Lionel Messi 21 Tahun Setelah Debut: Perjalanan Menuju Keabadian Sepak Bola

Jumat, 17 Oktober 2025 | 14:30:49 WIB
Lionel Messi 21 Tahun Setelah Debut: Perjalanan Menuju Keabadian Sepak Bola

JAKARTA - Dua puluh satu tahun lalu, di sore yang tampak biasa di Stadion Olimpiade Montjuic, lahirlah babak baru dalam sejarah sepak bola. Seorang remaja berusia 17 tahun asal Rosario, Argentina, melangkah ke lapangan untuk pertama kalinya mengenakan jersey bernomor 30 Barcelona. Remaja itu adalah Lionel Messi, sosok yang kelak akan mengubah wajah sepak bola dunia dan mendefinisikan ulang arti dari kata “kehebatan.”

Pada 16 Oktober 2004, Messi masuk menggantikan Deco dalam laga derby melawan Espanyol. Tak banyak yang memperhatikan saat itu — debutnya berlangsung singkat, hanya beberapa menit. Namun di balik langkah kecil di lapangan, tersembunyi potensi besar yang akan mengguncang dunia olahraga.

Awal dari Sebuah Legenda

Debut singkat itu menjadi awal dari perjalanan luar biasa. Dari bocah pendiam yang sempat diragukan karena postur tubuhnya yang mungil, Messi menjelma menjadi simbol keajaiban sepak bola modern. Dalam 520 pertandingan La Liga bersama Barcelona, ia mencetak 474 gol — rekor yang belum mampu dipecahkan hingga kini. 

Lebih dari itu, Messi juga menorehkan 192 assist dan 36 hat-trick, membuktikan dirinya bukan hanya mesin gol, tapi juga kreator di balik permainan indah Blaugrana.

Kemampuannya melampaui angka-angka. Setiap dribel, umpan, dan golnya seperti karya seni. Ia tak hanya mencetak skor, tapi juga menghadirkan rasa kagum yang membuat sepak bola lebih dari sekadar olahraga — ia menjadikannya bahasa universal yang menghubungkan jutaan penggemar di seluruh dunia.

Warisan yang Tak Sekadar Statistik

Sepanjang dua dekade membela Barcelona, Messi mengangkat 10 trofi La Liga, menjadi top skor delapan kali, dan membawa klub ke puncak kejayaan Eropa. Namun, warisan terbesarnya bukan pada jumlah trofi atau penghargaan pribadi seperti enam Ballon d’Or yang ia raih selama di Spanyol. Warisannya adalah pengaruh abadi terhadap cara sepak bola dimainkan dan dipahami.

Messi memperkenalkan harmoni antara teknik, visi, dan kecerdasan bermain. Ia membuktikan bahwa keajaiban di lapangan tak selalu datang dari kekuatan fisik, tapi dari insting dan kepekaan membaca permainan. Setiap sentuhan bolanya memancarkan elegansi yang hanya dimiliki sedikit manusia di bumi.

Banyak generasi muda yang meniru gaya bermainnya — mulai dari akademi La Masia hingga lapangan-lapangan kecil di Asia dan Amerika Latin. Dalam dua puluh satu tahun sejak debutnya, jejak Messi hadir di setiap mimpi anak kecil yang ingin menjadi pemain bola.

Dua Dekade, Satu Cerita Keabadian

Tepat dua dekade setelah debut bersejarah itu, Lionel Messi kini berdiri sebagai legenda yang masih aktif bermain dan terus menorehkan kisah baru. Meski kini berseragam Inter Miami di Major League Soccer, pesonanya tak pernah pudar. Pengaruh Messi tetap mendunia, bahkan di luar lapangan hijau.

Untuk menandai momen bersejarah itu, Messi membagikan dua foto di akun Instagram-nya — satu ketika masih berusia 17 tahun mengenakan nomor 30, dan satu lagi memperlihatkan dirinya berdiri di pinggir lapangan menunggu pergantian pemain. “Sudah 21 tahun… luar biasa,” tulisnya singkat dalam caption yang penuh makna.

Hanya dalam waktu satu jam, unggahan tersebut langsung dibanjiri lebih dari dua juta likes dan puluhan ribu komentar dari penggemar di seluruh dunia. Dari Argentina hingga Jepang, dari fans lama Barcelona hingga penonton muda MLS, semua menyampaikan rasa kagum dan cinta yang sama kepada sang maestro.

Dari Bocah Pemalu ke Legenda Dunia

Perjalanan Messi tak selalu mudah. Ia lahir dengan gangguan hormon pertumbuhan yang membuat banyak klub ragu untuk merekrutnya. Namun Barcelona melihat sesuatu yang berbeda. Klub raksasa Catalan itu menawarinya kontrak pertama di selembar tisu restoran, tanda awal dari kisah luar biasa yang kemudian mengubah sejarah klub dan dunia sepak bola.

Dari situ, Messi menulis cerita keajaiban — gol demi gol, gelar demi gelar. Ia menjadi bagian dari trio mematikan MSN (Messi-Suárez-Neymar) yang membawa Barcelona ke puncak Eropa. Di level internasional, perjuangan panjangnya bersama Timnas Argentina akhirnya terbayar dengan Copa America 2021 dan Piala Dunia 2022, yang menegaskan statusnya sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa.

Kini, ketika usianya memasuki pertengahan 30-an, Messi telah melampaui batas karier pemain biasa. Ia menjadi simbol dedikasi, kesabaran, dan cinta pada permainan yang membesarkannya. Tak heran, banyak yang menyebutnya bukan sekadar pemain bola, melainkan “seniman lapangan hijau.”

Pengaruh yang Tak Pernah Luntur

Warisan Messi bukan hanya soal prestasi, tapi juga soal inspirasi. Ia menunjukkan bahwa kerendahan hati bisa berjalan beriringan dengan kehebatan. Di era di mana sorotan media dan popularitas sering membuat pemain kehilangan arah, Messi tetap konsisten menjadi dirinya sendiri — tenang, fokus, dan selalu bekerja keras.

Kini, 21 tahun sejak debutnya di La Liga, setiap kali nama Lionel Messi disebut, dunia sepak bola berhenti sejenak untuk mengenang: dari bocah 17 tahun yang pemalu hingga legenda abadi yang menjadikan setiap laga seperti karya seni hidup.

Dan mungkin, selama bola masih bergulir di lapangan hijau, nama Messi akan selalu disebut — bukan sekadar karena gol dan trofi, tapi karena ia telah menjadikan sepak bola sebagai warisan budaya yang tak lekang oleh waktu.

Terkini