Pelindo Petikemas dan ULM Bersinergi Atasi Krisis Sampah

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 16:43:46 WIB
Pelindo Petikemas dan ULM Bersinergi Atasi Krisis Sampah

JAKARTA - Kelurahan Telaga Biru, Kota Banjarmasin, tengah menghadapi masalah serius terkait pengelolaan sampah. 

Penutupan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih menyebabkan sistem pembuangan sampah domestik terganggu. 

Akibatnya, tumpukan sampah rumah tangga menumpuk tanpa penanganan yang memadai, menimbulkan dampak lingkungan yang nyata dan berpotensi mengganggu kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.

Masalah ini menuntut solusi cepat dan efektif agar kondisi lingkungan di Telaga Biru bisa kembali bersih dan sehat. 

Sampah yang tidak terkelola dengan baik bisa menimbulkan berbagai masalah, mulai dari pencemaran udara dan air, hingga berpotensi menjadi sumber penyakit. 

Oleh sebab itu, diperlukan sinergi berbagai pihak untuk mengatasi persoalan ini secara tuntas dan berkelanjutan.

Kolaborasi PT Pelindo Terminal Petikemas dan ULM untuk Solusi Nyata

Menanggapi krisis ini, PT Pelindo Terminal Petikemas menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) meluncurkan program “Pendampingan Penanganan Darurat Sampah dan Edukasi Masyarakat”. 

Program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan (TJSL) dan berfokus pada penanganan tumpukan sampah yang muncul akibat keterbatasan fasilitas TPS sementara.

Melalui program ini, dilakukan pendampingan teknis dan edukasi kepada masyarakat di 44 RT Kelurahan Telaga Biru, dengan pendekatan pengelolaan sampah berbasis 3R: Reduce, Reuse, Recycle. 

Pendekatan ini bertujuan membangun kesadaran kolektif sekaligus meningkatkan kemampuan warga dalam mengelola sampah secara mandiri, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

SVP Sekretariat Perusahaan PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi persoalan lingkungan ini. 

Menurutnya, tumpukan sampah yang tidak segera ditangani akan membawa konsekuensi serius bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat sekitar. 

"Pelindo Petikemas hadir untuk membantu masyarakat dengan memberikan edukasi dan pendampingan langsung," ujar Widyaswendra.

Pendekatan Pemberdayaan dan Sinergi Antar Stakeholder

Program ini bukan hanya sekadar solusi darurat, melainkan juga upaya jangka panjang untuk membangun ekosistem pengelolaan sampah yang adaptif dan berkelanjutan. 

Widyaswendra menyampaikan bahwa penanganan sampah memerlukan gotong royong dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, Pelindo Petikemas tidak berjalan sendiri, melainkan menggandeng perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan komunitas lokal.

Pendekatan berbasis pemberdayaan komunitas melalui edukasi, pelibatan kader lingkungan, serta penguatan koordinasi kelembagaan lokal menjadi kunci keberhasilan program ini. 

Dengan demikian, masyarakat bukan hanya menjadi objek penerima bantuan, melainkan juga pelaku utama dalam menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan.

Dukungan Akademisi: Peran ULM dalam Program Kolaborasi

Universitas Lambung Mangkurat menyambut baik kolaborasi ini. Ketua Tim Pelaksana Program Kolaborasi ULM, Dr. Irwansyah, S.Sos., M.Si., mengapresiasi kerja sama yang melibatkan dunia akademik, industri, dan masyarakat dalam menghadirkan solusi nyata atas masalah darurat sampah di Kota Banjarmasin.

Menurutnya, kolaborasi ini mencerminkan semangat sinergi yang sangat penting dalam menumbuhkan kepedulian lingkungan serta mendorong aksi kolektif masyarakat. 

Dunia pendidikan tidak hanya berperan sebagai sumber ilmu dan penelitian, tetapi juga sebagai mitra aktif dalam pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Apresiasi Pemerintah Kota Banjarmasin

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love, menyampaikan apresiasi atas program TJSL yang diluncurkan PT Pelindo Terminal Petikemas bersama ULM dan masyarakat. 

Program pemilahan sampah dan edukasi lingkungan ini menjadi langkah nyata dunia usaha, pendidikan, dan pemerintah dalam bertanggung jawab menjaga lingkungan di area sosial mereka.

Menurut Alive, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif warga dan koordinasi antar stakeholder. 

Ia berharap inisiatif ini tidak hanya menyelesaikan masalah sampah di Telaga Biru, tetapi juga menjadi model yang bisa direplikasi di wilayah lain guna mendorong pengelolaan lingkungan yang lebih baik.

Harapan dan Masa Depan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Semua pihak berharap kolaborasi antara PT Pelindo Terminal Petikemas, Universitas Lambung Mangkurat, pemerintah daerah, dan masyarakat tidak berhenti pada solusi darurat saja. 

Program ini diharapkan menjadi model sukses penanganan sampah yang inklusif dan berkelanjutan, yang dapat diterapkan di daerah lain.

Keberhasilan ini akan menginspirasi berbagai pihak untuk lebih peduli dan aktif dalam menjaga lingkungan. Pendekatan kolaboratif dan pemberdayaan masyarakat menjadi fondasi penting untuk membangun kota-kota yang lebih bersih, sehat, dan lestari di masa depan.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, pengelolaan sampah di Kelurahan Telaga Biru diharapkan mengalami perubahan signifikan, membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. 

Inovasi program TJSL ini menjadi bukti nyata bahwa masalah kompleks seperti krisis sampah dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi semua elemen masyarakat.

Terkini