Rabu, 22 Oktober 2025

Komdigi Kaji Internet Satelit Langsung ke Ponsel Tanpa BTS

Komdigi Kaji Internet Satelit Langsung ke Ponsel Tanpa BTS
Komdigi Kaji Internet Satelit Langsung ke Ponsel Tanpa BTS

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah menjajaki kemungkinan terobosan besar di bidang konektivitas digital. 

Kajian tengah dilakukan terkait penerapan layanan internet satelit yang bisa langsung terkoneksi ke ponsel tanpa memerlukan menara BTS (Base Transceiver Station), sebuah teknologi yang mirip dengan layanan Direct to Cell milik Starlink, perusahaan milik Elon Musk.

Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperluas akses internet ke berbagai wilayah, terutama kawasan yang sulit dijangkau infrastruktur jaringan darat seperti wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), perbatasan, perairan, dan jalur udara di Indonesia.

Baca Juga

Kehadiran Pabrik Mobil Nasional Dongkrak Industri Otomotif

Studi Kebijakan Digelar, Pemerintah Buka Konsultasi Publik

Langkah awal dari penerapan teknologi ini dilakukan melalui sebuah kajian bertajuk Call for Information (CFI) yang disusun oleh Direktorat Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital di bawah Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital.

Dokumen tersebut memuat kajian tentang “Regulasi dan Kebijakan Potensi Implementasi Teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) dan Air-to-Ground (A2G) di pita frekuensi 2 GHz”. Fokusnya adalah menggali berbagai aspek teknis dan regulasi yang memungkinkan teknologi ini bisa diterapkan di Indonesia.

Sebagai bagian dari proses kajian yang inklusif, pemerintah juga membuka pintu untuk masukan publik. Konsultasi publik digelar untuk mengundang partisipasi berbagai pemangku kepentingan seperti operator seluler, penyedia layanan satelit, industri penerbangan, produsen perangkat, kalangan akademisi, serta masyarakat umum.

Mereka diundang untuk memberikan pandangan mengenai kebutuhan spektrum, peluang teknis, model bisnis, serta kebijakan pendukung. Semua tanggapan dapat disampaikan hingga 9 November 2025 melalui alamat email resmi: sat-ins@postel.go.id dan orsat@infradig.komdigi.go.id.

Teknologi NTN-D2D dan A2G: Masa Depan Konektivitas

Teknologi yang tengah dikaji terbagi menjadi dua pendekatan utama: NTN-D2D (Non-Terrestrial Network Direct-to-Device) dan A2G (Air-to-Ground).

NTN-D2D memungkinkan perangkat seluler seperti ponsel untuk terhubung langsung ke satelit tanpa harus melewati jaringan BTS atau infrastruktur darat lainnya. Ini menjadi solusi ideal untuk daerah-daerah terpencil yang selama ini mengalami kesenjangan akses internet.

Sementara itu, teknologi A2G memungkinkan komunikasi langsung antara pesawat terbang dan jaringan di darat. Ini membuka peluang konektivitas internet selama penerbangan, sekaligus memperkuat sistem komunikasi penerbangan sipil dan komersial.

“Teknologi ini memungkinkan perangkat seluler berkomunikasi langsung dengan satelit tanpa bergantung pada jaringan terestrial, sehingga berpotensi memperluas konektivitas hingga ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal),” tulis Komdigi dalam keterangan resminya.

Sejalan dengan Rencana Strategis Nasional 2025–2029

Kajian ini tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian integral dari pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital 2025–2029, yang juga mendukung target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Komdigi menyampaikan bahwa pemanfaatan pita frekuensi 2 GHz untuk pengembangan teknologi NTN-D2D dan A2G diharapkan mampu memperkuat konektivitas nasional, meningkatkan ketahanan komunikasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital.

“Pemanfaatan pita frekuensi 2 GHz untuk teknologi NTN-D2D dan A2G diharapkan dapat memperkuat konektivitas nasional, menjaga ketahanan komunikasi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital menuju visi Indonesia Emas 2045,” tulis Komdigi sebagaimana dikutip dari laman resmi kementerian, Rabu (22/10/2025).

Mirip Layanan Starlink: Internet Langsung ke Smartphone

Jika dikembangkan secara optimal, teknologi ini akan menghasilkan layanan yang mirip dengan Direct to Cell milik Starlink, perusahaan internet satelit global milik Elon Musk.

Layanan Starlink tersebut telah memungkinkan smartphone untuk langsung terhubung ke jaringan satelit tanpa memerlukan perangkat tambahan seperti antena penangkap sinyal atau router WiFi (Starlink kit). 

Pengguna bisa langsung bertukar pesan, melakukan panggilan, hingga menjelajah internet menggunakan ponsel biasa yang kompatibel.

Dengan kata lain, ponsel akan berfungsi seolah-olah selalu dalam jangkauan sinyal, meski berada di wilayah tanpa infrastruktur seluler tradisional. Hal ini tentu akan mengubah peta akses komunikasi, terutama bagi masyarakat di wilayah pedalaman, pesisir, hingga pegunungan.

Pengembangan serupa oleh Komdigi bisa menjadi batu loncatan besar dalam memperluas inklusi digital dan menjawab tantangan akses jaringan di Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau dengan kontur geografis yang kompleks.

Harapan Terhadap Keterlibatan Industri dan Masyarakat

Untuk menjamin keberhasilan pengembangan teknologi ini, Komdigi menekankan pentingnya keterlibatan lintas sektor. 

Baik dari operator jaringan seluler yang selama ini mengandalkan BTS, penyedia satelit yang akan menjadi ujung tombak teknologi ini, hingga industri penerbangan dan manufaktur perangkat yang harus mendukung secara teknis.

Dengan terbukanya konsultasi publik, masyarakat luas juga diharapkan aktif memberikan masukan. Proses ini diharapkan menghasilkan kebijakan yang tidak hanya mendorong kemajuan teknologi, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan, keamanan, dan keadilan akses digital.

Menuju Indonesia Terkoneksi dan Tangguh

Inisiatif ini menjadi bagian dari visi besar Indonesia untuk memperkuat konektivitas digital sebagai fondasi pembangunan nasional. Teknologi NTN-D2D dan A2G dinilai mampu menjawab tantangan geografis Indonesia yang selama ini menjadi kendala utama pemerataan akses internet.

Jika berhasil diterapkan, internet satelit langsung ke perangkat akan menjadi solusi jangka panjang untuk menjangkau daerah-daerah yang belum tersentuh jaringan konvensional. Dengan begitu, pemerataan informasi, pendidikan, dan layanan digital akan semakin mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Langkah Komdigi ini membuka jalan bagi era baru komunikasi tanpa batas infrastruktur, dengan cakupan yang menjangkau seluruh pelosok Nusantara.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BMKG Jelaskan Perubahan Pancaroba dan Dampaknya Saat Ini

BMKG Jelaskan Perubahan Pancaroba dan Dampaknya Saat Ini

BMKG Imbau Warga Sulsel Waspada Awal Musim Hujan

BMKG Imbau Warga Sulsel Waspada Awal Musim Hujan

Wuling Luncurkan Aishang A100C, Mobil Listrik Murah China

Wuling Luncurkan Aishang A100C, Mobil Listrik Murah China

Update Harga Sembako Jogja Hari Ini 22 Oktober 2025, Cabai dan Telur Turun

Update Harga Sembako Jogja Hari Ini 22 Oktober 2025, Cabai dan Telur Turun

BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca 22-23 Oktober, Hujan Lebat Menyapa

BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca 22-23 Oktober, Hujan Lebat Menyapa