
JAKARTA - Dalam upaya untuk terus mengembangkan industri asuransi di Indonesia, Dewan Asuransi Indonesia (DAI) menyoroti dua aspek penting yang harus menjadi fokus utama, khususnya dalam konteks asuransi kesehatan. Dua aspek tersebut adalah keterbukaan regulasi dan penguatan ekosistem distribusi produk asuransi.
Ketua Umum DAI, Yulius Bhayangkara, menegaskan bahwa kedua aspek ini adalah pilar utama dalam membangun industri yang lebih baik dan berkelanjutan. "Mohon tetap terbuka pintu untuk masukan," ujar Yulius dalam sesi diskusi pada CNBC Indonesia Insurance Forum 2025. Ia menekankan pentingnya regulasi yang baru untuk tetap terbuka terhadap masukan dari berbagai pemangku kepentingan guna memastikan kebijakan yang diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan industri dan tidak menimbulkan persoalan baru.
Keterbukaan Regulasi
Regulasi yang memungkinkan keterbukaan terhadap masukan dari berbagai pihak adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan kompleksitas yang dihadapi oleh industri asuransi saat ini. Dengan pendekatan yang inklusif, diharapkan kebijakan yang diambil tidak hanya bersifat top-down tetapi juga mencerminkan kebutuhan aktual di lapangan. Yulius menambahkan bahwa dengan aturan baru yang lebih adaptif, pengaturan industri akan menjadi lebih responsif dan mampu beradaptasi dengan perubahan dinamika pasar.
Penguatan Ekosistem Distribusi
Tak kalah pentingnya, penguatan ekosistem distribusi produk asuransi juga menjadi sorotan DAI. Memperbesar kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi, peningkatan kualitas produk, serta penerapan teori-teori baru dalam kalkulasi premi, semua ini menjadi bagian dari ekosistem yang perlu diperkuat. "Ekosistem asuransi harus dijaga dengan baik," kata Yulius, menekankan peran penting para agen, broker, bancassurance, dan berbagai pihak lainnya dalam mendukung industri ini.
Yulius mengingatkan bahwa masalah di salah satu elemen dalam ekosistem bisa berdampak luas, menciptakan ketidakseimbangan dan potensi reaksi negatif dari masyarakat. Sehingga, menjaga keharmonisan dan kekompakan dalam ekosistem ini menjadi prioritas yang harus dipegang teguh oleh seluruh stakeholder.
Tantangan Inflasi Medis
Di sisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK, Ogi Prastomiyono, mengungkapkan pentingnya perbaikan tata kelola dalam layanan kesehatan hingga asuransi kesehatan. Hal ini disampaikan untuk mengantisipasi inflasi medis yang tinggi di Indonesia, yang saat ini mencapai 10,1%, jauh di atas inflasi rata-rata yang hanya sekitar 3%.
"Edukasi terhadap kesehatan harus ditegakkan, pemerintah harus terlibat. Begitu juga perusahaan asuransi kesehatan sehingga ekosistemnya bisa berjalan dengan efisien," tutur Ogi dalam forum yang sama.
Transparansi dan Efisiensi
Ogi Prastomiyono juga menjelaskan bahwa transparansi adalah elemen kunci untuk meminimalisasi biaya kesehatan yang tinggi. Untuk mencapai ini, diperlukan perbaikan yang menyeluruh, termasuk pembentukan Medical Advisory Board, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta pengoptimalan proses dan ekosistem secara keseluruhan.
Lebih lanjut, OJK berencana menerbitkan sebuah surat edaran (SE) yang akan berfokus pada peningkatan proses-proses asuransi kesehatan. Surat edaran ini diharapkan keluar tahun depan dan akan mencakup pengaturan proses bisnis dari produk asuransi kesehatan, serta menyelaraskan kebijakan dengan BPJS Kesehatan dan rumah sakit.
Koordinasi Manfaat
Salah satu kebijakan penting yang akan diatur dalam SE OJK mendatang adalah Coordination of Benefit (CoB) atau koordinasi manfaat. Mekanisme ini bertujuan untuk mengatur pembatasan total manfaat asuransi kesehatan yang diterima oleh seseorang yang memiliki lebih dari satu penanggung asuransi. Dengan CoB, peserta asuransi dapat menerima manfaat optimal dari beberapa penanggung asuransi yang dimilikinya.
Dalam rangka membangun industri asuransi yang lebih kuat dan siap menghadapi tantangan di masa depan, keterbukaan, kolaborasi, dan penyempurnaan kebijakan menjadi langkah-langkah yang fundamental. Keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan asuransi, hingga masyarakat, menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi dinamika serta perubahan yang terus terjadi di sektor ini.
Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan industri asuransi Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh masyarakat.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Noussair Mazraoui Jadi Rekrutan Paling Berharga Manchester United
- Sabtu, 13 September 2025
Derby Manchester City vs Manchester United, Jadwal dan Live Streaming
- Sabtu, 13 September 2025
Guardiola Nilai Haaland Lebih Unggul Dibanding Striker Baru Liverpool Isak
- Sabtu, 13 September 2025
Guardiola Siap Ubah Manchester City Usai Donnarumma Gantikan Ederson
- Sabtu, 13 September 2025
Terpopuler
1.
Diskon OPPO Hingga Rp15 Juta di FBe 2025
- 13 September 2025
2.
Oppo A6 Pro Hadir, Usung Dimensity 7300 dan Baterai Jumbo
- 13 September 2025
3.
Xiaomi Perkuat Pengawasan Internal untuk Cegah Korupsi Perusahaan
- 13 September 2025
4.
5 HP Xiaomi Kamera Leica Terbaru dengan Hasil Foto Premium
- 13 September 2025
5.
Acer Swift Air 16, Laptop AI Ringan 16 Inci
- 13 September 2025