IHSG Diprediksi Menguat Lagi Jumat, Cermati Saham Unggulan Ini

Jumat, 10 Oktober 2025 | 08:42:27 WIB
IHSG Diprediksi Menguat Lagi Jumat, Cermati Saham Unggulan Ini

JAKARTA - Optimisme masih mewarnai pasar saham Indonesia menjelang akhir pekan.

Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan 1,04% ke level 8.250 pada Kamis, 9 Oktober 2025, sejumlah analis memproyeksikan tren positif ini akan berlanjut pada perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025.

Kinerja positif tersebut menunjukkan bahwa pasar masih cukup tangguh di tengah ketidakpastian global, terutama setelah muncul sinyal positif dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) terkait prospek pemangkasan suku bunga acuan. Dukungan tambahan juga datang dari penguatan nilai tukar rupiah dan peningkatan minat investor asing di bursa domestik.

IHSG Menguat Didukung Aksi Beli Asing

Menurut VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, penguatan IHSG tidak terlepas dari derasnya aksi beli bersih asing (net buy) yang mencapai Rp1,7 triliun pada perdagangan Kamis.

“Aksi beli asing menjadi sinyal positif yang menunjukkan kepercayaan investor global terhadap stabilitas pasar Indonesia,” ujarnya.

Ia menambahkan, pergerakan IHSG juga diuntungkan oleh penguatan rupiah terhadap dolar AS yang kini berada di level Rp16.538, serta ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed menjelang akhir tahun.

Hasil risalah rapat The Fed mengindikasikan adanya peluang dua kali pemangkasan suku bunga acuan hingga akhir 2025, yang memberi dorongan kuat terhadap aset berisiko termasuk saham di negara berkembang seperti Indonesia.

Sektor Transportasi Pimpin Penguatan, Teknologi Melemah

Dari sisi sektoral, transportasi menjadi penopang utama dengan kenaikan 3,44%, menunjukkan optimisme terhadap peningkatan aktivitas logistik dan mobilitas masyarakat. Sementara itu, sektor teknologi justru mengalami tekanan paling dalam, terkoreksi 1,65%, karena aksi profit taking setelah reli panjang beberapa waktu terakhir.

Meskipun terjadi rotasi sektoral, sentimen pasar secara keseluruhan tetap positif. Banyak pelaku pasar memperkirakan fase window dressing sudah mulai terlihat menjelang akhir tahun.

Potensi Window Dressing Perkuat Arah Penguatan

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengungkapkan bahwa tanda-tanda awal window dressing mulai muncul di bursa saham domestik. Fenomena ini, menurutnya, merupakan strategi umum pelaku pasar dan manajer investasi untuk mempercantik kinerja portofolio jelang laporan akhir tahun.

“Mengingat secara historis, IHSG cenderung positif di bulan Oktober dalam 10 tahun terakhir, peluang penguatan lanjutan masih terbuka lebar,” jelas Alrich.

Ia menambahkan bahwa penjualan ritel domestik pada Agustus 2025 tumbuh 3,5% YoY, memang lebih rendah dibanding 4,7% YoY pada Juli, tetapi tetap menunjukkan tren ekspansi selama empat bulan berturut-turut. Hal ini menjadi sinyal bahwa daya beli masyarakat masih terjaga, salah satunya berkat stimulus ekonomi pemerintah.

Data Penjualan Sektor Otomotif Dukung Optimisme

Katalis tambahan datang dari sektor otomotif. Penjualan motor nasional meningkat 7,3% YoY pada September 2025, naik signifikan dari hanya 0,7% YoY pada bulan sebelumnya.

Kinerja ini dipicu oleh penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, yang membuat pembiayaan kendaraan menjadi lebih ringan bagi konsumen. Namun, penjualan mobil masih tertekan, turun 15,1% YoY, setelah penurunan 19,0% YoY pada Agustus.

Meski demikian, analis menilai perbaikan di sektor kendaraan roda dua cukup untuk menambah optimisme terhadap prospek ekonomi domestik di kuartal keempat.

Analisis Teknikal: IHSG Masih Berpeluang Menguat

Secara teknikal, Alrich menilai indeks masih punya ruang untuk melanjutkan penguatan. Ia mengamati bahwa indikator MACD telah membentuk golden cross, sementara Stochastic RSI kembali bergerak ke atas dari area pivot.

“IHSG masih mampu bertahan di atas level 8.200 dengan dukungan volume beli yang kuat. Secara teknikal, peluang untuk menguji resistance 8.300 masih terbuka, dengan support di area 8.150,” paparnya.

Namun, ia tetap mengingatkan potensi pullback jangka pendek akibat aksi ambil untung menjelang akhir pekan. Koreksi teknikal ringan dianggap wajar setelah penguatan signifikan yang terjadi dalam dua hari terakhir.

Prediksi dan Rekomendasi Saham untuk Jumat, 10 Oktober 2025

Senada dengan Alrich, Oktavianus Audi juga memperkirakan IHSG akan melanjutkan relinya di rentang support 8.180–8.335 dengan dukungan kuat dari sektor komoditas.

Ia menyoroti kenaikan harga tembaga di pasar global akibat gangguan produksi di Chile dan Indonesia, serta harga minyak sawit mentah (CPO) yang kini bergerak ke atas MYR 4.595 per ton — tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

“Kenaikan CPO berpotensi mengangkat sentimen terhadap saham-saham sektor perkebunan,” ujar Audi.

Untuk perdagangan Jumat, ia merekomendasikan speculative buy pada saham:

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dengan support–resistance Rp1.240–1.400.

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dengan range harga Rp1.665–2.000.

Sementara Alrich Paskalis Tambolang merekomendasikan beberapa saham potensial yang bisa diakumulasi menjelang akhir pekan, yakni:

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT)

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

Peluang IHSG Tetap Positif di Akhir Pekan

Dengan dukungan kuat dari faktor eksternal dan internal, IHSG berpotensi mempertahankan tren positif hingga penutupan pekan ini. Kombinasi antara aliran dana asing, kinerja sektor transportasi dan komoditas, serta harapan window dressing menjadi katalis utama yang menjaga momentum penguatan.

Meski investor tetap perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi teknikal, sinyal optimistis masih mendominasi pasar. Jika tren beli asing berlanjut dan rupiah tetap stabil, peluang IHSG menembus level psikologis 8.300 terbuka lebar pada perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025.

Terkini