Kamis, 11 September 2025

IHSG Terpuruk, Sektor Finansial Mendapat Tekanan Berat

IHSG Terpuruk, Sektor Finansial Mendapat Tekanan Berat
IHSG Terpuruk, Sektor Finansial Mendapat Tekanan Berat

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, Kamis 27 Februari 2025. IHSG ditutup melemah 2,24%, berada di level 6.458,37, menyusul tekanan besar yang dialami oleh sektor finansial. Sebanyak 391 saham mengalami penurunan, 190 saham meningkat, dan 331 saham lainnya stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 6,4 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 9,56 miliar saham dari 676.271 kali transaksi.

Sektor Finansial Memimpin Penurunan

Sektor finansial menjadi salah satu sektor yang paling merasakan dampak dari kemerosotan IHSG hari ini, dengan penurunan sebesar 3,03%. Penyusutan ini diikuti oleh sektor utilitas yang menurun 2,43% dan sektor kesehatan yang melemah 2,09%. Saham-saham di perbankan besar turut berada di zona merah, menambah daftar panjang saham yang mengalami tekanan hari ini.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun cukup dalam sebesar 5,24%, yang berkontribusi menurunkan IHSG sebanyak 30,73 poin. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga memberikan kontribusi negatif sebesar 18,77 poin terhadap penurunan IHSG setelah tercatat turun 4,27% hingga jeda makan siang. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) masing-masing turun 2,85% dan 2,99%, memberikan kontribusi terhadap penurunan IHSG sebanyak 16,27 poin dan 4,76 poin.

Sentimen Asing dan Penurunan Peringkat MSCI

Tekanan terhadap IHSG ini juga dipicu oleh aksi jual dari investor asing. Dalam tiga hari terakhir, terdapat tren "net sell" oleh asing, dengan nilai mencapai Rp 3,47 triliun pada Senin (24/2), Rp 1,6 triliun pada Selasa (25/2), dan sebesar Rp 323,56 miliar pada Rabu sebelumnya. Tekanan jual dari asing ini mengindikasikan ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar saham Indonesia.

Kian memperparah situasi, Morgan Stanley baru-baru ini menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari 'equal-weight' (EW) menjadi 'underweight' (UW). Keputusan ini didorong oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik yang lemah dan meningkatnya tekanan terhadap profitabilitas sektor siklikal.

Menurut laporan Morgan Stanley, "Return on equity (ROE) saham-saham di China mulai pulih berkat efisiensi operasional dan perbaikan neraca keuangan, sementara Indonesia justru menghadapi perlambatan ekonomi yang berdampak negatif pada sektor siklikal."

Isu Likuiditas di Sektor Perbankan

Terpuruknya sektor perbankan juga dipengaruhi oleh isu likuiditas yang kembali mencuat. Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa dana pihak ketiga (DPK) perorangan mengalami kontraksi sebesar 2,6% year on year (yoy) pada Januari 2025, lebih dalam dibandingkan kontraksi 2,1% yoy pada Desember 2024. Sebaliknya, DPK korporasi justru tumbuh 14,2% yoy, yang menunjukkan adanya pergeseran likuiditas di pasar keuangan.

Mengomentari situasi ini, analis pasar modal, Dimas Prasetyo, menyatakan, "Kondisi sektor finansial saat ini sedang diuji oleh sejumlah tekanan. Selain faktor eksternal seperti pergerakan investor asing, faktor internal seperti isu likuiditas turut memperberat keadaan."

Prospek IHSG ke Depan

Dalam jangka pendek, sejumlah analis memproyeksikan bahwa IHSG akan terus berfluktuasi dengan kecenderungan bearish, selama isu-isu makroekonomi dan likuiditas belum menemukan titik terang. Meskipun demikian, investor diharapkan tetap waspada dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi arah pasar saham ke depan.

IHSG tengah menghadapi masa yang sulit seiring berbagai sentimen negatif yang mengelilingi pasar. Proses pemulihan indeks akan menuntut peningkatan kinerja ekonomi domestik dan stabilitas di pasar keuangan global. Dalam waktu dekat, pelaku pasar akan terus memantau perkembangan lebih lanjut untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi pada investasi mereka.

Rapli

Rapli

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BCA 2025 Permudah Modal UMKM Indonesia

KUR BCA 2025 Permudah Modal UMKM Indonesia

KUR BNI 2025 Bantu UMKM Tumbuh Dengan Mudah

KUR BNI 2025 Bantu UMKM Tumbuh Dengan Mudah

KUR Mandiri 2025 Mudahkan UMKM Kembangkan Usaha

KUR Mandiri 2025 Mudahkan UMKM Kembangkan Usaha

Tabungan Emas Pegadaian Kini Mudah Dan Bebas Pajak

Tabungan Emas Pegadaian Kini Mudah Dan Bebas Pajak

Kenali 4 Manfaat Asuransi Untuk Hidup Lebih Tenang

Kenali 4 Manfaat Asuransi Untuk Hidup Lebih Tenang