JAKARTA - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN).
Lelang tersebut dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 21 Oktober 2025. Lelang ini merupakan langkah strategis untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.
Target dana yang ingin dihimpun melalui lelang ini cukup besar, yaitu mencapai Rp23 triliun.
Lelang SUN merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara yang paling vital. Selain membantu menutupi defisit fiskal, surat utang ini juga menjadi tolok ukur kesehatan pasar keuangan Indonesia sekaligus menjadi pilihan investasi yang aman bagi berbagai kalangan investor, baik institusi maupun perorangan.
Detail Lelang dan Seri Surat Utang Negara yang Ditawarkan
Dalam lelang kali ini, pemerintah akan melelang sembilan seri SUN dalam denominasi rupiah, yang terdiri atas tiga seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan enam seri Obligasi Negara (ON).
Tiga seri SPN yang dilelang adalah:
SPN01251122 (new issuance)
SPN03260121 (new issuance)
SPN12261008 (reopening)
Ketiga seri SPN ini memiliki jatuh tempo yang beragam mulai dari 22 November 2025 hingga 8 Oktober 2026, dan menggunakan mekanisme kupon diskonto.
SPN biasanya memiliki tenor pendek dan berfungsi sebagai instrumen pendanaan jangka pendek pemerintah.
Sedangkan enam seri Obligasi Negara yang ditawarkan adalah:
FR0109 (reopening)
FR0108 (reopening)
FR0106 (reopening)
FR0107 (reopening)
FR0102 (reopening)
FR0105 (reopening)
Obligasi-obligasi ini memiliki masa jatuh tempo yang lebih panjang, mulai dari 15 Maret 2031 hingga 15 Juli 2064. Seri dengan jangka waktu terpanjang adalah FR0105, yang akan jatuh tempo pada 2064 dan menawarkan kupon sebesar 6,87%.
Sementara seri FR0109 memiliki jatuh tempo paling pendek dan kupon terkecil, yaitu 5,87%. Seri FR0106 dan FR0107 menawarkan kupon tertinggi, masing-masing sebesar 7,12%, dan jatuh tempo pada tahun 2040 dan 2045.
Mekanisme Lelang dan Peserta yang Terlibat
Lelang ini akan dilaksanakan pada pukul 09.00 sampai 11.00 WIB, dengan tanggal settlement pada 23 Oktober 2025. Bank Indonesia bertindak sebagai penyelenggara lelang dengan menggunakan metode open auction dan multiple price.
Dalam metode ini, peserta yang mengajukan penawaran secara kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang mereka ajukan.
Sedangkan peserta yang memberikan penawaran non-kompetitif akan membayar berdasarkan rata-rata yield tertimbang dari penawaran kompetitif yang menang.
Peserta lelang ini terdiri dari berbagai bank dan perusahaan sekuritas ternama, termasuk Citibank, Deutsche Bank, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), serta bank-bank Himbara seperti BRI, Mandiri, dan BTN.
Selain itu, lembaga seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia juga turut berpartisipasi dalam lelang kali ini.
Peran dan Manfaat Lelang SUN bagi Ekonomi Nasional
Lelang SUN tidak hanya berfungsi sebagai sumber pembiayaan negara, tetapi juga sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas ekonomi makro.
Dana yang diperoleh dari lelang akan digunakan untuk membiayai berbagai program pembangunan dan pengeluaran negara yang esensial.
Dengan demikian, lelang ini memiliki peran sentral dalam menjaga kesinambungan fiskal dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, pasar surat utang negara berperan sebagai benchmark bagi pasar keuangan secara keseluruhan. Yield SUN yang dihasilkan dari lelang ini menjadi acuan bagi tingkat suku bunga kredit bank dan instrumen investasi lainnya.
Oleh karena itu, keberhasilan lelang SUN akan memberikan sinyal positif kepada investor domestik maupun asing tentang prospek ekonomi Indonesia.
Kepercayaan pasar yang tinggi terhadap SUN juga mendorong likuiditas pasar obligasi pemerintah tetap sehat dan aktif, yang pada gilirannya mendukung pembiayaan yang lebih efisien dan biaya yang lebih rendah bagi pemerintah.
Proyeksi dan Harapan Pemerintah
Dengan target indikatif sebesar Rp23 triliun, pemerintah optimis bahwa lelang kali ini akan berjalan sukses dan mendapatkan sambutan positif dari berbagai pelaku pasar.
Bahkan, target maksimal yang dapat diterima adalah hingga 150 persen dari target indikatif tersebut, menunjukkan fleksibilitas pemerintah dalam mengelola pembiayaan.
“Kami berharap lelang ini dapat menarik minat investor yang luas, baik institusi maupun perorangan, sehingga target pembiayaan APBN 2025 dapat terpenuhi dengan baik,” ujar pejabat dari DJPPR.
Selain memenuhi kebutuhan fiskal, lelang SUN juga menjadi indikator penting dalam menjaga stabilitas pasar keuangan di tengah dinamika ekonomi global yang masih penuh tantangan.
Keberhasilan lelang ini diharapkan dapat menguatkan posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki pasar surat utang yang kredibel dan likuid.
Lelang SUN sebagai Pilar Kekuatan Fiskal
Lelang Surat Utang Negara yang akan digelar pada 21 Oktober 2025 ini bukan hanya sebuah mekanisme penggalangan dana semata, melainkan bagian integral dari strategi pengelolaan fiskal dan stabilitas ekonomi nasional.
Dengan dukungan berbagai lembaga keuangan dan minat investor yang kuat, pemerintah optimis target Rp23 triliun akan tercapai.
Keberhasilan lelang ini penting untuk memastikan keberlanjutan program pembangunan dan pemenuhan berbagai kebutuhan negara lainnya.
Di saat yang sama, pasar SUN juga menjadi tempat investasi yang aman dan terpercaya bagi berbagai kalangan, sekaligus menjadi cermin kesehatan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.