JAKARTA - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mulai membuka penjualan tiket kapal penyeberangan secara daring.
Masyarakat kini sudah bisa memesan tiket lebih awal melalui aplikasi Ferizy atau laman trip.ferizy.com agar tidak kehabisan tiket menjelang puncak arus liburan.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi ASDP dalam mendukung kelancaran arus penyeberangan nasional, khususnya di lintasan padat seperti Merak–Bakauheni dan Ketapang–Gilimanuk yang selalu menjadi jalur utama para pemudik dan wisatawan.
Sebagai informasi, tiket kapal Ferizy dapat dipesan mulai H-60 hingga H-1 sebelum keberangkatan. Dengan kebijakan tersebut, pengguna jasa memiliki keleluasaan untuk merencanakan perjalanan secara lebih efisien dan aman.
Dorong Kelancaran Arus Penyeberangan Nataru
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan bahwa pembelian tiket lebih awal bukan sekadar memastikan ketersediaan kursi atau jadwal keberangkatan. Ia menyebut, langkah ini juga menjadi bentuk kontribusi nyata pengguna jasa dalam membantu pemerintah menciptakan sistem transportasi laut yang lebih tertib dan efisien, terutama pada musim liburan panjang.
"Dengan membeli tiket lebih awal melalui Ferizy, masyarakat turut membantu menciptakan perjalanan yang tertib dan nyaman bagi semua, khususnya di lintasan padat seperti Merak–Bakauheni dan Ketapang–Gilimanuk,” ujar Heru.
Heru menambahkan, kebiasaan memesan tiket secara mendadak kerap menjadi penyebab utama kemacetan dan antrean panjang di pelabuhan. Dengan sistem e-ticketing, masyarakat kini bisa melakukan perencanaan perjalanan lebih matang tanpa perlu antre di loket, sehingga pelayanan di pelabuhan dapat berjalan lebih lancar.
Langkah ASDP ini juga merupakan bagian dari upaya mendukung transformasi digital sektor transportasi laut, yang tidak hanya memberikan kemudahan bagi pengguna, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional di lapangan.
Perluasan Sistem E-Ticketing di Berbagai Wilayah
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan perjalanan lintas pulau, ASDP terus memperluas jangkauan sistem e-ticketing agar masyarakat di berbagai daerah dapat menikmati layanan yang sama.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mengatakan bahwa sistem e-ticketing kini sudah tersedia di lebih banyak lintasan dan pelabuhan. Beberapa rute yang baru saja mendapatkan fasilitas digital ini antara lain Mamuju–Kariangau, Garongkong–Batulicin, Bungus, Tuapejat, hingga Pelabuhan Sidangoli di Maluku Utara.
"ASDP berkomitmen memperluas digitalisasi di seluruh wilayah operasi agar masyarakat dari berbagai daerah bisa menikmati kemudahan membeli tiket secara online,” ujar Shelvy.
Selain memperluas area layanan, aplikasi Ferizy juga kini memiliki sejumlah fitur baru yang semakin mempermudah proses pembelian tiket. Salah satunya adalah fitur ‘jumlah penumpang’, yang memudahkan pengguna dalam menyesuaikan data perjalanan sesuai kebutuhan keluarga atau rombongan.
Tak hanya itu, Ferizy juga menghadirkan berbagai metode pembayaran yang fleksibel, mulai dari virtual account bank (BRI, Mandiri, BNI, BCA, Permata, BSI), gerai ritel seperti Indomaret dan Alfamart, hingga dompet digital populer seperti OVO, DANA, ShopeePay, LinkAja, dan blu by BCA Digital.
Kehadiran berbagai opsi pembayaran ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah dengan akses perbankan terbatas. Dengan sistem ini, seluruh proses transaksi bisa dilakukan dengan cepat, aman, dan transparan.
Waspada Calo dan Pentingnya Data Penumpang yang Valid
Selain memudahkan pembelian tiket, ASDP juga menekankan pentingnya keamanan data dan perlindungan penumpang dalam sistem e-ticketing. Shelvy mengingatkan agar pengguna jasa selalu mengisi data penumpang dengan benar saat melakukan transaksi online.
“Ketelitian pengguna dalam mengisi data adalah bentuk tanggung jawab bersama. Data yang benar menjamin keamanan, kenyamanan, dan perlindungan hukum bagi penumpang,” ucap Shelvy.
Data yang dimasukkan oleh pengguna akan menjadi manifest resmi, yang berfungsi sebagai dasar pemberian asuransi dan perlindungan hukum apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan.
Selain itu, ASDP kembali mengimbau masyarakat untuk tidak membeli tiket melalui calo atau pihak tidak resmi. Praktik percaloan, selain melanggar hukum, juga berpotensi merugikan pengguna jasa karena tiket yang dijual sering kali tidak valid atau bahkan palsu.
“Banyak kasus di mana masyarakat tertipu oleh calo yang menjual tiket dengan harga lebih tinggi. Selain berisiko tiket tidak sah, pembelian melalui pihak tidak resmi juga dapat menimbulkan masalah keamanan dan data,” tambahnya.
Dengan sistem pembelian daring resmi melalui Ferizy, masyarakat diharapkan dapat terhindar dari praktik percaloan sekaligus mendukung ekosistem transportasi laut yang lebih sehat dan modern.
Dukungan Digitalisasi untuk Layanan Publik Lebih Baik
Penerapan e-ticketing oleh ASDP bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga bentuk nyata komitmen perusahaan terhadap transformasi digital layanan publik. Melalui platform Ferizy, ASDP mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam melakukan perjalanan dengan kapal penyeberangan — dari cara konvensional menuju sistem digital yang lebih efisien dan transparan.
Transformasi ini juga sejalan dengan arahan pemerintah untuk mempercepat digitalisasi di sektor transportasi. Dengan semakin banyak pelabuhan yang terintegrasi ke dalam sistem online, proses pelayanan dapat berlangsung lebih cepat, minim kontak fisik, dan efisien, terutama di masa padat perjalanan seperti akhir tahun.
Pesan ASDP: Rencanakan Perjalanan Lebih Awal
Menjelang puncak arus libur Natal dan Tahun Baru, ASDP mengimbau seluruh masyarakat untuk merencanakan perjalanan sejak dini dan melakukan pembelian tiket melalui saluran resmi.
Dengan pemesanan lebih awal, pengguna tidak hanya memastikan keberangkatan mereka, tetapi juga turut mendukung kelancaran sistem transportasi laut nasional yang lebih tertib, aman, dan nyaman bagi semua.
Melalui aplikasi Ferizy, ASDP berharap masyarakat dapat merasakan pengalaman perjalanan yang modern, efisien, dan bebas dari risiko antrean panjang serta praktik percaloan. Sebuah langkah maju untuk mewujudkan layanan penyeberangan Indonesia yang semakin digital, transparan, dan berkeadilan.