Menkomdigi Meutya Hafid Dorong Masyarakat Digital Indonesia Maju

Jumat, 03 Oktober 2025 | 13:19:40 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid Dorong Masyarakat Digital Indonesia Maju

JAKARTA - Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) pada tahun 2025 mencatatkan kenaikan menjadi 44,53 persen, meningkat dari 43,34 persen pada 2024.

Peningkatan ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid saat acara Launching Garuda Spark Innovation Hub dan pengumuman IMDI di fX Sudirman.

Menurut Meutya, survei IMDI 2025 melibatkan 18.000 responden individu serta 11.000 unit usaha di seluruh Indonesia. Kenaikan indeks ini menjadi indikator positif bahwa masyarakat Indonesia semakin aktif, adaptif, dan memanfaatkan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. 

“Dan hasilnya adalah di tahun 2025 ini kita naik dari 43,34 persen pada 2024, menjadi 44,53 persen pada 2025,” ujarnya.

Pilar Pemberdayaan Digital

Pilar pemberdayaan digital menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan IMDI. Aktivitas transaksi e-commerce dan penggunaan layanan keuangan digital terbukti mendorong pertumbuhan indeks. 

Meutya menyebutkan, “Pilar pemberdayaan mencatat pertumbuhan signifikan didorong oleh transaksi e-commerce. E-commerce memang menjadi pilar pertumbuhan yang signifikan dalam digitalisasi dengan penggunaan layanan keuangan digital.”

Meski begitu, Menkomdigi menekankan bahwa masih banyak pekerjaan rumah, terutama pada pemanfaatan teknologi di sektor layanan publik digital dan pembelajaran daring. Sektor-sektor ini masih tertinggal dibandingkan sektor swasta, yang lebih cepat dalam mengadopsi teknologi. 

“Namun pemanfaatan teknologi di sektor lain seperti layanan publik digital dan pembelajaran daring ini kita masih punya banyak PR. Jadi sektor swastanya melaju lebih cepat daripada pemerintahannya,” jelas Meutya.

Garuda Spark Innovation Hub

Sebagai upaya untuk meningkatkan IMDI, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital meluncurkan Garuda Spark Innovation Hub. Program ini diharapkan dapat mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih aktif dalam pemanfaatan teknologi digital dan inovasi. 

“Innovation yang nanti kita akan luncurkan bersama-sama juga tujuannya adalah bagaimana kita bisa menaikkan indeks masyarakat digital di Indonesia di tahun 2026,” ungkap Meutya.

Program ini juga menjadi sarana pembelajaran dan edukasi digital bagi masyarakat. Dengan adanya inovasi semacam ini, diharapkan Indonesia mampu memperkuat ekosistem digital yang inklusif dan efisien, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati manfaatnya.

Optimisme Generasi Muda

Menkomdigi menyoroti tingginya optimisme digital generasi muda, yang mencapai 67 persen. Angka ini menunjukkan bahwa anak-anak muda memiliki semangat tinggi untuk memanfaatkan teknologi digital. 

Optimisme digital ini menjadi modal penting dalam membangun masyarakat yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Kita melihat bahwa digital optimism di Indonesia cukup tinggi, yaitu 67 persen. Artinya anak-anak muda kita memiliki semangat dan juga optimisme yang cukup tinggi,” jelas Meutya.

Dampak Digitalisasi terhadap Ekonomi Daerah

Selain peningkatan indeks masyarakat digital, digitalisasi juga memberikan dampak langsung terhadap ekonomi daerah. Pemanfaatan teknologi digital terbukti meningkatkan transparansi, akuntabilitas, serta kepatuhan pajak daerah. 

Menurut Meutya, “Studi Kemenko Perekonomian menunjukkan, semakin pemerintah daerah siap dengan digital, sumbangan pajaknya semakin baik.”

Ia menambahkan bahwa kepala daerah yang mengadopsi teknologi digital akan menciptakan pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel. 

“Ketika para kepala daerah mengadopsi dan juga menerapkan digitalisasi, maka transparansi, akuntabilitas, dan juga pajak menjadi lebih baik dan lebih tinggi,” tuturnya.

Kolaborasi Pemerintah dan Swasta

Meutya menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta menjadi kunci percepatan digitalisasi. Dengan kerja sama ini, laju digitalisasi di tingkat pemerintahan dan layanan publik dapat meningkat lebih cepat dan merata.

“Kita hari ini juga menyatukan tekad bahwa pemerintah harus segera bergiat dan berkolaborasi, sehingga rate digitalisasi di tingkat layanan publik dan pemerintahan bisa meningkat dengan cepat,” tutup Meutya.

Tantangan dan Peluang

Meski IMDI meningkat, tantangan tetap ada. Di antaranya, peningkatan literasi digital masyarakat, penguatan infrastruktur digital di daerah, dan penyediaan akses layanan digital yang merata. 

Layanan publik digital dan pembelajaran daring masih memerlukan perhatian lebih agar masyarakat dapat memperoleh manfaat yang optimal.

Peningkatan literasi digital masyarakat menjadi faktor penting agar masyarakat mampu menggunakan layanan digital secara efektif. Selain itu, penyediaan infrastruktur digital yang memadai di seluruh Indonesia menjadi syarat mutlak untuk mempercepat transformasi digital.

Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2025 yang meningkat menjadi 44,53 persen menunjukkan tren positif digitalisasi di Indonesia. 

Pilar pemberdayaan digital, kolaborasi pemerintah dan swasta, serta optimisme generasi muda menjadi faktor utama pertumbuhan ini. 

Meski sektor layanan publik digital dan pembelajaran daring masih tertinggal, peluncuran Garuda Spark Innovation Hub dan berbagai inisiatif inovatif diharapkan mampu mendorong pertumbuhan IMDI yang lebih tinggi pada tahun 2026. 

Dengan digitalisasi, Indonesia tidak hanya dapat mempercepat transformasi teknologi, tetapi juga meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kemandirian ekonomi daerah.

Terkini