
JAKARTA = Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia dengan kode bursa saham SRIL, menghadapi situasi krisis yang bisa berujung pada penutupan operasional dan kemungkinan didepak dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal, perusahaan ini telah menjadi salah satu pilar industri tekstil nasional selama beberapa dekade, terkenal tidak hanya di pasar domestik tetapi juga internasional.
Pengumuman penutupan operasional ini mengejutkan banyak pihak, terutama para investor dan pelaku industri. Penutupan ini menyusul laporan kinerja keuangan yang merosot tajam dalam beberapa kuartal terakhir, memicu kekhawatiran eksekutif dan pemegang saham Sritex. Dengan situasi keuangan yang kian memburuk, kelangsungan bisnis perusahaan menjadi pertanyaan besar.
Menurut laporan yang diterima, penurunan penjualan menjadi salah satu faktor utama yang berkontribusi pada masalah keuangan perusahaan ini. Efek pandemi COVID-19 juga memberikan dampak signifikan terhadap operasional Sritex. Lonjakan biaya bahan baku dan distribusi, serta ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan permintaan pasar yang berubah drastis, membuat Sritex berada di posisi sulit.
“Ini adalah situasi yang sangat sulit. Kami sudah berupaya melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan operasional, termasuk restrukturisasi utang dan efisiensi, namun tekanan ekonomi global dan lokal sangat berat,” ujar salah satu sumber internal Sritex yang enggan disebutkan namanya.
Tambahan lagi, tersiar kabar bahwa Sritex telah gagal memenuhi beberapa kewajiban utang yang jatuh tempo, sehingga dikhawatirkan bisa memicu langkah hukum dari para kreditur. Jika tidak ada solusi yang tepat dalam waktu dekat, ancaman kebangkrutan menjadi sangat nyata dan hal ini akan sangat merugikan para pemegang saham serta karyawan perusahaan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mengeluarkan peringatan kepada pihak Sritex terkait kemungkinan perusahaan didepak dari bursa saham. Hal ini biasa terjadi bila sebuah perusahaan tidak memenuhi aturan dan ketentuan yang berlaku terkait kelayakan sebagai perusahaan publik. BEI memberikan tenggat waktu kepada manajemen Sritex untuk menyampaikan skema penyelesaian masalah dan mempertahankan statusnya di bursa.
"Sritex diberi waktu tertentu untuk memperbaiki kinerja dan menyampaikan rencana bisnis yang jelas guna kembali memenuhi aturan di bursa dan menghindari delisting," jelas Direktur BEI, Hasan Fawzi, dalam pernyataannya.
Tentu, keluarnya Sritex dari bursa saham akan membawa dampak besar, tidak hanya bagi para pemegang saham tetapi juga bagi ribuan karyawan yang mengandalkan perusahaan ini sebagai mata pencaharian. Di Jawa Tengah sendiri, perusahaan yang berbasis di Solo ini merupakan lapangan kerja utama bagi banyak warga sekitarnya.
"Dampaknya tentu sangat besar, terutama bagi para pekerja bila perusahaan sampai tutup total," ungkap seorang karyawan Sritex yang tidak mau disebutkan namanya.
Masyarakat dan pemerintah daerah juga menyoroti dampak sosial dari masalah yang dialami Sritex. Pemerintah setempat berupaya mencari solusi untuk menyelamatkan perusahaan demi keberlangsungan ekonomi lokal dan juga kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidup pada industri tekstil ini.
Melihat situasi yang tengah dihadapi, muncul berbagai spekulasi mengenai langkah apa yang akan diambil oleh manajemen Sritex. Beberapa analis berpendapat bahwa mengundang investor strategis atau mengajukan permohonan restrukturisasi utang dapat menjadi opsi jalan keluar yang memungkinkan. Namun demikian, keputusan strategis tentu berada di tangan manajemen perusahaan bersama dengan dukungan penuh dari pemegang saham.
Para analis pasar modal diharapkan tetap memantau perkembangan ini, termasuk langkah yang diambil oleh manajemen Sritex dan kebijakan lebih lanjut dari BEI. Penyelesaian masalah yang tepat diharapkan tidak hanya akan bermanfaat bagi Sritex sendiri, tetapi juga bagi stabilitas pasar dan ekonomi nasional pada umumnya.
Sampai ada keputusan atau perkembangan lebih lanjut, para pemangku kepentingan dan investor Sritex masih harap-harap cemas menunggu langkah selanjutnya. Semua mata tertuju pada bagaimana perusahaan ikonik ini akan mengatasi tantangan terberat dalam sejarahnya dan apakah bisa kembali bangkit dari keterpurukan. Dan di saat yang bersamaan, rasa waspada turut menghantui bursa, menunggu kepastian nasib dari salah satu perusahaan tekstil terbesar di tanah air ini.

Herman
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025