JAKARTA - Program Sekolah Rakyat kini menghadirkan peluang baru bagi siswa untuk meraih masa depan yang lebih pasti.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menegaskan bahwa para lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya mendapatkan pendidikan, tetapi juga akses ke beasiswa kuliah dan jaminan pekerjaan setelah lulus. “Sejumlah siswa Sekolah Rakyat telah mendapat jaminan pekerjaan dan beasiswa kuliah. Fasilitas ini akan diberikan setelah mereka lulus,” kata Gus Ipul, sapaan akrab Menteri Sosial, dalam siaran pers, Selasa, 14 Oktober 2025.
Siswa Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa Kuliah dari UAG
Beasiswa untuk siswa Sekolah Rakyat diberikan melalui kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi. Salah satu kampus yang telah terlibat adalah Universitas Ary Ginanjar (UAG), yang akan memberikan kesempatan belajar bagi para lulusan. “Sebanyak 35 siswa Sekolah Rakyat akan mendapat beasiswa pada tahun 2027 dengan jaminan pekerjaan bagi sebagian lulusan,” jelas Gus Ipul.
Dari 35 siswa tersebut, 7 di antaranya telah dipastikan memperoleh pekerjaan setelah lulus. Meski kesempatan kerja ini baru akan direalisasikan sekitar 6–7 tahun mendatang, kepastian ini memberikan rasa aman dan motivasi tambahan bagi siswa untuk menempuh pendidikan dengan sungguh-sungguh. “Dari 35 anak ini sudah dipastikan ada 7 anak yang akan dapat pekerjaan setelah mereka lulus. Ini masih kira-kira 6–7 tahun yang akan datang, tapi mereka sudah dapat posisi,” imbuh Gus Ipul.
Jaminan Pekerjaan Menjadi Bagian Hilirisasi Pendidikan
Selain beasiswa, Sekolah Rakyat juga menekankan pentingnya hilirisasi pendidikan. Tujuannya agar lulusan tidak hanya lulus, tetapi siap menghadapi dunia kerja dengan keterampilan yang relevan. Gus Ipul menegaskan, pendampingan bagi siswa menjadi prioritas agar mereka mandiri dan memiliki masa depan yang jelas. “Sekolah Rakyat tidak ingin hanya meluluskan, tapi ingin mengawal lulusan-lulusan untuk menjadi anak-anak yang benar-benar nanti bisa memperoleh pekerjaan sesuai dengan kemampuannya,” ujar Gus Ipul.
Hilirisasi pendidikan di Sekolah Rakyat meliputi berbagai program yang memastikan siswa tidak berhenti pada tahap akademik, tetapi juga memahami keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja. Strategi ini diharapkan mendorong siswa untuk lebih siap menghadapi persaingan kerja, sekaligus mengurangi risiko pengangguran di kalangan lulusan sekolah prasejahtera.
Sekolah Rakyat Perkuat Mandiri Ekonomi Keluarga Prasejahtera
Sekolah Rakyat sendiri telah tersebar di 165 titik di seluruh Indonesia dan dikelola oleh Kementerian Sosial. Program ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk pengentasan kemiskinan dengan mengintegrasikan pendidikan, bantuan sosial, dan pemberdayaan ekonomi keluarga secara terpadu. Melalui Sekolah Rakyat, anak-anak dari keluarga prasejahtera memperoleh akses pendidikan berkualitas sekaligus dukungan praktis agar mampu mandiri secara ekonomi.
Program ini termasuk salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan bahwa pendidikan tidak boleh berhenti pada teori semata, tetapi harus mampu mendorong kemandirian peserta didik dan keluarganya. Beasiswa kuliah dan jaminan kerja menjadi implementasi nyata dari prinsip ini, karena menyediakan jalur konkret bagi lulusan untuk masuk ke dunia pendidikan tinggi dan pasar kerja.
Selain itu, program ini juga mengajarkan keterampilan hidup dan keterampilan profesional bagi siswa, sehingga mereka tidak hanya mengandalkan bantuan sosial, tetapi memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara produktif di masyarakat.
Dengan pendekatan ini, Sekolah Rakyat diharapkan mencetak generasi muda yang mampu membangun kesejahteraan pribadi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Gus Ipul menegaskan bahwa upaya pengembangan Sekolah Rakyat akan terus berlanjut. Pendampingan, penguatan kapasitas guru, serta kerja sama dengan perguruan tinggi dan dunia usaha menjadi strategi utama agar setiap lulusan dapat menapaki jenjang pendidikan dan karier secara optimal. “Sekolah Rakyat tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tapi juga memastikan lulusan benar-benar siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” ujar Gus Ipul.
Melalui program ini, pemerintah ingin membuktikan bahwa investasi dalam pendidikan untuk keluarga prasejahtera bukan sekadar memberikan peluang belajar, tetapi juga membuka jalan menuju kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen negara dalam mengintegrasikan pendidikan, bantuan sosial, dan penguatan ekonomi keluarga.