Saham Himbara Mengalami Penurunan Saat Kehadiran Danantara, Rosan Roeslani Ungkap Sebab dan Perkiraan Pemulihan
- Rabu, 26 Februari 2025

JAKARTA - Peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) bernama Danantara menghadirkan berbagai spekulasi tentang pengaruhnya terhadap pasar saham. Salah satu perhatian utama adalah dampaknya terhadap Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Dalam beberapa hari sebelum hingga setelah peluncuran Danantara yang diresmikan, saham-saham Himbara mengalami tren negatif.
Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, memberikan pandangan terperinci mengenai situasi ini dalam acara CNBC Economic Outlook 2025 yang diadakan di Jakarta. Rosan mengaitkan penurunan harga saham ini dengan faktor eksternal, di antaranya adalah peringkat Indonesia menurut Morgan Stanley Capital International (MSCI).
"Saham ini turun bukan baru satu dua hari, tapi memang sudah mengalami penurunan dan apalagi dari MSCI (Morgan Stanley Capital Indonesia), dari indeks patokan dunia ini memang menurun peringkat Indonesia," ungkap Rosan.
Sebagai latar belakang, MSCI adalah salah satu acuan utama bagi investor global untuk mengevaluasi iklim investasi di berbagai negara. Penurunan peringkat Indonesia dalam indeks ini bisa menyebabkan arus keluar modal, yang berdampak negatif pada saham-saham lokal termasuk saham-saham Himbara.
Berbagai data menunjukkan penurunan signifikan di saham-saham bank BUMN yang tergabung dalam Himbara. Pada hari peluncuran Danantara, saham BNI (BBNI) turun 2,33% menjadi Rp 4.200 per saham. Sementara itu, saham Bank Mandiri (BMRI) terkoreksi sekitar 0,99% menjadi Rp 5.025 per saham. Meskipun demikian, saham BRI (BBRI) sedikit menguat sebesar 0,77% ke angka Rp 3.920 per saham, meski secara mingguan tetap mencatat penurunan sebesar 2,73%.
Rosan, bagaimanapun, tetap optimis tentang prospek jangka panjang saham-saham Himbara. Dia menyuarakan keyakinannya bahwa saham-saham ini akan segera bangkit kembali, didukung oleh fundamental yang kuat.
"Saya meyakini ini saham kita akan rebound kembali, akan kembali naik. Karena kenapa? Kalau saya ini investasi itu percaya dengan fundamental. Fundamental dari BUMN-BUMN kita ini sangat baik," tegas Rosan.
Lebih lanjut, Rosan menjelaskan bahwa fluktuasi dalam pasar saham adalah hal yang alami, dan penting bagi investor serta pelaku usaha untuk memahami dinamika pasar. Dia menyebutkan bahwa harga saham bukanlah indikator tunggal kesehatan ekonomi atau potensi pertumbuhan perusahaan.
Dalam skenario saat ini, beberapa faktor lain seperti sentimen pasar global, kebijakan moneter, dan dinamika politik juga turut mempengaruhi pergerakan saham-saham BUMN. Namun, optimisme Rosan didasarkan pada keyakinan bahwa dengan manajemen risiko yang tepat, investasi pada saham-saham BUMN akan tetap menguntungkan dalam jangka panjang.
Dengan peluncuran Danantara, ada juga ekspektasi bahwa akan ada pergerakan baru dalam strategi investasi Indonesia yang lebih berani dan terarah. BPI diharapkan mampu menarik lebih banyak investasi asing dan memberikan imbas positif terhadap ekonomi nasional secara lebih luas.
Rosan menambahkan, "Dengan kehadiran BPI seperti Danantara, kita berharap bisa menampung lebih banyak investasi yang akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi perusahaan tertentu tapi juga bagi ekonomi negara.”
Bursa saham adalah cerminan dari persepsi dan spekulasi pasar mengenai situasi ekonomi dan politik. Oleh karena itu, penurunan yang terjadi tidak semata-mata disebabkan oleh berdirinya Danantara, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa dinamika global dan sentimen investor yang selalu berubah-ubah.
Ke depan, perhatian akan difokuskan pada bagaimana langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh perusahaan-perusahaan BUMN serta bagaimana Danantara dapat memainkan peran kunci dalam memfasilitasi aliran investasi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Sebagai langkah ke depan, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kebijakan ekonomi serta bagaimana badan-badan seperti Danantara mengimplementasikan strategi investasi yang menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan risiko. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta pasar saham yang lebih stabil dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Diskon OPPO Hingga Rp15 Juta di FBe 2025
- 13 September 2025
2.
Oppo A6 Pro Hadir, Usung Dimensity 7300 dan Baterai Jumbo
- 13 September 2025
3.
Xiaomi Perkuat Pengawasan Internal untuk Cegah Korupsi Perusahaan
- 13 September 2025
4.
5 HP Xiaomi Kamera Leica Terbaru dengan Hasil Foto Premium
- 13 September 2025
5.
Acer Swift Air 16, Laptop AI Ringan 16 Inci
- 13 September 2025