Sabtu, 06 September 2025

Modal Asing Kabur Rp10,33 Triliun Sepekan, Investor Ramai Jual Saham

Modal Asing Kabur Rp10,33 Triliun Sepekan, Investor Ramai Jual Saham
Modal Asing Kabur Rp10,33 Triliun Sepekan, Investor Ramai Jual Saham

JAKARTA – Pasar saham Indonesia menghadapi tekanan hebat setelah data terbaru menunjukkan arus keluar modal asing yang sangat besar. Dalam sepekan terakhir, modal asing tercatat kabur sebesar Rp10,33 triliun, sebuah angka yang mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi global yang semakin tidak pasti. Fenomena ini menyebabkan banyak investor domestik dan asing memilih untuk menjual saham mereka, menyusul peningkatan ketegangan ekonomi dunia yang memengaruhi pasar saham di berbagai negara.Arus keluar modal asing yang besar ini memberikan dampak signifikan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) yang melemah tajam. Beberapa sektor, terutama yang memiliki banyak saham yang diperdagangkan oleh investor asing, mengalami penurunan yang cukup tajam.

Faktor Pemicu Arus Modal Asing Keluar

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan investor asing untuk menarik modal mereka dari pasar saham Indonesia. Salah satu yang paling mencolok adalah ketidakpastian global, termasuk ketegangan geopolitik yang berkembang dan risiko resesi ekonomi yang semakin tinggi. Selain itu, investor asing juga khawatir dengan kebijakan moneter yang sedang diterapkan oleh Bank Indonesia, yang berusaha mengatasi inflasi domestik dan memelihara stabilitas ekonomi.

Baca Juga

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

“Arus modal asing yang keluar dari pasar saham Indonesia mencerminkan ketidakpastian yang masih melanda pasar global, termasuk dampak dari inflasi global yang tinggi dan kebijakan moneter yang ketat. Hal ini membuat banyak investor mengambil langkah defensif dengan mengurangi posisi mereka di pasar saham,” ujar Chief Economist Bank Central Asia (BCA), David Sumual, dalam wawancaranya.Menurutnya, kebijakan suku bunga yang tinggi di negara-negara maju, khususnya di Amerika Serikat, turut memberikan tekanan pada investor asing yang berfokus pada pencarian return investasi yang lebih menguntungkan. Terlebih lagi, jika suku bunga lebih tinggi di negara-negara maju, maka imbal hasil dari investasi di instrumen keuangan di negara-negara tersebut lebih menarik, sehingga mereka memilih untuk menarik dana mereka dari pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Dampak Pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Seiring dengan keluarnya modal asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia tercatat mengalami penurunan yang signifikan. Pada akhir pekan lalu, IHSG jatuh hingga mencatatkan angka penurunan lebih dari 1,5%. Penurunan ini dipengaruhi oleh banyaknya investor yang memutuskan untuk menjual saham, sehingga menciptakan tekanan jual yang lebih besar di pasar.Analis pasar saham, Wira Kurniawan, menjelaskan bahwa fluktuasi tajam pada IHSG ini merupakan respons langsung dari arus keluar modal asing. “Pergerakan IHSG yang melemah signifikan ini menunjukkan adanya ketidakpastian pasar, yang banyak dipengaruhi oleh keputusan investor asing untuk mengurangi eksposur mereka. Hal ini tentu berdampak langsung pada saham-saham yang menjadi incaran mereka,” katanya.

Investor asing di Indonesia memang dikenal sebagai pemain dominan di pasar saham, dengan kontribusi mereka yang besar dalam pergerakan harga saham. Oleh karena itu, jika mereka menarik dananya dalam jumlah besar, dampaknya langsung terasa pada pergerakan IHSG. Hal ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia sedang diuji, meskipun Indonesia sendiri masih memiliki fundamental ekonomi yang cukup baik.

Investor Domestik Juga Jual Saham

Fenomena ini tidak hanya dirasakan oleh investor asing. Investor domestik juga turut bergegas menjual saham mereka sebagai respons terhadap ketidakpastian pasar. Banyak investor ritel Indonesia yang mulai merasa khawatir dengan potensi penurunan lebih lanjut, sehingga memilih untuk memitigasi risiko mereka dengan menjual saham.Seperti yang dijelaskan oleh Direktur Utama PT Samuel Sekuritas, Johannes Matulessy, “Investor domestik merasa khawatir dengan arus keluar modal asing yang besar, dan mereka mengambil langkah serupa dengan menjual saham mereka untuk mengurangi potensi kerugian lebih lanjut. Keputusan ini semakin memperburuk sentimen pasar yang sudah melemah.”Kondisi ini juga dipengaruhi oleh sentimen global, di mana ekonomi dunia tengah berjuang mengatasi inflasi yang tinggi dan dampak dari kebijakan moneter yang ketat. Pasar saham di negara berkembang, termasuk Indonesia, menjadi lebih rentan terhadap arus keluar modal asing karena ketergantungan yang tinggi pada investasi asing.

Strategi Pemerintah untuk Menjaga Pasar

Menanggapi situasi ini, pemerintah Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia berupaya menjaga stabilitas pasar dengan berbagai kebijakan. Bank Indonesia sendiri mengindikasikan bahwa mereka akan terus memantau situasi ekonomi domestik dan global, serta siap untuk bertindak jika diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pasar keuangan.“Pemerintah dan Bank Indonesia telah bekerja keras untuk memastikan bahwa ketahanan ekonomi domestik tetap terjaga. Meskipun terdapat gejolak ekonomi global, Indonesia masih memiliki fundamental yang cukup kuat untuk menghadapi tantangan ini,” ungkap Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, dalam rapat terbatas dengan pemerintah pekan lalu.Selain itu, OJK juga mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan transparansi dan memastikan bahwa sektor pasar modal tetap stabil. OJK akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan regulator lainnya untuk memberikan perlindungan kepada investor dan menjaga kelancaran pasar.

Potensi Pemulihan dan Rekomendasi bagi Investor

Meskipun pasar saham Indonesia tengah menghadapi arus keluar modal asing, sejumlah analis tetap optimis terhadap prospek jangka panjang pasar saham Indonesia. Mereka menilai bahwa Indonesia masih memiliki potensi ekonomi yang besar, dan pasar saham Indonesia akan kembali pulih seiring dengan stabilitas politik dan ekonomi yang semakin membaik.Analis pasar modal, Riswan Hadi, memberikan pandangannya terkait pemulihan pasar saham: “Kondisi pasar saham saat ini memang tidak ideal, tetapi dalam jangka panjang, Indonesia memiliki potensi untuk pulih. Faktor-faktor seperti populasi yang besar, pertumbuhan kelas menengah, dan sektor ekonomi yang terus berkembang tetap menjadi daya tarik bagi investor.”Riswan juga merekomendasikan bagi investor jangka panjang untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru melakukan penjualan saham. “Jika Anda adalah investor jangka panjang, ini mungkin saat yang tepat untuk menambah posisi di saham-saham yang solid dengan valuasi yang menarik. Kita melihat peluang pemulihan dalam jangka panjang,” tambahnya.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung

Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung