Kapal Selam Nuklir AS Berlabuh di Busan: Peringatan Keras dari Korea Utara
- Selasa, 11 Februari 2025

JAKARTA – Kehadiran kapal selam bertenaga nuklir milik Amerika Serikat di Asia Timur kembali memicu ketegangan internasional setelah Korea Utara menyampaikan peringatan keras menanggapi berlabuhnya kapal tersebut di pelabuhan Busan, Korea Selatan. Simak laporan lengkapnya mengenai konfrontasi ini yang semakin meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Peringatan dari Korea Utara
Pada Selasa, 11 Februari 2025, kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, melaporkan pernyataan tegas dari Kementerian Pertahanan Korea Utara, yang menyebutkan bahwa pihaknya siap mengambil tindakan apa pun jika kehadiran kapal selam AS menimbulkan ancaman keamanan. "Kehadiran kapal selam nuklir AS di Semenanjung Korea adalah ekspresi yang jelas dari histeria konfrontasi AS yang tak kunjung berakhir," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh KCNA.
Pernyataan yang sama juga menyampaikan kekhawatiran mendalam bahwa langkah ini bisa memprovokasi konflik bersenjata di kawasan. "Kami menyatakan kekhawatiran yang mendalam atas tindakan militer berbahaya dan perilaku bermusuhan AS yang dapat menyebabkan konfrontasi militer akut di sekitar Semenanjung Korea menjadi konflik bersenjata yang sebenarnya," menurut pernyataan itu. Korea Utara menuduh AS sebagai entitas hegemonik yang percaya bahwa dominasi bisa dicapai melalui kekuasaan.
Kehadiran Kapal Selam Nuklir di Busan
Berita tentang berlabuhnya kapal selam nuklir AS, USS Alexandria, pertama kali dikonfirmasi langsung oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Senin (10/2). Kapal selam tersebut, yang merupakan bagian dari Armada Pasifik AS, dijelaskan tengah dalam misi untuk mengambil perbekalan dan memberikan waktu istirahat bagi awaknya. Kapal dengan kategori serang cepat ini dikenal dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk.
Pemberhentian kapal selam ini juga dimanfaatkan untuk pertukaran informasi antara Angkatan Laut Korea Selatan dan AS, serta untuk merumuskan postur pertahanan gabungan yang lebih kokoh. Menurut pihak Korea Selatan, kerjasama ini merupakan bagian dari upaya yang telah lama dibentuk untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan.
Reaksi Internasional dan Dampak Terhadap Hubungan Diplomatik
Konfrontasi terbaru ini menambah daftar panjang ketegangan antara AS, Korea Utara, dan sekutu-sekutunya di kawasan Asia Timur. Negara-negara di sekitar Semenanjung Korea, seperti Jepang dan China, mengamati situasi ini dengan seksama. Keamanan maritim dan diplomatik kembali menjadi perhatian global, terutama di tengah meningkatnya retorika militer yang dikeluarkan Pyongyang.
Analis politik internasional, Dr. Min Jae-woo, berkomentar bahwa langkah AS mengirimkan kapal selam nuklir ke kawasan yang sensitif seperti Semenanjung Korea pasti akan direspon keras oleh Korea Utara. "Isu ini bukan hanya mengenai kehadiran kapal selam, namun juga tentang pesan kekuatan yang disampaikan AS kepada Korea Utara, yang tentunya tidak akan diterima begitu saja oleh Pyongyang," ujarnya.
Proses Diplomasi dan Perdamaian di Semenanjung Korea
Sejak lama, Semenanjung Korea menjadi pusat perhatian diplomasi internasional. AS dan Korea Selatan bersama-sama berupaya untuk meredakan ketegangan melalui berbagai forum dialog, namun respons keras Korea Utara sering kali menggagalkan upaya ini. Dalam konfrontasi terbaru ini, perhatian kembali tertuju pada bagaimana langkah diplomasi bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko konflik yang dapat berdampak besar bagi keamanan kawasan.
Kapal selam USS Alexandria diharapkan akan berlayar dari Busan dalam waktu dekat setelah menyelesaikan misi logistiknya. Namun dampak dari perhentian singkat ini mungkin akan berimbas lebih lama kepada hubungan diplomatik dan kestabilan regional.
Pernyataan dan Tindakan Selanjutnya
Hingga berita ini diturunkan, pihak AS belum memberikan tanggapan langsung mengenai peringatan Korea Utara tersebut. Namun, Menteri Pertahanan AS dikabarkan akan mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan posisi AS dan aliansinya di Semenanjung Korea. Wall Street Journal melaporkan bahwa Washington tetap berkomitmen pada Kesepakatan Pertahanan Bersama dengan Korea Selatan dan memastikan bahwa segala langkah yang diambil adalah untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan.
Di tengah ketidakpastian ini, penilaian internasional menggarisbawahi pentingnya dialog diplomatik yang melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan agar bisa menemukan solusi damai dan menghindari eskalasi militer lebih lanjut.
Sebagai kesimpulan, perkembangan ini mengingatkan kita bahwa dinamika geopolitik di Asia Timur tetap menjadi fokus keamanan global, dan setiap tindakan atau provokasi perlu ditimbang dengan hati-hati demi menjaga perdamaian dunia. Setiap langkah diplomatik, strategi militer, dan kebijakan luar negeri harus diarahkan untuk menciptakan stabilitas yang berkelanjutan di Semenanjung Korea dan sekitarnya.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.