BRIN Luncurkan Platform Kolaborasi Internasional untuk Riset Pisang, Perkuat Ketahanan Pangan Global
- Jumat, 21 Februari 2025

JAKARTA - Pada pertengahan 2024, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan program penelitian terbaru yang bertujuan untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan global melalui riset pisang. Program yang diberi nama Riset dan Inovasi untuk Inovasi Maju (RIIM) ini merupakan platform kolaborasi internasional bertema pisang, dengan tujuan mengeksplorasi, mengkarakterisasi, dan melakukan pra-pemuliaan pisang liar Indonesia untuk menghasilkan varietas unggul yang lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim.
Program ini adalah hasil kolaborasi antara BRIN, Gates Foundation, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang bertujuan untuk mendukung inovasi di bidang pertanian dan memperkuat ketahanan pangan global. Kerja sama ini sejalan dengan upaya untuk menghasilkan varietas pisang yang tidak hanya tahan terhadap berbagai penyakit, tetapi juga dapat bertahan di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Menurut Ratih Asmana Ningrum, Manajer Program Kolaborasi Internasional Pisang dan Kepala Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN, saat ini telah ada 26 judul riset yang telah memperoleh pendanaan untuk karakterisasi dan pra-pemuliaan pisang. "Ini termasuk berbagai penelitian yang sudah dikolaborasikan dengan enam mitra internasional. Ke depan, kami berharap jumlah mitra ini akan terus berkembang, guna memperkuat ekosistem riset dan inovasi dalam bidang pangan," ungkapnya.
Baca Juga
Kolaborasi dengan Lembaga Internasional Terkenal
Platform riset pisang ini tidak hanya menyediakan pendanaan untuk penelitian, tetapi juga mendukung mobilitas para periset. Skema beasiswa pascasarjana, research assistant, postdoctoral, dan visiting researcher telah disediakan untuk membantu pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang pertanian. Sampai saat ini, sebanyak 35 mahasiswa telah lulus seleksi dan melanjutkan studi pascasarjana di IPB University, salah satu mitra utama dalam program ini.
Dalam rangka memperingati satu tahun perjalanan riset pisang, BRIN menyelenggarakan forum ilmiah bertajuk "Innovating the Future of Bananas: Sustainability, Disease Resistance, and Global Food Security" pada 11-12 Februari 2025. Forum ini menghadirkan para peneliti BRIN serta mitra kolaborasi dari dalam dan luar negeri, untuk memaparkan hasil penelitian terkait eksplorasi pisang liar Indonesia, karakterisasi berbasis omics, serta pemuliaan pisang untuk menghasilkan varietas unggul yang lebih tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim.
Pemanfaatan Teknologi Omics dan Rekayasa Genetika untuk Pisang yang Lebih Unggul
Pada sesi kedua forum ilmiah tersebut, berbagai topik mengenai riset pisang dibahas secara mendalam, termasuk tentang interaksi tanaman pisang dengan patogen dan penggunaan teknologi terkini untuk meningkatkan ketahanan pisang terhadap penyakit. Salah satu penelitian yang mendapat perhatian besar adalah yang disampaikan oleh Mo Awwanah, peneliti dari Pusat Riset Botani Terapan BRIN. Awwanah memaparkan hasil penelitiannya terkait dengan karakterisasi gen dalam interaksi pisang dengan patogen Fusarium yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman pisang.
“Identifikasi gen penyandi kitinase dari pisang liar Indonesia sangat penting dalam menghadapi ancaman penyakit Fusarium yang sering menyerang pisang,” ujar Awwanah. Ia juga menjelaskan penggunaan teknologi CRISPR/Cas9 dalam menghasilkan mutasi genetik yang diharapkan dapat membuat pisang lebih tahan terhadap patogen ini. Teknologi ini memungkinkan untuk menghasilkan tanaman pisang yang lebih tahan terhadap berbagai penyakit melalui perubahan genetik yang lebih terarah.
Habib Rijzaani, peneliti dari Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, juga menyampaikan pentingnya pendekatan pangenom dalam pengembangan varietas unggul pisang. Pangenom adalah pendekatan yang memungkinkan eksplorasi variasi genetik lebih luas, dan memberikan peluang besar untuk menciptakan pisang yang lebih tahan terhadap penyakit serta dapat bertahan di tengah perubahan iklim yang semakin ekstrem. “Pemahaman terhadap pangenom dapat mempercepat pemuliaan pisang,” ujarnya.
Keanekaragaman Genetik Pisang Liar Indonesia Sebagai Kunci Sukses
Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya genetik pisang liar yang sangat kaya, mulai dari Sumatra hingga Papua. Keanekaragaman genetik ini berpotensi besar dalam pengembangan varietas unggul pisang yang lebih adaptif terhadap berbagai tantangan di sektor pertanian. Ridwan, peneliti dari Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, menekankan bahwa penting untuk mengoptimalkan budi daya pisang liar sambil melestarikan keanekaragaman genetiknya. Ini akan menjadi dasar bagi pemuliaan pisang yang berkelanjutan dan dapat diandalkan dalam menghadapi berbagai ancaman, baik penyakit maupun perubahan iklim.
Salah satu strategi utama dalam menghasilkan pisang unggul adalah melalui teknik embriogenesis somatik dan fusi protoplas. Hal ini dijelaskan oleh Tri Handayani, peneliti dari Pusat Riset Botani Terapan BRIN, yang berfokus pada pengembangan hibrida pisang liar yang resisten terhadap penyakit seperti Banana Bunchy Top Virus (BBTV) dan Fusarium oxysporum (Foc). "Kami sedang mempersiapkan tanaman induk sebagai sumber material untuk kultur embriogenik, yang diharapkan bisa menghasilkan pisang dengan ketahanan terhadap BBTV dan Foc,” ungkap Handayani.
Teknologi CRISPR-Cas9 untuk Meningkatkan Ketahanan Pisang terhadap Penyakit
Sri Koerniati, peneliti dari Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN, menjelaskan bahwa salah satu pendekatan terbaru dalam riset pisang adalah penggunaan teknologi CRISPR-Cas9 untuk mengedit genom pisang. Teknologi ini memungkinkan peneliti untuk menargetkan gen resistensi terhadap penyakit, sehingga pisang dapat lebih tahan terhadap BBTV dan Foc. Menurut Koerniati, teknologi ini memberikan harapan besar dalam menciptakan tanaman pisang yang lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Kristianto Nugroho, peneliti dari Pusat Riset Hortikultura BRIN, juga menekankan pentingnya penggunaan mutagenesis terarah dengan CRISPR-Cas9 untuk menargetkan gen MAPK1 yang berperan dalam mengatur respons stres tanaman. Pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan pisang yang lebih adaptif terhadap kondisi lingkungan yang semakin tidak menentu.
Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Pisang Indonesia di Pasar Global
Selain meningkatkan ketahanan pisang terhadap penyakit dan perubahan iklim, penelitian yang dilakukan oleh BRIN juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pisang, seperti rasa, aroma, nilai gizi, dan tekstur. Wahyuni, peneliti dari Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN, mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, produksi pisang global mencapai 139,3 juta ton, namun kualitas pisang sangat dipengaruhi oleh variabilitas genetik dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu, penanganan pascapanen, termasuk transportasi dan penyimpanan, sangat penting dalam menjaga mutu pisang.
“Penelitian kami juga berfokus pada pengembangan profil produk pisang khas Indonesia guna meningkatkan daya saing pisang Indonesia di pasar global,” ujarnya.
Dengan berbagai inovasi yang sedang dikembangkan, BRIN menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan global dan keberlanjutan pertanian. Melalui pemanfaatan keragaman genetik pisang liar Indonesia, Indonesia siap menjadi pemimpin dalam riset pisang dan berkontribusi dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dunia.

Regan
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Harga Emas Hari Ini Stabil Menguat Positif
- 07 September 2025
2.
KUR BSI 2025 Dukung UMKM Tumbuh Positif
- 07 September 2025
3.
KUR BCA 2025 Permudah UMKM Raih Modal
- 07 September 2025
4.
Mudahnya Akses KUR BNI September 2025
- 07 September 2025
5.
Saldo Minimum Jadi Syarat Prioritas Bank Ternama
- 07 September 2025