JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus tokoh perubahan nasional, Anies Rasyid Baswedan, kembali mencuri perhatian publik. Meski tak menjabat dalam pemerintahan saat ini, Anies justru disibukkan dengan berbagai undangan dari dalam dan luar negeri. Salah satunya adalah undangan untuk menjadi pembicara dalam konferensi akademik internasional yang digelar di National Yunlin University of Science and Technology (YunTech), Taiwan.
Kunjungan ini menjadi salah satu bentuk keterlibatan aktif Anies dalam dunia pendidikan dan kebijakan global. Ia dijadwalkan menjadi salah satu pembicara utama dalam forum ilmiah yang membahas isu-isu strategis dunia pendidikan, perubahan sosial, dan pembangunan berkelanjutan.
Bantah Narasi "Pengangguran", Anies Buktikan Masih Jadi Figur Global
Sebelumnya, sejumlah pihak sempat melontarkan kritik bahwa Anies kini tengah “menganggur” pasca pencalonannya dalam Pemilu Presiden 2024. Namun kenyataan di lapangan membuktikan sebaliknya. Dalam beberapa bulan terakhir, tokoh yang dikenal sebagai mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu telah menerima banyak undangan baik dari universitas, lembaga think tank, maupun organisasi internasional.
“Katanya pengangguran, ternyata banyak undangan,” tulis salah satu relawan simpatisan Anies melalui media sosial X (dulu Twitter), Kamis (26/6/2025), menanggapi padatnya jadwal internasional Anies.
Anies sendiri mengonfirmasi kehadirannya di Taiwan melalui pesan pribadi di aplikasi WhatsApp.
“Alhamdulillah sudah mendarat di Taiwan,” tulis Anies Baswedan singkat, Kamis malam, 26 Juni 2025.
Konferensi Internasional di YunTech Bahas Masa Depan Pendidikan dan Inovasi Sosial
Konferensi yang diselenggarakan oleh National Yunlin University of Science and Technology ini merupakan salah satu acara bergengsi di kawasan Asia Timur, yang mengundang para akademisi, pemimpin publik, dan profesional dari berbagai negara untuk berdiskusi mengenai masa depan pendidikan tinggi dan inovasi dalam pengembangan masyarakat.
Anies, yang juga dikenal sebagai akademisi dan mantan Rektor Universitas Paramadina, hadir untuk membagikan pengalamannya dalam merumuskan kebijakan pendidikan serta gagasannya terkait pemerintahan berbasis partisipasi publik dan keadilan sosial.
“Kami merasa terhormat mengundang Bapak Anies Baswedan sebagai keynote speaker, karena kontribusinya dalam bidang pendidikan dan transformasi publik sangat relevan dengan tema besar konferensi tahun ini,” ujar Prof. Dr. Hsu Li-Yen, Ketua Panitia Konferensi YunTech 2025, dalam siaran persnya.
Anies dan Jejak Internasional: Dari Kolumbia ke Taipei
Kehadiran Anies di forum internasional bukan hal baru. Sebelumnya, ia juga pernah diundang menjadi pembicara di berbagai konferensi internasional bergengsi, termasuk di kampus-kampus ternama seperti Columbia University di New York, Harvard Kennedy School, hingga London School of Economics.
Usai Pilpres 2024, Anies tampak aktif kembali dalam ranah akademik dan global citizenship. Ia dikabarkan telah menerima lebih dari 20 undangan sejak Maret 2025 dari berbagai lembaga luar negeri.
Pernyataan Politik Tak Menyurutkan Aktivitas Internasional
Salah satu isu yang mengemuka adalah tudingan dari pihak lawan politik yang menyebut Anies tidak lagi relevan pasca-pemilu. Namun aktivitasnya di dunia internasional justru menunjukkan hal sebaliknya.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Dr. Indra Fadillah, menilai bahwa keterlibatan Anies di forum global merupakan bentuk diplomasi personal yang justru memperkuat posisi Indonesia di mata internasional, khususnya dalam isu-isu strategis pendidikan dan tata kelola pemerintahan.
“Anies masih menjadi salah satu tokoh Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi di level internasional, khususnya karena latar belakang akademik dan pengalamannya di birokrasi. Undangan semacam ini menunjukkan bahwa pengaruh politik itu tidak hanya soal jabatan formal, tapi juga ide dan reputasi,” ujarnya kepada media, Jumat 27 Juni 2025.
Jalur Akademik dan Visi Kebangsaan yang Konsisten
Dalam banyak kesempatan, Anies menekankan bahwa dunia pendidikan adalah akar dari perubahan besar dalam masyarakat. Ia juga dikenal sebagai penggagas program Indonesia Mengajar, yang mengirimkan lulusan terbaik universitas untuk mengajar di daerah tertinggal.
“Pendidikan adalah fondasi peradaban. Bila kita ingin membangun bangsa yang adil dan maju, maka pendidikan harus menjadi prioritas utama,” ucap Anies dalam salah satu sesi diskusi publik yang diadakan di Universitas Gadjah Mada beberapa waktu lalu.
Antusiasme Masyarakat Taiwan dan Komunitas Akademik Internasional
Kehadiran Anies di Taiwan tidak hanya disambut oleh pihak universitas, tetapi juga oleh masyarakat Indonesia yang berdomisili di negara tersebut. Diaspora Indonesia di Taipei dan sekitarnya disebut telah mengorganisir pertemuan komunitas untuk menyambut kedatangan mantan gubernur itu.
Sementara itu, berbagai media lokal Taiwan juga memberitakan kehadiran Anies dalam konferensi tersebut sebagai simbol kolaborasi akademik antara Asia Tenggara dan Asia Timur.
Anies dan Jalan Baru Menuju Kontribusi Global
Meskipun tidak lagi berada dalam struktur pemerintahan, Anies Rasyid Baswedan tampak terus melanjutkan kiprahnya di panggung global. Undangan ke Taiwan hanyalah salah satu dari banyak forum internasional yang memintanya untuk berbagi perspektif, menunjukkan bahwa kontribusinya terhadap perubahan sosial, pendidikan, dan tata kelola publik tetap relevan.
Langkah Anies membuktikan bahwa pengaruh dan kontribusi seorang tokoh tidak harus dibatasi oleh posisi formal dalam pemerintahan. Dengan terus hadir di berbagai forum penting, baik nasional maupun internasional, Anies menunjukkan bahwa ide dan integritas tetap memiliki tempat terhormat dalam percakapan publik dunia.