Kemendukbangga dan Australia Bersinergi Tekan Stunting NTT

Kamis, 16 Oktober 2025 | 15:46:26 WIB
Kemendukbangga dan Australia Bersinergi Tekan Stunting NTT

JAKARTA - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) memperkuat langkah strategis dalam menekan angka stunting di Indonesia melalui kerja sama dengan Kedutaan Besar Australia.

Program ini dijalankan melalui inisiatif Bangga Kencana, yang menekankan pembangunan keluarga dan pemberdayaan masyarakat sebagai fondasi menyiapkan generasi masa depan yang lebih sehat.

Dalam pertemuan di kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025, Menteri Wihaji menerima kunjungan Duta Besar Australia, Rod Brazier. Menurut Wihaji, kolaborasi ini tidak hanya menyasar isu kesehatan, tetapi juga memfokuskan pada dimensi kemanusiaan, perempuan, dan keluarga. "Termasuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik melalui peran siklus kehidupan, mulai dari calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, bayi, hingga lansia," ujar Wihaji dalam keterangan resmi.

Kolaborasi ini menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam mengatasi stunting, terutama di wilayah dengan prevalensi tinggi seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Upaya tersebut dilakukan melalui program yang menggabungkan edukasi gizi, kesehatan ibu dan anak, serta pemberdayaan ekonomi keluarga.

Fokus Penanganan Stunting di NTT

NTT menjadi perhatian utama karena angka stunting di provinsi ini termasuk yang tertinggi secara nasional. Menteri Wihaji menekankan bahwa intervensi harus terintegrasi, melibatkan pemerintah daerah, tenaga kesehatan, serta masyarakat setempat. “Kita perlu memastikan setiap program menyasar langsung keluarga yang membutuhkan, mulai dari ibu hamil hingga anak balita,” ujarnya.

Senior Program Manager Governance and Human Development Kedubes Australia, Anggina Hanum, menambahkan, kolaborasi dapat diperkuat melalui program subnasional dengan menyesuaikan kebutuhan daerah. Pendekatan ini memungkinkan intervensi lebih tepat sasaran dan meningkatkan efektivitas penanganan stunting. “Kita mulai dengan melihat daerah kolaborasi terlebih dahulu, agar program dapat berjalan sesuai kebutuhan lokal,” kata Anggina.

Pemberdayaan Ekonomi Sebagai Pendukung Program

Duta Besar Australia, Rod Brazier, menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai bagian dari upaya pengurangan stunting. Program inklusi ekonomi masyarakat yang dijalankan Kedubes Australia di Indonesia sejalan dengan tujuan Bangga Kencana. Melalui pemberdayaan ini, keluarga tidak hanya memperoleh akses gizi dan kesehatan, tetapi juga keterampilan dan pendapatan yang meningkatkan kesejahteraan.

“Beberapa kerja sama dengan Indonesia yang telah berjalan mendukung program Kemendukbangga/BKKBN saat ini adalah program inklusi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ungkap Rod. Dengan meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga, diharapkan dampak langsung terhadap kualitas asupan gizi dan kesehatan anak dapat terlihat lebih signifikan.

Target Nasional dan Upaya Penguatan Program Gizi

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting nasional pada tahun 2024 tercatat sebesar 19,8 persen. Pemerintah menargetkan penurunan angka ini menjadi 18 persen pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, penguatan program gizi dan intervensi di daerah dengan angka stunting tinggi menjadi prioritas utama.

Bangga Kencana, sebagai program strategis, menekankan pendekatan siklus hidup, mulai dari calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, bayi, hingga lansia. Intervensi ini mencakup edukasi kesehatan, pemantauan tumbuh kembang anak, serta pemberian suplemen gizi. Keterlibatan pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan komunitas lokal menjadi faktor kunci keberhasilan program ini.

Kolaborasi dengan Kedubes Australia juga membuka peluang transfer pengetahuan dan praktik terbaik dari program internasional, termasuk sistem monitoring, evaluasi program, serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia di sektor kependudukan dan keluarga berencana. Sinergi ini diharapkan mampu mempercepat penurunan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di wilayah prioritas.

Sinergi Kemanusiaan dan Pembangunan Keluarga

Menteri Wihaji menekankan bahwa upaya ini tidak hanya soal angka statistik, tetapi menyasar kualitas hidup dan pembangunan manusia secara menyeluruh. “Kita ingin memastikan setiap generasi dapat tumbuh dengan gizi baik, sehat, dan memiliki akses pendidikan serta kesempatan ekonomi yang setara,” ungkapnya.

Pendekatan kemanusiaan dan pemberdayaan perempuan menjadi fondasi penting dalam program ini. Keluarga yang sehat dan sejahtera akan berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Bangga Kencana menjadi instrumen strategis untuk memastikan siklus kehidupan keluarga berjalan optimal, sehingga generasi penerus Indonesia memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Dengan komitmen bersama Kemendukbangga/BKKBN dan Kedubes Australia, serta dukungan pemerintah daerah, pemberdayaan masyarakat, dan program gizi terintegrasi, diharapkan target penurunan stunting dapat tercapai. Kerja sama ini juga menjadi contoh sinergi internasional yang berdampak langsung pada pembangunan manusia dan kesejahteraan keluarga di Indonesia.

Terkini