Kinerja Positif: Trade Finance Perbankan Naik Berkat Ekspor

Kamis, 19 Juni 2025 | 11:05:59 WIB
Kinerja Positif: Trade Finance Perbankan Naik Berkat Ekspor

JAKARTA — Bisnis pembiayaan perdagangan atau trade finance perbankan nasional menunjukkan pertumbuhan positif sepanjang awal 2025. Kinerja ekspor Indonesia yang membaik secara signifikan menjadi faktor utama pendorong meningkatnya aktivitas trade finance di sejumlah bank besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor Indonesia tercatat mencapai US$87,36 miliar, meningkat 6,65% secara tahunan (YoY) dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, ekspor nonmigas tumbuh lebih tinggi, yakni 7,68% YoY, menjadi US$82,56 miliar.

Pertumbuhan ekspor tersebut berdampak langsung terhadap permintaan pembiayaan perdagangan oleh pelaku usaha, baik di sektor ekspor-impor maupun industri dalam negeri yang terlibat dalam rantai pasok global.

Trade Finance Bank DBS Naik 12% 

PT Bank DBS Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan dalam lini trade finance. Hingga Mei 2025, rata-rata nilai aset trade finance bank ini tumbuh 12% secara tahunan. Pertumbuhan tersebut banyak didorong oleh sektor strategis seperti makanan, agribisnis, dan otomotif.

“Hal ini mencerminkan fokus kami dalam mendukung sektor-sektor strategis yang berkontribusi signifikan terhadap rantai pasok domestik maupun kegiatan ekspor-impor nasional,” ungkap Dandy Pandi, Head of Global Transaction Services Bank DBS Indonesia.

Bank DBS juga menyampaikan komitmen jangka panjang untuk terus memperluas layanan dan mendukung kegiatan perdagangan yang efisien, kompetitif, serta berkelanjutan di pasar global.

Kredit dan Trade Finance Danamon Tumbuh 7% YoY

Sementara itu, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) juga membukukan kinerja positif di sektor trade finance. Hingga kuartal I 2025, Danamon mencatat total penyaluran kredit dan trade finance sebesar Rp192,7 triliun, tumbuh 7% YoY.

Transaction Banking Head Bank Danamon, Andrew Suhandinata, menjelaskan bahwa peningkatan ini didorong oleh permintaan yang kuat dari segmen enterprise banking dan SME banking, khususnya dalam pembiayaan aktivitas ekspor-impor.

“Selain itu, tren ini juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA),” jelas Andrew.

Andrew juga menambahkan bahwa nasabah eksportir di sektor komoditas perikanan dan barang konsumsi (consumer goods) merupakan pengguna utama layanan trade finance Danamon. Untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut, Danamon terus mendorong penggunaan aplikasi Danamon Cash Connect guna memudahkan nasabah dalam mengelola rekening dan aktivitas bisnis secara digital dan efisien.

BCA Fokus Trade Finance Berbasis Teknologi

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatat pertumbuhan bisnis trade finance meski tidak merinci angka spesifiknya. Menurut EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, pertumbuhan trade finance BCA datang dari berbagai subproduk seperti letter of credit (L/C), surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN), documentary collection, dan bank guarantee.

Seluruh layanan tersebut telah terintegrasi dalam platform Client Trade, aplikasi digital milik BCA untuk mendukung efisiensi transaksi lintas batas.

“Kami menargetkan pertumbuhan bisnis trade finance yang sehat dan berkelanjutan sepanjang 2025, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan profil risiko masing-masing sektor,” ujar Hera.

Inisiatif digitalisasi BCA diyakini mampu mempercepat proses pengajuan dan pencairan trade finance sekaligus meningkatkan kenyamanan bagi pelaku usaha yang semakin terbiasa dengan transaksi digital.

Maybank Indonesia Tumbuh Lewat Manufaktur

PT Maybank Indonesia Tbk (BNII) juga mencatat pertumbuhan positif dalam lini bisnis trade finance, khususnya dari sektor manufaktur. Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, menyebutkan bahwa permintaan pembiayaan meningkat seiring kebutuhan nasabah yang melakukan pembelian bahan baku dari luar negeri.

“Ada pertumbuhan, khususnya dari nasabah manufaktur yang banyak melakukan pembelian bahan baku dari luar negeri,” kata Steffano.

Dengan posisi Indonesia sebagai bagian penting dalam rantai pasok global, sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung pertumbuhan trade finance perbankan, terutama untuk aktivitas impor bahan baku dan ekspor hasil produksi.

Outlook Trade Finance Masih Cerah di Semester II

Kinerja ekspor yang positif dalam empat bulan pertama 2025 memberikan angin segar bagi sektor trade finance nasional. Pemerintah pun terus mendorong peningkatan ekspor melalui kebijakan fiskal, insentif perdagangan, serta penguatan aturan DHE SDA yang mewajibkan pelaku usaha menempatkan devisa hasil ekspor di dalam negeri.

Di sisi lain, bank-bank besar terus memperkuat infrastruktur teknologi dan memperluas layanan transaksi internasional untuk menangkap peluang pasar global yang makin kompetitif.

Dengan tren ekspor yang diperkirakan tetap tumbuh pada semester II 2025 dan peningkatan kebutuhan likuiditas dari pelaku usaha, trade finance diyakini akan menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan kredit perbankan tahun ini.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB