Apa itu candid seringkali menjadi pertanyaan yang muncul ketika seseorang membahas tren fotografi yang terkesan alami dan tidak dibuat-buat.
Meskipun istilah ini berakar dari dunia fotografi, kini penggunaannya telah merambah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari, terutama di kalangan anak muda.
Secara umum, candid merujuk pada gaya pengambilan foto yang memperlihatkan seseorang tampak tidak sadar sedang difoto, sehingga ekspresi dan gerakan terlihat lebih spontan dan natural.
Jenis foto seperti ini dianggap lebih menarik dan estetik oleh banyak orang, khususnya saat diunggah ke media sosial seperti Instagram. Gaya ini seolah mampu menangkap momen apa adanya tanpa perlu banyak pose atau arahan.
Tak heran jika tren candid masih sangat digemari karena mampu menunjukkan sisi autentik seseorang dalam sebuah foto.
Namun, perlu dibedakan bahwa candid berbeda dengan gaya paparazzi yang sering dikaitkan dengan pengambilan gambar secara diam-diam tanpa izin.
Jika candid dilakukan secara sadar dan dalam suasana santai, paparazzi cenderung menyasar momen pribadi seseorang untuk keperluan publikasi tanpa sepengetahuan subjeknya.
Bagi kamu yang ingin mencoba teknik ini, hal penting yang harus diperhatikan adalah momen pengambilan gambar. Usahakan agar subjek tidak memperhatikan kamera, sehingga hasil yang didapatkan bisa terlihat lebih alami.
Penggunaan kamera dengan shutter yang tenang dan posisi pemotretan yang tidak terlalu mencolok bisa membantu menciptakan hasil candid yang bagus.
Jadi, apa itu candid bisa dipahami sebagai teknik pengambilan gambar yang menonjolkan spontanitas dan kealamian, yang kini tidak hanya menjadi bagian dari dunia fotografi, tapi juga telah menjelma menjadi gaya hidup visual masa kini.
Apa Itu Candid?
Apa itu candid kerap muncul dalam pembahasan seputar dunia fotografi. Kata ini berasal dari bahasa Inggris dan tidak tercantum dalam kosakata resmi Bahasa Indonesia.
Dalam penerapannya, istilah ini merujuk pada konsep foto yang terlihat alami, tanpa adanya unsur rekayasa atau pose yang disengaja.
Dalam dunia fotografi, gaya candid menggambarkan proses pengambilan gambar saat subjek tidak menyadari keberadaan kamera, sehingga ekspresi dan gerakannya terlihat lebih spontan dan natural.
Fotografer akan menangkap momen tersebut secara diam-diam, tanpa memberitahu kapan atau di mana foto akan diambil.
Mengacu pada definisi dalam kamus Oxford, candid berarti “foto yang diambil tanpa sepengetahuan subjek bahwa dirinya sedang difoto.”
Karena itulah, hasil foto candid cenderung menampilkan objek yang tidak melihat ke arah kamera, melainkan berfokus pada aktivitasnya sendiri. Namun, dalam praktiknya, mengambil foto candid tidak bisa dilakukan sembarangan.
Seorang fotografer tetap perlu memperhatikan waktu dan ekspresi wajah subjek agar hasil foto tetap menarik dan tidak kehilangan makna.
Seiring waktu, teknik ini mengalami perkembangan. Kini, banyak orang yang sengaja mengarahkan pose agar terlihat seperti candid meskipun sebenarnya telah direncanakan.
Menurut laporan dari Katadata, istilah candid pertama kali digunakan oleh majalah London Graphic sekitar tahun 1929.
Istilah ini muncul saat membahas karya foto jurnalis Erich Salomon, yang dikenal karena sering mengambil gambar para pejabat secara diam-diam, baik dalam sidang, rapat partai, maupun kegiatan formal lainnya.
Dalam dunia jurnalistik, pendekatan candid sangat berguna karena mampu menampilkan peristiwa secara autentik, tanpa manipulasi atau keberpihakan.
Teknik ini memungkinkan fotografer merekam momen sesungguhnya dengan fokus pada ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan bahkan adegan lucu atau tidak terduga dari subjek yang difoto.
Terutama ekspresi wajah, karena dari sanalah cerita visual dapat tersampaikan dengan kuat.
Perbedaan Candid dengan Paparazzi
Secara umum, sebenarnya tidak ada perbedaan antara gaya pengambilan gambar secara diam-diam dan praktik memotret yang biasa dilakukan oleh juru foto pengintai, karena keduanya saling berhubungan erat.
Teknik mengambil gambar tanpa diketahui oleh subjek sering kali dimanfaatkan oleh fotografer yang mengikuti kehidupan selebriti maupun tokoh masyarakat.
Hal ini biasanya dilakukan karena banyak dari mereka tidak bersedia diwawancarai ataupun difoto secara langsung.
Seiring waktu, cara memotret seperti ini tidak lagi terbatas hanya pada selebriti atau tokoh penting. Saat ini, siapa pun bisa menerapkan teknik tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan dalam acara pernikahan sekalipun, pendekatan ini banyak dipilih untuk menangkap momen emosional dari pasangan pengantin, seperti tawa, kegembiraan, rasa gugup, atau haru yang terjadi secara spontan selama berlangsungnya upacara.
Menariknya, untuk mengambil gambar dengan cara ini tidak lagi membutuhkan kamera profesional, karena kamera pada ponsel pun sudah cukup untuk melakukannya.
Tips Mendapatkan Foto Candid
Sebenarnya, tidak sulit untuk mengambil gambar secara alami menggunakan pendekatan ini. Namun, tantangan terbesarnya adalah menemukan subjek yang memiliki ekspresi wajah kaya makna.
Untuk bisa menangkap ekspresi yang menggambarkan berbagai cerita, salah satu cara efektif adalah mengunjungi acara atau festival yang dipadati pengunjung.
Semakin banyak orang yang hadir, semakin beragam pula ekspresi yang bisa dijadikan objek dalam bingkai foto.
Mengutip dari fotografi.lovelybogor, berikut ini sejumlah langkah praktis yang bisa kamu ikuti untuk menghasilkan potret gaya spontan:
- Biasakan membawa alat pemotret ke mana pun pergi. Jika tidak memiliki kamera profesional, ponsel dengan kamera sudah cukup membantu.
- Hadirilah acara publik atau festival yang ramai karena biasanya di situ sering muncul momen-momen tak terduga yang layak diabadikan.
- Lakukan pengamatan singkat terhadap lingkungan sekitar dan cari hal-hal kecil yang menarik, seperti seseorang yang sedang tertawa, melamun, menghibur anak, atau bahkan sekadar menguap.
- Gunakan mode otomatis agar proses pemotretan menjadi lebih mudah, terutama jika kamu belum terbiasa mengatur setting kamera secara manual.
- Hindari memakai lampu kilat karena bisa mengagetkan subjek dan membuatnya sadar bahwa sedang difoto. Bila pencahayaan kurang, atur tingkat ISO pada kamera untuk membantu pencahayaan alami.
- Karena pendekatan ini menitikberatkan pada kisah yang ditangkap dari ekspresi wajah atau gerakan tubuh, fokuslah pada mimik wajah, gerakan spontan, atau momen menggelitik yang terlihat natural.
- Jangan ragu untuk menekan tombol kamera dan ambil beberapa gambar sekaligus. Lebih baik memiliki banyak opsi gambar untuk disaring, daripada kehilangan momen penting.
- Pastikan kamu tidak mengambil gambar dari arah cahaya karena akan membuat hasilnya terlalu gelap. Walau teknik ini tergolong sederhana, tetap perlu mempertimbangkan intensitas cahaya.
- Jika memakai kamera, set ISO pada angka 400 atau aktifkan mode otomatis agar kecepatan rana cukup tinggi dan cocok untuk subjek yang sedang bergerak.
- Jika ingin memotret seseorang sebagai subjek utama, usahakan untuk mengambil gambar dari arah pinggang ke atas. Mengarahkan kamera sejajar dengan mata justru akan membuat mereka menyadari keberadaanmu.
- Gunakan lensa jarak jauh jika subjek berada cukup jauh darimu. Dengan begitu, objek cenderung tidak menyadari bahwa dirinya sedang dipotret.
- Hindari pengambilan gambar dari belakang karena hasilnya hanya akan memperlihatkan punggung. Ambillah dari sisi depan atau samping agar ekspresi dan emosi terlihat lebih jelas.
- Bersikaplah sabar, amati pergerakan subjek dengan cermat agar kamu tidak melewatkan momen-momen tak terduga yang layak diabadikan.
- Jangan merasa khawatir akan membuat subjek marah karena fotonya diambil secara diam-diam. Bila kamu merasa tidak nyaman, kamu bisa langsung menunjukkan hasilnya dan meminta izin setelah pengambilan gambar.
- Untuk menonjolkan sisi emosional dari ekspresi wajah subjek, kamu bisa menggunakan efek hitam putih agar hasil fotonya terlihat lebih mendalam.
- Perhatikan keserasian warna antara subjek dan latar belakang. Hindari warna yang bertabrakan agar hasil foto tetap enak dilihat.
- Teruslah berlatih dengan turun langsung ke jalanan dan mencari momen secara langsung agar kemampuanmu semakin terasah.
Sebagai penutup, apa itu candid dapat dimaknai sebagai gaya memotret tanpa rekayasa, yang menangkap momen alami penuh ekspresi tanpa disadari oleh objeknya.