IHSG Menguat ke 8.269, ANTM dan AMRT Pimpin Kenaikan

Selasa, 14 Oktober 2025 | 11:37:24 WIB
IHSG Menguat ke 8.269, ANTM dan AMRT Pimpin Kenaikan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa kuat pada awal pekan perdagangan Selasa, 14 Oktober 2025. Pasar modal domestik dibuka bergairah setelah indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut melesat ke level 8.269,48, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa (all time high).

Dalam satu menit pertama perdagangan, IHSG masih bertahan di level tinggi yakni 8.267, setara pertumbuhan 0,49%. Lonjakan ini memperlihatkan optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah dinamika global yang masih bergejolak.

Perdagangan Dibuka Positif dengan Volume Tinggi

Data BEI mencatat, pada awal perdagangan, sebanyak 281 saham bergerak menguat, 152 saham melemah, dan 523 lainnya tidak mengalami perubahan harga. Total nilai transaksi pada menit-menit pertama mencapai Rp1,58 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 2,08 miliar lembar saham.

Kondisi ini menunjukkan likuiditas yang cukup deras sejak awal hari, sejalan dengan tren positif pasar modal sejak beberapa pekan terakhir. Investor tampak antusias memanfaatkan momentum untuk masuk ke saham-saham unggulan maupun sektor yang sedang menjadi sorotan.

Indeks Pendukung Kompak Menguat

Tidak hanya IHSG yang bergerak positif, sejumlah indeks sektoral dan tematik juga kompak menghijau. Indeks LQ45, IDX30, IDX80, dan MNC36 tercatat mengalami penguatan. Begitu pula indeks berbasis syariah seperti Jakarta Islamic Index (JII), IDXMESBUMN, hingga IDXSHAGROW.

Sektor yang menjadi penopang utama laju IHSG adalah keuangan, bahan baku, dan energi. Sektor-sektor tersebut dikenal sebagai pilar penting dalam menopang perekonomian nasional sekaligus memiliki kapitalisasi besar dalam bursa.

Sebaliknya, hanya dua sektor yang tercatat melemah, yaitu transportasi dan teknologi. Melemahnya sektor transportasi kemungkinan terkait biaya operasional yang meningkat, sedangkan saham teknologi masih menghadapi tekanan dari valuasi tinggi dan ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global.

Saham ANTM dan AMRT Jadi Bintang Pagi Ini

Dari daftar saham unggulan LQ45, terdapat beberapa emiten yang menonjol sebagai pemimpin penguatan (top gainers). PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi bintang dengan kenaikan harga 3,56% ke level Rp3.490 per saham.

Kinerja positif ANTM tidak lepas dari tren penguatan harga emas dunia yang menembus rekor tertinggi, sehingga mendongkrak sentimen positif terhadap saham-saham pertambangan logam mulia.

Selain itu, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga menjadi sorotan setelah sahamnya naik 3,35% ke Rp2.160. Emiten yang mengelola jaringan minimarket Alfamart ini diuntungkan dari daya beli masyarakat yang terjaga serta ekspansi agresif jaringan ritel modern di berbagai daerah.

Saham lain yang ikut mencetak kenaikan signifikan adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), yang melesat 3,25% ke Rp635. Peningkatan harga MBMA mengindikasikan minat investor yang terus meningkat terhadap emiten di sektor energi terbarukan, khususnya baterai listrik yang sedang naik daun.

Daftar Saham yang Tertekan

Meskipun mayoritas saham bergerak menguat, beberapa emiten justru tercatat melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) turun 1,37% ke Rp1.440. Tekanan terhadap saham emiten energi terbarukan ini kemungkinan dipengaruhi oleh aksi ambil untung investor setelah sebelumnya sempat mencatat penguatan.

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga terkoreksi 0,95% ke Rp4.170. Emiten petrokimia dan energi ini masih menghadapi tantangan dari fluktuasi harga komoditas global.

Sedangkan saham PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) justru tercatat hanya naik tipis 0,36% ke Rp1.365, relatif stagnan dibandingkan penguatan emiten pertambangan lain.

Sentimen Eksternal dan Prospek IHSG

Kinerja IHSG yang impresif pada awal perdagangan ini tidak lepas dari kombinasi faktor eksternal dan domestik. Dari luar negeri, pasar masih mewaspadai potensi ketegangan perdagangan global, khususnya kebijakan tarif baru yang digulirkan mantan Presiden AS Donald Trump terhadap China.

Kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran arus dana asing berpotensi keluar dari emerging market, termasuk Indonesia. Namun, sejauh ini IHSG masih mampu menunjukkan daya tahan yang cukup baik.

Dari sisi domestik, kepercayaan investor terhadap stabilitas makroekonomi dan prospek pertumbuhan tahun depan menjadi penopang. Sektor keuangan dan komoditas masih dipandang menjanjikan seiring dengan tren suku bunga yang relatif stabil serta permintaan global yang tetap tinggi.

Kapitalisasi Pasar Terus Menguat

Pergerakan positif IHSG dalam beberapa pekan terakhir juga berimbas pada kapitalisasi pasar BEI. Data sepekan terakhir menunjukkan kapitalisasi pasar sempat menembus Rp15.560 triliun, rekor tertinggi sepanjang sejarah bursa.

Hal ini memperlihatkan peran penting pasar modal dalam mendukung pembiayaan ekonomi nasional sekaligus menjadi instrumen investasi yang semakin diminati oleh masyarakat.

Awal perdagangan Selasa, 14 Oktober 2025 memperlihatkan optimisme kuat di pasar modal Indonesia. IHSG yang dibuka di level 8.269,48 dan tetap menguat di 8.267 memperlihatkan bahwa indeks acuan domestik mampu bertahan mendekati rekor tertingginya.

Dua saham yang paling menonjol, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), menjadi motor penggerak utama penguatan. Bersama MBMA, ketiganya berhasil memimpin daftar top gainers di tengah lautan saham yang dominan menghijau.

Dengan kondisi perdagangan yang likuid, dukungan sektor keuangan, bahan baku, dan energi, serta kapitalisasi pasar yang terus menanjak, IHSG diyakini masih memiliki ruang untuk menorehkan rekor baru dalam waktu dekat. Meski demikian, investor tetap perlu mewaspadai potensi gejolak eksternal, terutama kebijakan global yang bisa memengaruhi arus dana asing.

Terkini