JAKARTA - Menjelang gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, pasar mobil listrik di Indonesia mulai menunjukkan dinamika menarik dengan adanya penyesuaian harga dari beberapa merek utama. Perubahan ini mencerminkan strategi para produsen dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat serta upaya memperluas penetrasi kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah Chery E5, yang sebelumnya dikenal sebagai Omoda E5. Model ini tidak hanya berganti nama, tapi juga mengalami penurunan harga signifikan hingga Rp 100 jutaan. Penurunan harga ini seiring dengan penggantian motor listrik yang lebih kecil sehingga tenaga yang dihasilkan pun menurun.
Strategi Penyesuaian Harga: Fokus Pada Diversifikasi Produk
Selain Chery, model BYD Atto 3 juga meluncurkan varian terbaru dengan harga yang lebih kompetitif. Versi termurah dari Atto 3 ini mengalami penurunan harga sekitar Rp 80 jutaan dibanding model sebelumnya. Ini merupakan langkah BYD untuk memperkuat daya saing produknya di segmen mobil listrik yang semakin diminati konsumen.
Sementara itu, Denza Z9 GT, walaupun belum diluncurkan secara resmi, sudah mulai ditawarkan oleh beberapa tenaga penjual dengan perkiraan harga lebih dari Rp 1 miliar. Hal ini menandakan antisipasi produsen terhadap permintaan pasar untuk model premium dengan teknologi terbaru.
Selain Denza, AIon UT juga dikabarkan akan hadir di GIIAS 2025 untuk mengisi segmen di bawah model Aion Y Plus, dengan estimasi harga Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Ini menambah variasi pilihan kendaraan listrik yang terjangkau untuk masyarakat.
Daftar Harga Lengkap Mobil Listrik di Pasar Indonesia Juli 2025
Berikut adalah rangkuman harga mobil listrik on the road Jakarta terbaru per Juli 2025, mencakup berbagai merek dan model dari segmen harga terjangkau hingga premium:
Aletra L8: Rp 468 jutaan
BYD Dolphin Standard Range: Rp 369 jutaan
BYD Dolphin Extended Range: Rp 429 juta
BYD Atto 3 Standard Range: Rp 390 juta (turun Rp 80 juta)
BYD Atto 3 Extended Range: Rp 520 juta
Chery E5 Pure: Rp 369,9 juta (turun Rp 55 jutaan)
Chery E5: Rp 399 juta (turun Rp 105 jutaan)
Citroen e-C3: Rp 377 jutaan
Denza D9: Rp 950 juta
Denza Z9 GT: Rp 1,1 miliar (estimasi)
GAC Aion UT: Rp 200 juta-Rp 300 jutaan (estimasi)
Hyundai Ioniq 5 Prime Standard Range: Rp 738,3 juta
Kia EV6 GT Line: Rp 1,34 miliar
MG 4 EV Magnify: Rp 405 jutaan
Neta V-II: Rp 299 jutaan
Seres E1: Rp 189 juta
Toyota bZ4X: Rp 1,19 miliar (spot order)
VinFast VF e34: Rp 312,8 jutaan
Volkswagen ID Buzz Long Wheelbase: Rp 1,49 miliar
Xpeng G6 Standard Range: Rp 599 juta
BMW iX1 eDrive20 M Sport: Rp 1,37 miliar
Peluang dan Tantangan di Pasar Mobil Listrik Indonesia
Penyesuaian harga ini bisa jadi bagian dari strategi produsen untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas sekaligus merespon tantangan seperti biaya produksi dan daya beli konsumen. Menurunnya harga varian tertentu membuka peluang lebih besar bagi masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik yang dianggap lebih ramah lingkungan dan efisien.
Namun, penurunan harga juga diikuti perubahan teknis, seperti penggantian motor listrik yang lebih kecil pada Chery E5 yang berdampak pada tenaga yang dihasilkan. Hal ini menimbulkan pertimbangan bagi konsumen yang mencari performa optimal di samping harga yang kompetitif.
Menyongsong GIIAS 2025: Momentum Baru bagi Mobil Listrik
Pameran GIIAS 2025 akan menjadi panggung penting bagi peluncuran berbagai model baru dan inovasi teknologi di ranah kendaraan listrik. Kehadiran model-model seperti Denza Z9 GT dan Aion UT menambah semarak kompetisi sekaligus memberikan konsumen pilihan yang lebih beragam.
Dengan penyesuaian harga dan peluncuran produk baru, industri mobil listrik di Indonesia semakin menunjukkan geliatnya untuk mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan. Ini sejalan dengan dorongan pemerintah dan industri global yang terus mendorong transisi ke kendaraan listrik demi masa depan yang lebih hijau.