Prabowo Perkuat SDM STEM untuk Dorong Hilirisasi Nasional

Rabu, 15 Oktober 2025 | 10:50:27 WIB
Prabowo Perkuat SDM STEM untuk Dorong Hilirisasi Nasional

JAKARTA - Pemerintah menegaskan kembali arah kebijakan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) nasional.

Presiden Prabowo Subianto menugaskan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto untuk memperkuat pengembangan SDM berbasis sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM). Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah menyiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan transformasi industri dan hilirisasi nasional.

Penugasan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dalam konferensi pers di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta. “Kemudian juga tadi ada laporan dari Bapak Menteri Dikti Saintek, berkenaan dengan persiapan-persiapan di bidang sumber daya manusia yang berbasis STEM,” ujar Prasetyo dalam keterangannya.

Prabowo disebut memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan SDM sebagai fondasi utama transformasi ekonomi. Dengan penguatan kapasitas di bidang teknologi dan sains, pemerintah ingin memastikan Indonesia mampu mencetak tenaga ahli yang mendukung hilirisasi industri nasional sekaligus memperkuat daya saing bangsa di tingkat global.

Penugasan Langsung Presiden untuk Hilirisasi Industri

Dalam arahannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa penguatan SDM berbasis STEM harus berorientasi pada kebutuhan nyata dunia industri. Program ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan tenaga kerja terampil di sektor-sektor strategis, seperti perkebunan dan kelautan, yang tengah menjadi fokus hilirisasi nasional.

“Bapak Presiden menugaskan beliau di dalam rangka pembangunan sumber daya manusia kita, di dalam rangka persiapan hilirisasi, di dalam rangka persiapan pengawakan dari beberapa program-program besar dari pemerintah di bidang perkebunan, di bidang kelautan yang tentunya itu membutuhkan sumber daya manusia,” ungkap Prasetyo.

Penugasan ini juga menandai langkah awal koordinasi lintas kementerian untuk memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan tinggi dan dunia industri. Pemerintah ingin agar kebijakan pendidikan tinggi lebih adaptif terhadap kebutuhan sektor industri yang sedang bertransformasi menuju digitalisasi dan otomatisasi.

Dalam konteks ini, Brian Yuliarto sebagai Mendikti Saintek akan memainkan peran strategis. Ia diharapkan dapat menyusun peta jalan pendidikan tinggi sains dan teknologi yang sejalan dengan visi pembangunan nasional, sekaligus mendorong riset terapan yang dapat memberikan nilai tambah pada proses hilirisasi di berbagai bidang.

Transformasi Pendidikan untuk Kemandirian Teknologi

Selain menjadi kebutuhan industri, penguatan SDM STEM juga merupakan upaya strategis untuk membangun kemandirian teknologi nasional. Pemerintah melihat bahwa ketergantungan terhadap tenaga ahli asing di sektor-sektor tertentu masih cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan pembenahan sistem pendidikan yang lebih terarah dan berbasis inovasi.

Dengan demikian, penguatan pendidikan tinggi berbasis riset dan teknologi akan menjadi kunci untuk menghasilkan tenaga profesional yang mampu mengembangkan teknologi sendiri. Dalam jangka panjang, hal ini diharapkan memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui peningkatan nilai tambah industri dalam negeri.

Prabowo menilai pentingnya sinergi antara dunia pendidikan, riset, dan industri. Oleh karena itu, program pengembangan SDM STEM tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas kurikulum, tetapi juga mendorong kemitraan antara universitas, lembaga riset, dan pelaku industri. Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi pusat inovasi dan teknologi di kawasan Asia Tenggara.

“Bapak Presiden menugaskan khusus kepada Menteri Dikti Saintek untuk mempersiapkan sumber daya manusia tersebut,” kata Prasetyo menegaskan.

Visi Indonesia Menuju Era Hilirisasi dan Inovasi

Kebijakan pembangunan SDM berbasis STEM menjadi salah satu pilar utama pemerintahan Prabowo Subianto. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil, tetapi juga untuk memastikan Indonesia mampu beradaptasi dengan perubahan global yang semakin bergantung pada teknologi tinggi dan inovasi.

Transformasi menuju ekonomi berbasis nilai tambah menuntut tenaga kerja yang memiliki kompetensi multidisiplin — mulai dari kemampuan analisis data, teknologi digital, hingga rekayasa industri. Pemerintah menilai bahwa tanpa penguatan di bidang ini, Indonesia akan sulit bersaing di tengah arus revolusi industri global.

Melalui langkah-langkah strategis seperti penugasan Mendikti Saintek untuk menyiapkan SDM berbasis STEM, pemerintah berharap dapat mempercepat terwujudnya hilirisasi di berbagai sektor utama. Pendekatan ini juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor teknologi, sekaligus membuka lapangan kerja baru di bidang inovasi dan penelitian.

Fokus pembangunan manusia ini juga menjadi bagian dari visi jangka panjang menuju kemandirian ekonomi nasional. Pemerintah menargetkan agar Indonesia bukan hanya menjadi negara penghasil sumber daya alam, tetapi juga negara yang mampu mengolah, mengembangkan, dan memasarkan produk-produk berbasis teknologi tinggi.

Dengan langkah-langkah konkret tersebut, Indonesia diharapkan mampu melangkah menuju era baru pembangunan ekonomi yang berorientasi pada inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan. Sinergi antara kebijakan pendidikan tinggi, riset, dan hilirisasi industri menjadi fondasi penting untuk memastikan transformasi ini berjalan efektif.

Sebagaimana disampaikan Prasetyo, “Bapak Presiden menugaskan secara khusus kepada Menteri Dikti Saintek untuk mempersiapkan sumber daya manusia tersebut.” Pernyataan ini menegaskan bahwa arah kebijakan pembangunan manusia di bawah pemerintahan Prabowo Subianto kini difokuskan pada penciptaan SDM unggul yang mampu membawa Indonesia menuju kemandirian teknologi dan daya saing global.

Terkini