Sabtu, 06 September 2025

Proyek Jembatan Penyeberangan Bawah Tanah di Kota Batu Ditunda hingga 2026

Proyek Jembatan Penyeberangan Bawah Tanah di Kota Batu Ditunda hingga 2026
Proyek Jembatan Penyeberangan Bawah Tanah di Kota Batu Ditunda hingga 2026

JAKARTA - Kota Batu, yang terkenal dengan pesonanya sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Timur, harus menunda rencana ambisiusnya untuk membangun jembatan penyeberangan bawah tanah hingga setidaknya tahun 2026. Proyek ini, yang awalnya dijadwalkan untuk mulai dikerjakan pada 2025, dipastikan tidak masuk dalam anggaran tahun berjalan. Kabar ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Batu, Alfi Nurhidayat, pada Minggu (2 Maret 2025).

Menurut Alfi, dalam proses penganggaran dan penjadwalan proyek, faktor-faktor seperti perencanaan pembangunan jangka panjang dan prioritas anggaran telah memainkan peran penting. "Belum masuk anggaran tahun ini," ujar Alfi menanggapi status proyek tersebut. Dia menambahkan bahwa peninjauan lebih lanjut dan komunikasi dengan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu yang baru diharapkan dapat membawa perkembangan bagi proyek ini.

Alfi menjelaskan bahwa koordinasi yang lebih intensif dengan pemangku kepentingan akan dilakukan dalam waktu dekat untuk memastikan proyek ini tidak hanya menguntungkan warga Kota Batu tetapi juga terlaksana secara optimal. "Ya nanti akan kita sampaikan kepada pimpinan, apalagi Wali Kotanya kan baru. Ya kemungkinan bisa masuk dalam anggaran tahun 2026 nanti," lanjut Alfi, menyiratkan kebijakan baru yang mungkin diinisiasi oleh kepemimpinan kota saat ini.

Jembatan penyeberangan bawah tanah ini dirancang untuk menghubungkan dua sisi Jalan Dewi Sartika, tepat di depan Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Jalan Dewi Sartika sendiri merupakan salah satu jalan protokol di kota tersebut, dan sering mengalami kepadatan lalu lintas, terutama pada hari-hari pasar. Rencana jembatan ini, dengan menggunakan teknologi box culvert, diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk arus lalu lintas pejalan kaki dan mendukung kegiatan ekonomi di sekitar pasar.

Dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 12 miliar, proyek ini menjadi salah satu investasi infrastruktur besar di Kota Batu. "Kalau dari perhitungan DED untuk anggaran yang dibutuhkan untuk membangun ini kurang lebih butuh Rp 12 miliar," imbuh Alfi. Investasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan keselamatan bagi pejalan kaki tetapi juga menambah daya tarik visual kawasan dengan desain yang diusulkan.

Menariknya, jembatan penyeberangan ini bukanlah konstruksi biasa; desainnya direncanakan untuk menjadi solusi serbaguna yang juga memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. "Jadi desain utamanya kita membuat terowongan di bawah jalan menggunakan material semacam box culvert. Terowongan itu menghubungkan dua sisi depan pasar dan terminal," terang Alfi. Penggunaan bahan yang ramah lingkungan dan pembangunannya yang mengedepankan konsep ramah difabel menunjukkan komitmen pemerintah kota dalam menciptakan fasilitas publik inklusif.

Salah satu fitur utama dari jembatan penyeberangan ini adalah anti banjir dan optimalisasi energi, seperti yang dijelaskan oleh Alfi. Hal ini berarti bahwa desain akan mengadopsi sistem drainase yang efektif serta teknologi pencahayaan hemat energi. "Jembatan penyeberangan bawah tanah ini juga didesain antibanjir, ramah energi dan ramah difabel. Jadi estetiknya masuk. Di lorong itu juga bisa digunakan untuk galeri seni atau exhibition," lanjutnya.

Tujuan dari pembangunan ini bukan hanya untuk memfasilitasi akses mudah ke Pasar Induk Among Tani, tetapi juga untuk memberikan ruang baru bagi aktivitas budaya. Dengan potensi untuk galeri seni atau pameran, lorong penyeberangan ini dapat menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan dan warga setempat.

Masyarakat Kota Batu menantikan realisasi project ini yang diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah lalu lintas dan meningkatkan interaksi sosial dan ekonomi di wilayah tersebut. Harapan inilah yang menjadi pendorong utama agar proyek ini bisa masuk dalam anggaran tahun 2026. "Harapannya, dengan adanya jembatan penyebrangan bawah tanah ini bisa memudahkan masyarakat yang ingin ke pasar Induk Among Tani nantinya," tutup Alfi.

Dengan menundanya proyek ini hingga 2026, pemerintah kota diharapkan dapat mempersiapkan segala sesuatunya secara lebih matang, termasuk dari sisi anggaran dan desain teknis. Semoga langkah ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi Kota Batu dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

Regan

Regan

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harian Harga Sembako Jawa Timur

Update Harian Harga Sembako Jawa Timur

Panduan Praktis Daftar Bansos BPNT 2025

Panduan Praktis Daftar Bansos BPNT 2025

Pilihan Mobil Listrik Bekas Stylish untuk Anak Muda

Pilihan Mobil Listrik Bekas Stylish untuk Anak Muda

Bandara Ahmad Yani Sambut Penerbangan Internasional

Bandara Ahmad Yani Sambut Penerbangan Internasional

Properti Depok Murah dengan Akses Mudah

Properti Depok Murah dengan Akses Mudah