Aceh Menghadapi Ancaman Dampak Hidrometeorologi akibat Perubahan Iklim Global
- Senin, 10 Februari 2025

JAKARTA - Perubahan iklim global terus menunjukkan tren peningkatan, terutama dalam pemanasan global yang berdampak langsung pada kondisi cuaca ekstrem di seluruh dunia, termasuk di Provinsi Aceh. Ketua Departemen Fisika MIPA Universitas Syiah Kuala (USK) dan Ketua Divisi Penelitian Mitigasi Bencana Hidrometeorologi dan Perubahan Iklim TDMRC USK, Dr. Saumi Sahreza, menjelaskan bahwa sejak era industrialisasi, suhu global telah mengalami peningkatan yang signifikan.
"Dari data yang kami miliki, suhu global sejak tahun 1850 meningkat sebesar 1,1 derajat Celcius. Tahun 2016 dan 2020 tercatat sebagai dua tahun terpanas. Bahkan pada Juni 2023, kita melihat anomali suhu bumi mencapai 1,48 derajat Celcius, yang merupakan rekor tertinggi," ungkap Dr. Saumi dalam wawancaranya.
Dampak pada Aceh
Aceh, yang terkenal dengan iklim tropis, tidak luput dari dampak buruk perubahan iklim ini. Dr. Saumi menyoroti bahwa cuaca ekstrem menjadi lebih sering terjadi, mengakibatkan peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa suhu di Provinsi Aceh terus naik sejak tahun 2010.
Berdasarkan data Blue, tercatat bahwa anomali suhu di Aceh sejak tahun 2000 telah meningkat hingga 1,9 derajat Celcius. Peningkatan suhu ini memberi dampak buruk pada sektor pertanian, seperti yang dialami oleh petani di Aceh Besar dan Aceh Utara, yang menghadapi kekeringan dan gagal panen.
Bencana Hidrometeorologi Meningkat
"Mengamati data historis, kita tahu banjir besar di Banda Aceh terjadi pada tahun 1960-an dan 1970-an, dengan interval sekitar 22 tahun. Saat ini, interval tersebut menjadi lebih pendek, hanya sekitar 18-20 tahun," jelas Dr. Saumi. Pada tahun 2021, curah hujan di Banda Aceh mencapai angka ekstrem 175,5 mm per hari, meningkat dari 100-150 mm per hari yang tercatat pada tahun 2019. Peningkatan intensitas curah hujan ini menyebabkan frekuensi banjir meningkat, di mana beberapa daerah mengalami banjir hingga 2-4 kali dalam setahun.
Daerah selatan dan bagian tengah Aceh sering kali terkena imbas curah hujan ekstrem. Penelitian dari Departemen Fisika USK dan TDMRC menunjukkan pola cuaca yang berubah, dengan penurunan jumlah hari kering yang mengindikasi dampak langsung dari pemanasan global yang intensif.
Strategi Mitigasi dan Adaptasi
Menghadapi situasi ini, Dr. Saumi menekankan perlunya langkah mitigasi dan adaptasi yang tepat guna meminimalisir dampak lebih lanjut. "Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi. Kita perlu perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan risiko bencana, peningkatan kapasitas drainase, serta teknologi pertanian yang lebih adaptif," paparnya.
Langkah preventif lainnya mencakup penyusunan kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Perhatian harus diberikan pada penanaman vegetasi yang bisa menahan erosi dan meningkatkan penyerapan air untuk mengurangi risiko banjir.
Dampak perubahan iklim global yang mempengaruhi Provinsi Aceh harus segera ditindaklanjuti dengan kebijakan yang tepat. Dari data yang ada, masalah ini tidak hanya mempengaruhi sektor pertanian tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat akibat penurunan kualitas lingkungan. “Langkah-langkah strategis harus segera diambil guna meminimalisir dampak buruk terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat,” pungkas Dr. Saumi.
Dengan demikian, pemantauan terus-menerus dan kerja sama antar lembaga diharapkan dapat mengantisipasi ancaman bencana hidrometeorologi yang kian meningkat di wilayah Aceh. Perlunya integrasi antara sains dan kebijakan publik menjadi kunci utama dalam mempersiapkan Aceh menghadapi tantangan perubahan iklim ini.
Referensi
- Dr. Saumi Sahreza dalam wawancara dengan RRI Banda Aceh
- Data BMKG dan penelitian dari Universitas Syiah Kuala (USK)
Upaya ini diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk keberlanjutan lingkungan di Aceh, memastikan masyarakat mampu bertahan dan berkembang meski di tengah tantangan iklim global.
Baca Juga

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.