APNI Siapkan Forum ESG untuk Dorong Tata Kelola Pertambangan Nikel Berkelanjutan di Indonesia
- Kamis, 13 Februari 2025

JAKARTA - Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) berencana untuk membentuk sebuah forum ESG (Environmental, Social, and Governance) yang didedikasikan untuk mendorong tata kelola pertambangan nikel yang berkelanjutan. Forum ini diharapkan menjadi platform penting yang menghubungkan para pemangku kepentingan internasional dan industri dalam membahas regulasi serta solusi yang holistik bagi sektor ini.
ESG, Pilar Penting Tata Kelola Pertambangan
Meidy Katrin Lengkey, Sekretaris Umum APNI, menekankan pentingnya konsep ESG dalam pengelolaan pertambangan nikel di Indonesia. Menurutnya, pendekatan ESG tidak hanya mencakup aspek lingkungan, tapi juga dimensi sosial dan tata kelola yang harus diperhitungkan dengan cermat. "Kalau kita berbicara lingkungan, itu berarti keadaan lingkungan sekitar tambang. Sosial berkaitan dengan dampak pertambangan terhadap ekonomi dan kesehatan masyarakat. Baru kemudian tata kelola, yang mencakup regulasi dan kepatuhan perusahaan," ungkap Meidy.
Dalam pernyataannya kepada nikel.co.id, Meidy menyatakan bahwa memahami ESG dari ketiga aspek ini sangat penting sebelum membahas solusi teknis seperti teknologi carbon capture storage (CCS). Hal ini menekankan betapa krusialnya pendekatan komprehensif dalam mengintegrasikan ESG pada setiap tahap operasional.
Tantangan Kesehatan di Sekitar Area Pertambangan
APNI mencatat bahwa isu kesehatan masyarakat menjadi salah satu perhatian utama. Beberapa uji kesehatan menunjukkan peningkatan kasus pneumonia di wilayah sekitar tambang dan smelter. Kondisi ini memicu kekhawatiran serius dan menandakan perlunya pendekatan lebih holistik dalam menangani dampak sosial dari kegiatan pertambangan.
"Inisiatif forum ESG ini bertujuan untuk mengundang berbagai agensi internasional dan pasar untuk mengetahui kebutuhan standar ESG global, serta bagaimana program ini dapat berkontribusi pada penurunan emisi karbon dari bijih nikel hingga produk olahan," jelas Meidy.
Kerja Sama dengan Lembaga Internasional
APNI tidak bergerak sendiri dalam mewujudkan inisiatif ini. Kolaborasi dengan lembaga internasional seperti International Responsible Mining Assurance (IRMA), Responsible Minerals Initiative (RMI), dan Nickel Institute diharapkan mampu menyusun regulasi ESG yang dapat diterapkan secara luas di sektor pertambangan nikel. "Penerapan regulasi ESG yang diterima pasar adalah kunci agar industri nikel Indonesia bisa tetap kompetitif," tegas Meidy.
Pentingnya regulasi ini digarisbawahi oleh Meidy dengan analogi regulasi seperti UU Minerba, yang meskipun mendapatkan pro dan kontra, tetap harus dijalankan setelah ditetapkan. "Kalau regulasi ESG sudah dituangkan dalam aturan, mau tidak mau pelaku industri harus mengikuti," pungkasnya.
Rencana Pelaksanaan Forum ESG pada April
Sebagai langkah konkret, APNI merencanakan forum ESG ini dapat digelar pada April mendatang. Acara ini akan menghimpun berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari produsen otomotif global ternama seperti Tesla, Mercedes, Hyundai, dan BYD. Selain itu, kementerian dan lembaga pemerintah terkait juga diundang untuk berpartisipasi.
Forum ini bertujuan untuk menyusun regulasi ESG yang tidak hanya mematuhi standar nasional tetapi juga memenuhi permintaan pasar global. Dengan menghadirkan pihak-pihak dari berbagai sektor, APNI berharap dapat menemukan solusi integratif yang memberdayakan industri nikel Indonesia sambil tetap memenuhi ekspektasi lingkungan dan sosial dari masyarakat internasional.
Arah Masa Depan Tambang Nikel Indonesia
Langkah yang diambil APNI ini mencerminkan kepedulian dan tanggung jawab untuk memastikan praktik pertambangan nikel di Indonesia berjalan lebih berkelanjutan. Forum ESG ini diharapkan menjadi katalis bagi kemajuan industri nikel, dengan menerapkan standar ESG yang mampu mengatasi tantangan lokal dan global yang dihadapi.
Dengan pencanangan forum ini, APNI membuka peluang bagi diskusi yang lebih produktif di antara semua pihak terkait. Hal ini sekaligus menegaskan komitmen APNI untuk tidak hanya fokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi, tetapi juga menjaga keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan pelestarian lingkungan serta kesejahteraan sosial. Inisiatif ini, bila berhasil, akan memperkuat posisi Indonesia dalam pasar global sebagai penyedia nikel yang berkomitmen pada prinsip ESG. Kata Meidy, "Forum ini nantinya diharapkan menjadi titik balik dalam pengelolaan pertambangan nikel yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan."
Melalui usaha bersama dan kolaborasi lintas sektor, APNI yakin bahwa penerapan ESG yang lebih baik dalam industri nikel akan membawa dampak positif tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga dalam upaya global menghadapi tantangan perubahan iklim dan sosial di era modern ini.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025