tersebut dipilih karena menyediakan kerangka regulasi yang dianggap aman bagi investor institusional.

Sejauh ini, proyek tersebut telah berhasil mengumpulkan komitmen investasi signifikan. HongShan Capital Group (dulu dikenal sebagai Sequoia China) menyuntikkan dana sebesar USD 500 juta atau Rp8,28 triliun. Avenir Capital, perusahaan investasi milik Li Lin, menambahkan sekitar USD 200 juta. Sisanya dikumpulkan dari mitra strategis lainnya.

Pengumuman resmi mengenai peluncuran dana perwalian ini diperkirakan keluar dalam beberapa minggu ke depan. Jika terealisasi, produk ini akan menawarkan eksposur teregulasi terhadap Ethereum dan aset digital terkait. Langkah ini dinilai strategis mengingat minat institusional terhadap kripto melonjak pesat, terutama setelah kesuksesan ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat.

Posisi Strategis Li Lin dan Rekan-rekannya

Li Lin bukan sosok baru dalam industri ini. Ia mendirikan Huobi pada 2013 dan menjadikannya salah satu bursa kripto terbesar dunia, sebelum akhirnya menjualnya kepada Justin Sun setelah larangan kripto diberlakukan di Tiongkok pada 2021.

Selepas itu, Li mendirikan Avenir Capital yang berbasis di Hong Kong. Kini, Avenir tercatat sebagai salah satu pemegang ETF Bitcoin terbesar di Asia, dengan aset kelolaan lebih dari USD 1 miliar.

Mitra Li juga merupakan bagian dari gelombang awal pengusaha kripto Tiongkok yang berinvestasi di Ethereum sejak peluncurannya pada 2015. Fenbushi Capital milik Shen Bo adalah pendukung proyek blockchain awal, HashKey Group milik Xiao Feng merupakan salah satu perusahaan pertama yang mendapat lisensi perdagangan aset virtual di Hong Kong, sementara Cai Wensheng dikenal melalui investasi-investasi kripto pribadinya yang sering menjadi sorotan publik.

Dengan latar belakang tersebut, grup ini dipandang memiliki keunggulan unik untuk mengembangkan dana perwalian Ethereum di tengah meningkatnya permintaan investor global.

Ethereum dalam Arsitektur Keuangan Global

Dominasi Ethereum sebagai infrastruktur keuangan digital kembali ditegaskan dalam Digital Assets Summit (DAS) 2025 di London. Pada forum tersebut, tokoh industri seperti Joseph Lubin (CEO ConsenSys) dan Joseph Chalom (Co-CEO SharpLink) menyoroti pentingnya peran Ethereum dalam membangun fondasi keuangan institusional.

Panel berjudul “Jalan Menuju Triliun Dolar: Dominasi Institusional Ethereum” mengupas bagaimana staking, tokenisasi, dan kapabilitas jaringan Ethereum mendorong inovasi keuangan global.

“Evolusi Ethereum menuju skalabilitas dan kepatuhan telah membangkitkan kembali kepercayaan institusional,” kata Lubin.

Chalom, mantan eksekutif BlackRock, menambahkan perspektif berbeda. Ia menyoroti krisis pasar kripto baru-baru ini sebagai akibat dari “sampah leverage yang berbahaya,” dan menyebutnya sebagai “hari yang mengerikan bagi manusia.” Meski begitu, ia menegaskan bahwa peran Ethereum tetap sentral dalam membentuk masa depan ekosistem keuangan digital.

Katalis Utama untuk Adopsi Institusional

Sejumlah katalis diperkirakan akan mempercepat penetrasi Ethereum dalam sektor keuangan arus utama. Para pembicara di DAS menyoroti penerbitan dana on-chain, interoperabilitas antar-platform, serta kejelasan regulasi yang lebih baik. Semua faktor ini dinilai mampu memperkuat posisi Ethereum sebagai tulang punggung keuangan terdesentralisasi (DeFi) sekaligus mendorong tokenisasi aset dunia nyata.

Dengan semakin banyaknya produk keuangan berbasis blockchain yang hadir, perusahaan treasury baru yang digagas Li Lin dkk diharapkan bisa menangkap momentum tersebut. Pasar global kini juga tengah menantikan persetujuan ETF Ether spot di sejumlah yurisdiksi utama, yang diprediksi akan semakin meningkatkan arus modal ke aset digital ini.

Inisiatif pembentukan dana perwalian Ethereum senilai Rp16,57 triliun oleh Li Lin bersama rekan-rekan pendukung awal Ethereum menjadi tonggak penting dalam perjalanan adopsi institusional aset digital. Dengan memanfaatkan struktur regulasi Nasdaq dan dukungan investor besar seperti HongShan Capital, langkah ini diyakini mampu menarik minat luas dari kalangan institusi.

Posisi Ethereum yang semakin kuat di ekosistem keuangan global, ditambah kepercayaan baru dari investor, memberikan optimisme bahwa proyek ini akan menjadi katalis utama dalam ekspansi kripto di Asia maupun dunia. Di tengah fluktuasi pasar, Ethereum kembali membuktikan dirinya sebagai fondasi inovasi finansial masa depan.

Terkini