Rabu, 10 September 2025

Target Ambisius Indonesia dalam Pengembangan Energi Nuklir: Siapa yang Akan Memimpin?

Target Ambisius Indonesia dalam Pengembangan Energi Nuklir: Siapa yang Akan Memimpin?
Target Ambisius Indonesia dalam Pengembangan Energi Nuklir: Siapa yang Akan Memimpin?

JAKARTA - Indonesia telah mengumumkan rencana ambisius untuk mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dengan target awal pelaksanaan sekitar 2029 hingga 2032. Langkah ini sejalan dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) untuk tahun 2025-2060, yang bertujuan untuk menambah kapasitas listrik dan mencapai target netral emisi karbon.

Komitmen Terhadap Energi Baru Terbarukan

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Yuliot Tanjung, menjelaskan dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta bahwa percepatan pengembangan PLTN merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk meningkatkan diversifikasi energi. "Pengembangan pembangkit nuklir diupayakan percepatan 2029-2032,"

Pentingnya diversifikasi energi ini juga ditegaskan Yuliot dengan menekankan bahwa kapasitas yang direncanakan cukup besar untuk memenuhi target net zero emission di Indonesia. "Kapasitasnya itu cukup besar. Terkait dengan target kita untuk net zero emission, jika tidak ada cukup bauran energi, kita akan mengalami keterbatasan," katanya.

Namun, meski pemerintah serius dalam rencana memanfaatkan tenaga nuklir, tantangan nyata muncul dari sektor investasi. Hingga kini, belum ada satu pun perusahaan yang menunjukkan minat berinvestasi di bidang ini. "Oh gak ada, belum (perusahaan yang minat investasi)," ungkap Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, di Gedung DPR RI, Jakarta.

Kapasitas dan Lokasi Potensial

Rencananya, pembangunan tahap awal PLTN di Indonesia akan dimulai dengan kapasitas 250 Mega Watt (MW), yang kemudian akan bertambah menjadi 250 MW lagi pada tahun 2033. "Terus nanti bisa dibuka untuk yang lebih besar lagi, begitu," tambah Eniya, sembari menyebut perlunya adanya NEPIO dan Keputusan Presiden (Keppres) untuk melanjutkan rencana tersebut.

Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan pembangunan pusat tenaga nuklir dengan kapasitas total mencapai 4,3 gigawatt (GW), yang terdiri dari berbagai jenis teknologi nuklir termasuk Small Modular Reactor (SMR) terapung. "Sampai 4,3 GW termasuk SMR yang terapung dan ada beberapa pusat tenaga nuklir besar 1 GW masing-masing," jelas Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, dalam acara CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025.

Dewan Energi Nasional (DEN) sebelumnya telah mengindikasikan keberadaan 29 lokasi potensial di Indonesia untuk pembangunan PLTN, dengan total kapasitas yang bisa mencapai 54 gigawatt (GW).

Tantangan dan Kesempatan dalam Percepatan PLTN

Meskipun pemerintah memiliki rencana yang matang, tantangan utama dalam merealisasikan PLTN di Indonesia adalah minimnya minat investor. Ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kepastian regulasi serta risiko tinggi yang seringkali dikaitkan dengan investasi di bidang energi nuklir.

Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi bersih dan efisiensi energi, terutama untuk mengurangi emisi karbon dalam menghadapi perubahan iklim, peluang pengembangan energi nuklir menjadi semakin penting. Konsultasi terus dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk para investor potensial, untuk merumuskan model bisnis yang menarik dan meyakinkan.

Misalnya, penggunaan teknologi SMR, yang memungkinkan pembangkit listrik dibangun dalam unit yang lebih kecil dan lebih fleksibel, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor. Teknologi ini tidak hanya lebih hemat biaya tetapi juga memungkinkan pengembangan di daerah terpencil atau kawasan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik konvensional.

Upaya Regulasi dan Kebijakan

Ke depan, Indonesia perlu mempercepat penyusunan kebijakan dan regulasi terkait PLTN. Penerbitan Keputusan Presiden seperti yang disebutkan Eniya, akan menjadi langkah penting untuk memberikan kepastian hukum dan meningkatkan kepercayaan investor.

Di tingkat internasional, kerjasama dengan negara-negara yang telah sukses mengembangkan PLTN juga harus diperkuat untuk mendapatkan transfer teknologi dan pengetahuan. Dengan komitmen kuat, strategi jelas, dan dukungan semua pihak, Indonesia dapat memanfaatkan potensi energi nuklir untuk mendukung pencapaian target energi bersihnya.

David

David

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan

Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan

Sinergi Asperindo Dishub Perkuat Layanan Logistik Pontianak

Sinergi Asperindo Dishub Perkuat Layanan Logistik Pontianak

PLTS Hybrid PHR Permudah Belajar di SLB Rumbai

PLTS Hybrid PHR Permudah Belajar di SLB Rumbai

Balikpapan Tawarkan 5 Rumah Murah Strategis Dekat IKN

Balikpapan Tawarkan 5 Rumah Murah Strategis Dekat IKN

Pertamina NRE Perkuat Kolaborasi Energi Bersih Global

Pertamina NRE Perkuat Kolaborasi Energi Bersih Global