JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah fokus memperluas pasar ekspor kendaraan buatan dalam negeri. Salah satu target baru adalah pasar Meksiko, yang dinilai berpotensi besar bagi industri otomotif nasional.
Upaya ini dilakukan dalam kerangka kerja sama dagang Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP). Melalui kesepakatan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan daya saing produk otomotif di kancah global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa selama ini ekspor kendaraan ke Meksiko masih mengikuti pola trade-in quota. Hal ini dianggap belum optimal untuk mendorong pertumbuhan ekspor kendaraan Indonesia ke negara tersebut.
Pencapaian Ekspor Otomotif Indonesia
Airlangga menyampaikan data terbaru tentang ekspor kendaraan Indonesia. Pada tahun lalu, nilai ekspor mobil mencapai 6 miliar dolar AS, sebuah pencapaian signifikan untuk industri otomotif nasional.
Hingga Agustus 2025, ekspor kendaraan telah mencapai 375.000 unit. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan angka ekspor bisa mencapai 500.000 unit pada akhir tahun ini.
Data ini menunjukkan tren positif yang terus berlanjut dalam mendorong ekspor kendaraan. Pemerintah dan pelaku industri pun optimistis target ini akan tercapai sesuai harapan.
Peran Presiden Prabowo dalam Memperluas Pasar
Presiden RI Prabowo Subianto juga aktif mendorong pembukaan pasar baru untuk produk otomotif Indonesia. Salah satunya adalah melalui keikutsertaan dalam perjanjian dagang CP-TPP.
Menurut Airlangga, Indonesia berharap dalam dua tahun ke depan ekspor kendaraan ke Meksiko dapat diperluas secara signifikan. Pasar Meksiko menjadi peluang besar yang perlu dimanfaatkan industri otomotif nasional.
Dorongan dari pemerintah pusat ini diharapkan akan memberikan sinyal positif bagi para pelaku industri otomotif. Selain itu, hal ini juga memperkuat posisi Indonesia di pasar otomotif dunia.
Kontribusi Industri Otomotif terhadap Perekonomian Nasional
Industri otomotif merupakan salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia. Pada tahun 2024, kontribusi langsung industri alat angkutan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 1,4 persen.
Namun, jika menghitung efek berganda dari seluruh rantai nilai industri otomotif, mulai dari komponen, pembiayaan, diler, hingga layanan purna jual, dampaknya mencapai sekitar 6 persen terhadap perekonomian nasional. Ini menunjukkan betapa strategisnya sektor ini.
Pemerintah menargetkan ekspansi industri otomotif dapat membuka 100.000 lapangan kerja langsung. Selain itu, lebih dari 1 juta lapangan kerja tidak langsung diharapkan tercipta dari pengembangan sektor ini.
Target Ekonomi dan Lapangan Kerja dari Ekspansi Otomotif
Ekspansi industri otomotif diharapkan memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Pemerintah menargetkan nilai kontribusi hingga 25 miliar dolar AS bagi perekonomian nasional.
Selain nilai ekonomi, penciptaan lapangan kerja menjadi fokus utama kebijakan ini. Dengan ekspansi pasar dan produksi, diharapkan daya serap tenaga kerja di sektor otomotif dapat meningkat secara signifikan.
Langkah pemerintah dalam menjajaki pasar baru seperti Meksiko merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat posisi industri otomotif nasional. Hal ini juga diharapkan dapat memperkuat daya saing dan kemandirian industri dalam jangka panjang.
Pemerintah terus mendorong pengembangan industri otomotif Indonesia melalui berbagai strategi dan kebijakan. Ekspansi pasar ke Meksiko adalah salah satu langkah nyata untuk mewujudkan visi tersebut.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan pelaku industri, diharapkan ekspor kendaraan Indonesia semakin tumbuh dan berkontribusi positif pada perekonomian nasional. Ekspansi pasar ini juga menjadi momentum penting dalam menghadapi persaingan otomotif global.