
JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso, menyoroti fenomena konten kreator yang mulai meresahkan para investor dan pemegang saham BRI. Dalam sebuah konferensi pers yang digelar pekan lalu, Sunarso mengungkapkan kekhawatiran atas berbagai konten yang menyebar di media sosial dengan narasi-narasi yang dinilai bisa merugikan stabilitas pasar dan menimbulkan kegelisahan di antara para pemegang saham.
Seiring dengan meningkatnya media sosial sebagai platform informasi, banyak investor ritel semakin menggantungkan diri pada konten digital untuk menentukan langkah investasi mereka. Namun, Sunarso merasa perlu mengingatkan masyarakat bahwa tidak semua informasi yang beredar adalah valid atau dapat diandalkan. "Konten yang menyebar tanpa dasar analisis kuat dapat menyesatkan publik dan menurunkan kepercayaan terhadap emiten," ujar Sunarso dalam pernyataannya.
Maraknya Informasi yang Menyesatkan
Popularitas konten kreator dalam mempengaruhi keputusan finansial tidak dapat dipandang sebelah mata. Dengan jumlah pengikut yang besar, kebanyakan dari kreator ini memiliki pengaruh yang signifikan atas persepsi pasar. Namun, ketika konten yang disampaikan tidak akurat atau hanya berfokus pada aspek sensasional tanpa ada analisis mendalam, hal ini dapat menjadi persoalan serius bagi perusahaan terbuka seperti BRI.
Menurut Sunarso, sebagai lembaga keuangan yang sudah berdiri sejak lama, BRI telah terbiasa berhadapan dengan dinamika pasar yang beragam. Namun, tantangan muncul ketika informasi menyesatkan menyebabkan keputusan yang tidak tepat oleh investor. "Kami memahami bahwa transparansi dan komunikasi yang baik dengan investor adalah kunci. Oleh karena itu, kami terus berupaya memberikan informasi terkini dan akurat mengenai situasi perusahaan," kata Sunarso.
Langkah Antisipasi BRI
Menanggapi tantangan ini, BRI berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan publik terutama terkait dengan investasi saham. Salah satu langkah yang diambil adalah menyediakan forum edukatif serta melakukan sosialisasi secara berkala kepada investor. Sunarso menekankan pentingnya investor untuk melakukan cross-check terhadap setiap informasi yang mereka terima.
Sunarso juga mengajak para pemegang saham untuk lebih mendalami laporan keuangan resmi perusahaan, mendengarkan laporan kinerja secara berkala, serta mengandalkan sumber terpercaya. Pengetahuan ini penting agar tidak terpengaruh oleh informasi yang belum tentu benar dan bisa jadi hanya bertujuan untuk spekulasi. "Investor sejati adalah mereka yang selalu mencari kebenaran dan pengertian yang mendalam sebelum mengambil keputusan," ujarnya.
Dampak pada Pasar Saham
Berdasarkan data terbaru, fluktuasi saham BRI memang sempat terpengaruh oleh narasi-narasi negatif yang beredar. Meski demikian, Sunarso optimis bahwa dengan komunikasi yang baik dan terbuka, perusahaan mampu through pasar kembali stabil. "Pasar memiliki mekanisme penyembuhan sendiri dan para investor akhirnya akan kembali kepada fundamental perusahaan. BRI tetap kuat secara kinerja dan kami akan terus fokus pada tujuan jangka panjang," tambah Sunarso.
Seruan pada Kreator Konten
Sunarso juga tidak lupa memberikan saran kepada konten kreator untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi terkait investasi. "Kami menghargai kreativitas dan inisiatif masyarakat dalam berbagi informasi. Namun, alangkah baiknya jika setiap pesan yang disebarkan berbasis pada fakta dan data yang bisa dipertanggungjawabkan," imbuhnya.
Ia menekankan pentingnya bagi para kreator untuk mempelajari lebih dalam mengenai dunia keuangan dan investasi sebelum memberikan pendapat atau informasi yang berkaitan dengan saham atau instrumen keuangan lainnya. Hal ini penting agar komunitas investasi dapat terus tumbuh dengan sehat dan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Refleksi dan Rekomendasi
Menutup pernyataannya, Sunarso mengingatkan bahwa investasi di pasar saham memerlukan kesabaran dan pemahaman yang mendalam. BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia terus berkomitmen mendukung inklusi keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Beriringan dengan perkembangan ekosistem digital, kesadaran berinvestasi yang benar menjadi semakin penting. Edukasi harus ditingkatkan tidak hanya oleh pemerintah dan lembaga keuangan, tapi juga dari komunitas itu sendiri. Dengan sinergi ini, diharapkan sektor keuangan Indonesia dapat tetap stabil dan tumbuh lebih baik di masa mendatang.

Herman
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025